banner-detik
PARENTING & KIDS

Pesan Untuk Orang Tua dengan Satu Anak (Saja)

author

Ficky Yusrini25 Mar 2021

Pesan Untuk Orang Tua dengan Satu Anak (Saja)

Saya hanya punya satu anak dan tidak berencana untuk memiliki anak lagi. Dan sebagai orang tua dengan satu anak, saya mencoba melakukan beberapa hal berikut ini.

Saya sudah kenyang dengan bombardir pertanyaan, “Kapan nambah anak?” “Kenapa enggak nambah satu lagi, biar komplit?” Hidup dengan hanya satu anak, tidak selalu karena pilihan kita sendiri. Saya juga bukan tipe yang ideologis banget dengan prinsip anak cukup satu, supaya tidak menambah populasi manusia di dunia ini. Tidak bisa dipungkiri, ada masa-masanya ketika saya dan suami ingin kehadiran bayi lagi di rumah, tapi ada juga ketakutan untuk tidak mampu memenuhi tanggung jawab yang teramat besar.

Sekarang kami sudah berdamai dengan keadaan. Punya satu anak sudah membuat hidup kami ‘penuh’. Sering saya dengar dari orang, pandangan negatif tentang anak tunggal, ia akan menjadi anak yang kesepian, egois, manja, maupun rendah kemampuan bersosialisasi. Sehingga, hal terbaik yang bisa dilakukan orang tua adalah untuk memberinya adik. Kekhawatiran ini sering membawa para orang tua dengan anak tunggal merasa bersalah sehingga memberi kompensasi yang berlebihan pada anak, misalnya, dengan memberinya terlalu banyak perhatian ataupun menuruti segala keinginannya. Orang tua perlu menyadari bahwa pengembangan diri yang positif dan keterampilan sosial yang baik tidak bergantung pada apakah anak punya saudara kandung atau tidak.

Baca juga: 6 Hal yang Hanya Dipahami Orang tua dengan Satu Anak

Hindari Sikap Overprotektif

Takut berlebihan kalau anak kenapa-kenapa, sering berujung orang tua tidak membiarkan anak mengambil risiko. Pergi kemana-mana diantar jemput, dilarang ke luar rumah sendiri, takut meninggalkan anak di rumah sendiri, ke warung sendiri, dan sebagainya. Tujuannya sih, demi keamanan, namun akhirnya anak jadi tidak belajar untuk mempercayai kemampuanya sendiri.

Mendorong Hubungan Sosial

Hal yang paling sering ditakutkan para orang tua dari anak tunggal adalah anak jadi kesepian. Ini juga menjadi ketakutan saya. Mati-matian saya berusaha mendorong anak punya kehidupan sosial, main dengan teman, teman sekolah, tetangga, para sepupu, dan sebagainya. Kalau perlu, saya tungguin, play date dengan siapa pun yang ia mau. Namun demikian, ia sudah menunjukkan kepribadian introvert-nya yang cukup kuat. Ia nyaman dengan dirinya sendiri tanpa pernah merasa kesepian. Lama kelamaan, ia punya gayanya sendiri dalam bersosialisasi, memilih teman mana yang cocok dan membuatnya nyaman, dan bagaimana ia berkomunikasi dengan teman-temannya, tanpa perlu intervensi berlebihan dari saya.

Jangan Jadikan Ia Pusat Semesta

Orang tua mana yang tidak cinta sama anaknya. Terlebih anak tunggal, seringkali menjadi fokus utama dan pusat perhatian dari orang tua. Sebesar apa pun kita mencintai si anak tunggal, jangan lupa untuk tetap mencintai diri kita sendiri, punya dunia sendiri, bahkan kalau perlu melampaui diri kita sendiri. Dan bahwa kebutuhan, energi, perhatian, dan seluruh waktu kita tidak hanya terserap untuk si anak saja, tapi juga kita curahkan untuk hal lain yang tidak kalah penting, kebahagiaan kita dan sesama.

Tetapkan Ekspektasi yang Realistis

Anak adalah pribadi utuh, bukan lembaran kosong yang bisa dibentuk sesuai keinginan kita. Jangan jadikan anak tunggal kita sebagai tumpuan seluruh impian dan obsesi kita. Katakanlah, apabila anak kita empat, bisa jadi ada yang bakat di seni, ada yang unggul dalam olahraga, yang lain berprestasi di bidang akademik. Sedangkan, jika anak hanya satu, lantas kita berharap anak bagus dalam banyak hal dan kita menetapkan ekspektasi yang tidak realistis karena ia harus menjadi satu-satunya kebanggaan kita. Biarkan mereka berkembang dengan bakat dan passion mereka sendiri, walaupun itu bertentangan dengan kemauan kita.

Beri Anak Tanggung Jawab

Cara untuk mendidik mereka agar tidak menjadi pribadi yang manja dan egois salah satunya lewat pemberian tanggung jawab pada anak agar terlibat dengan pekerjaan rumah. Dengan memberdayakannya anak juga belajar untuk melayani orang lain, punya keterampilan hidup praktis untuk bekal kemandiriannya nanti.

Baca juga: Membesarkan Anak Tanpa Sosok Ibu

Photo by Yogendra Singh on Unsplash

Share Article

author

Ficky Yusrini

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan