Sorry, we couldn't find any article matching ''
Mandi Bareng Anak, Boleh Nggak Sih? Ini Kata Para Pakar
Jangan sampai mandi bareng anak menjadi kebiasaan sehari-hari. Perhatikan juga batasan usia anak ya, mommies, jangan sampai keterusan hingga besar.
Atas alasan praktis, terkadang orang tua memutuskan untuk mandi bersama anak. Kebanyakan, para ibu yang mandi bersama anak laki-laki atau anak perempuannya. Namun, ada juga para ayah yang mandi bersama anak perempuannya. Sebetulnya, boleh nggak, sih, orang tua mandi bareng anak?
Mandi bareng anak menurut para pakar
Ada beragam pendapat dari para ahli mengenai hal ini. Selain itu, prinsip dari setiap keluarga turut memengaruhi pandangan orang tua tentang mandi bersama anak.
Dra. Dewi Mariana Thalib, seorang Psikolog dari Klinik Medika Bayuadji berpendapat bahwa mandi bersama anak sebaiknya dilakukan atas dasar alasan efisien saja. Misalnya, sedang terburu-buru untuk pergi ke suatau tempat, dan bukan sebuah kebiasaan rutin.
Sementara Efnie Indrianie, M. Psi., seorang Psikolog Anak dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung menjelaskan bahwa mandi bersama anak hendaknya dijadikan orang tua juga sebagai kesempatan untuk memberikan edukasi seks kepada anak. Bagaimana anak mulai dilatih untuk menjaga privasi organ-organ intimnya, dan tidak membiarkan orang lain melihat dan menyentuh bagian-bagian tubuh tertentu seperti dada, organ intim, paha, dan seterusnya.
Lebih lanjut, Efnie mengungkapkan batas waktu mommies boleh mandi bareng si kecil maksimal 5 tahun. Sebab, di usia tersebut organ reproduksi anak mulai berkembang, sehingga respons seksual mulai dapat dirasakan anak.
Senada dengan itu, dikuti dari Kompas, dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG dan dr. Sonia Wibisono dalam bukunya Adik Bayi Datang dari Mana? A-Z Pendidikan Seks Usia Dini, menerangkan bahwa kebiasaan mandi bareng anak harus dihentikan orang tua setelah anak berusia 5 tahun. Pada usia tersebut anak sudah harus belajar mandiri dan dapat mandi, buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) sendiri. Ini untuk menghindari timbulnya respon seksual anak melalui sentuhan orang tua. Kalaupun anak membutuhakan pendampingan, sebaiknya sudah mulai dipisahkan sesuai jenis kelamin. Artinya, anak perempuan tidak boleh lagi dimandikan atau dibasuh setelah BAB oleh sang ayah.
Pastikan orang tua siap menjawab pertanyaan-pertanyaan anak
Psikolog Anak dan Remaja Mentari Anakku, Alia Mufida, M.Psi berpendapat, sebaiknya orang tua membatasi kegiatan mandi bareng anak maksimal hingga anak berusia 3 tahun. Alasannya, orang tua tentu ingin mengedukasi anak bahwa alat kelamin adalah sesuatu yang sifatnya pribadi dan harus dijaga. Hanya boleh dilihat oleh diri sendiri, atau oleh orang tua atau dokter dengan keperluan tertentu. Jika orang tua tetap mandi bersama anak, apalagi hingga besar, itu bisa mengaburkan ajaran orang tua tentang menjaga privasi tubuh anak itu sendiri.
Selain itu, di sekitar usia empat tahunan, anak sedang berada pada masa-masa eksplor seputar tubuhnya, termasuk kelamin. Khawatirnya, dengan mandi bareng anak, akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari anak yang belum siap dijawab oleh orang tua. “Katakanlah orang tua siap menjawab, belum tentu anak mampu memahaminya pada saat itu. Alih-alih mengerti, malah bisa memunculkan rasa penasaran pada anak yang belum saatnya timbul,” jelasnya.
Ada cara lain untuk memberikan pendidikan seks kepada anak tanpa harus mandi bareng anak. Dengan memandikan dan memakaikan baju anak saja, mommies bisa tetap menjelaskan bagian-bagian tubuh anak. Selain itu sudah banyak buku-buku bergambar yang bisa mommies gunakan juga untuk mendukung pendidikan seks sejak dini. Jadi, mandi bareng anak, sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan, ya, mommies!
Baca juga:
Pertanyaan Tentang Edukasi Seks pada Anak yang Sering Membuat Orang tua Pusing
Edukasi Seks pada Anak Berkebutuhan Khusus, Bagaimana Caranya?
Follow us on Instagram
Share Article
COMMENTS