banner-detik
SELF

Fakta Virus Corona Varian Eta yang Sudah Terdeteksi di Jakarta

author

Dhevita Wulandari12 Jul 2021

Fakta Virus Corona Varian Eta yang Sudah Terdeteksi di Jakarta

Tidak lama setelah virus corona varian Delta, muncul kasus covid-19 dengan varian baru yaitu varian Eta yang ditemukan di Indonesia.

Per 6 Juli 2021, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI mencatat 553 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 dari enam jenis varian covid-19 yang teridentifikasi di Indonesia dan mengumumkan virus corona varian Eta atau B.1.525 yang ditemukan di DKI Jakarta.

Berdasarkan penjelasan dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, varian ini sudah terdeteksi dan ditemukan di banyak negara sejak Desember 2020. Terdapat beberapa fakta dari mutasi virus corona Eta.

Masuk kategori Variant of Concern

Berdasarkan data dari situs WHO, virus Eta merupakan virus yang masuk kategori variants of interest (VOI) atau merupakan salah satu virus yang menyebabkan penularan.

Mutasi dari EeK atau E484K

Mutasi baru virus corona dikelan dengan nama E484K atau “Eek”. Varian eta merupakan mutase dari E484K, seperti mutasi virus lainnya P.2 (Zeta), P.1 (Gamma), dan B.1.351 (Beta) dan beberapa strain seperti B.1.526 (Lota) dan B.1.17 (Alfa).

Terdeteksi di Inggris dan Afrika

Varian Eta pertama kali terdeteksi di Inggris dan Nigeria, Afrika Barat sejak Desember 2020 menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC.

BACA JUGA:

Cegah Happy Hypoxia pada Anak Melalui Latihan Pernapasan Berikut Ini

Menyebar di 70 Negara

Berdasarkan data dari institusi yang dibuat oleh Pemerintah Jerman untuk mempelajari data genetika virus, GISAID menunjukkan bahwa varian Eta telah tersebar di beberapa negara. Salah satu yang terbanyak didapati di Kanada dengan total 1.415 kasus. Varian Eta juga sudah ditemukan di 70 negara, di antaranya Amerika Serikat sebanyak 1.190 kasus, Jerman 738 kasus, Prancis 691 kasus hingga menyebar ke Denmark, inggris, Italia, Nigeria, dan Spanyol.

Di Asia, tercatat ada beberapa negara yang sudah tersebar oleh varian ini seperti di India yang menjadi negara terbanyak dengan penemuan kasus varian Eta yaitu 226 kasus. Disusul negara lainnya seperti Bangladesh, Jepang, Singapura dan Filipina.

Belum terbukti menular

Sampai saat ini belum ada pembuktian bahwa varian Eta lebih menular dan menghasilkan rasa sakit yang lebih parah dibanding varian virus yang sudah ada. Para ahli dilaporkan masih mempelajari seberapa besar risiko dari varian ini. Meski begitu masyarakat disarankan untuk tetap waspada dan tetap menjaga protokol kesehatan. Terlebih lagi beberapa ahli kerap menyebut bahwa mutasi dari virus orisinil terbilang lebih cepat menular, seperti yang terjadi pada beberapa varian yang sudah menyebar di Indonesia.

Sumber artikel CNN

Photo by Martin Sanchez on Unsplash

Baca juga:

4 Langkah Meningkatkan Saturasi Oksigen, Termasuk Proning

Cover image: Freepik

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan