5 Tips Bantu Anak Menghadapi Pubertas

Kids

dewdew・11 Aug 2021

detail-thumb

Berbagai perubahan di masa puber bikin bingung anak sekaligus orangtuanya. Supaya nggak salah arah, berikut ini tips bantu anak menghadapi pubertas.

Pubertas pada anak bisa berarti perubahan fisik dan psikis. Buat sebagian anak, perubahan ini sangat mungkin bikin mereka bingung. Apalagi ada juga yang mengalami pubertas lebih awal, misalnya untuk anak perempuan dimulai sebelum usia 8 tahun, dan 9 tahun pada anak laki-laki. Now, parents come to the rescue! Di sinilah tugas kita sebagai orangtua untuk membantu mereka menghadapi pubertas dengan nyaman. Sayangnya, ada juga, nih, di antara kita, orangtua, ikut bingung menghadapi perubahan anak yang berkaitan dengan pubertas. Apalagi kalau sudah menyangkut perubahan mood, ya. Hidih, rasanya pengen ngacak-ngacak rambut. Nah, supaya kita nggak kesal sendiri tiap kali berhadapan dengan anak yang lagi beranjak dewasa, tapi juga belum bisa dibilang dewasa, ini, ada tipsnya Mommies. Beberapa tips ini bisa bantu anak menghadapi pubertas.

Bangun citra positif terhadap pubertas itu sendiri

Kalau kata Charles Wibbelsman, MD, chief of adolescent medicine di Kaiser Permanente, California, Amerika Serikat, "Sebenarnya sangat penting bagi orang tua untuk memperkuat citra positif tentang pubertas di mata anak. Jelang pubertas, seringkali anak mengalami kebingungan, jadi bantu mereka untuk melihat bahwa masa-masa pubertas merupakan masa-masa yang normal dan pasti akan dilalui oleh semua orang.” Sayangnya orangtua yang juga minim edukasi, seringkali malah bikin momen-momen ini, tuh, jadi penuh tekanan buat anak. Jadikan orangtua sosok yang bisa dipercaya anak, dia jadi ikhlas dan jujur tentang apa yang dia rasakan dan alami di saat ini. 

Contohnya saja, nih, anak laki-laki mommies mungkin merasa malu kalau tiba-tiba ia ereksi tanpa rangsangan. Alih-alih menertawakannya, mommies dan pasangan bisa sampaikan padanya bahwa ereksi adalah hal yang normal ketika seorang manusia itu tumbuh dan berkembang. Jadi nggak perlu malu. 

Pahami pasang surut emosi anak

Kita juga dulu pernah masuk masa remaja, kan, ya, mommies. Tahu, deh, pasti apa yang dirasakan. Emosi di masa remaja itu penuh dengan pasang surut. Ini, nih, yang sering bikin bingung, terutama buat anak perempuan. That’s why kita harus hadir sebagai sosok yang bisa memahami pasang surut emosinya. Buat anak perempuan, naik turun mood biasanya menyertai periode datang bulan. 

Baca juga: Perubahan Emosi Pada Anak di Masa Puber

Dengarkan saja dulu

Ketika mereka bercerita, berkeluh kesah, atau bertanya, hindari langsung di-judge atau dinasehati apalagi berbagi pengalaman soal masa lalu. “Aduh, itu, mah, mama juga pernah begitu. Santai aja, kamu nggak usah berlebihan!” padahal dulu sama sekarang, kan, beda, ya. Hargai mereka yang sudah mau jujur mengatakan perasaan dan emosinya saat ini. Dengarkan saja dulu apa yang mereka ceritakan. Terkadang, kita juga bisa belajar banyak, lho, dari cerita mereka. 

Dukung anak menjaga kebersihan dan merawat tubuhnya

Pembalut, tampon, deodoran, hingga obat jerawat, bisa jadi beberapa produk yang anak butuhkan di momen pubertas ini. Ini saatnya mommies mengenalkan pada anak mengenai kebersihan diri. Kebersihan diri di sini nggak sebatas cuci tangan pakai sabun, mandi dua kali sehari, dan sikat gigi, ya. Kalau itu sudah basic, dan sudah harus jadi kebiasaan. Tapi saat ini juga saatnya mommies mengajarkan kebiasaan kebersihan tentang bagaimana memperlakukan pembalut bekas pakai, bagaimana membersihkan diri setelah mimpi basah, hingga memperlakukan jerawat hormon yang bandel banget. 

Jadikan titik poin bicara mengenai perilaku seksual

Seks bisa menjadi topik yang nggak nyaman bagi anak-anak dan orangtua untuk didiskusikan. Namun demikian, sangat penting mommies menyiapkan anak-anak mengenai seks sedini mungkin. Tentu disesuaikan dengan umurnya, ya. Nah, ketika memasuki masa pubertas, topik seks bisa didiskusikan lebih jauh lagi. Apa lagi di masa ini kadar hormon sudah pasti meningkat, itulah sebabnya minat anak pada seks ikut meningkat. 

Salah satu perilaku seks yang tampak dominan di masa ini adalah masturbasi. Ini merupakan cara yang umum dan sangat normal bagi anak laki-laki dan perempuan untuk mengeksplorasi seksualitas mereka sendiri. Apakah perilaku ini benar atau salah, ada baiknya setiap keluarga memiliki panduan. Masalah perilaku seks bisa menjadi sesuatu yang nggak nyaman dibicarakan, namun bukanlah hal yang berbahaya. Jadi pastikan untuk mendiskusikannya agar perilaku tersebut dapat diatasi dengan baik. Kalau mommies merasa nggak nyaman, bisa konsultasi pada ahli, bagaimana cara memulai, dan topik apa yang perlu dibahas sesuai dengan usia dan rasa penasaran anak. Soalnya anak, kan, beda-beda, ya, tingkat curiosity-nya.

Baca juga: Tahapan Pubertas Pada Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan

Yang penting diingat, orangtua adalah orang yang paling berpengaruh dalam kehidupan anak, jadi alangkah baiknya kalau kita bisa menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya tentang apapun.

Image: Freepik