Sorry, we couldn't find any article matching ''
Covid-19 Sepuluh Kali Lebih Berisiko Mematikan pada Down Syndrome
Berbeda dengan orang biasa, orang dengan Down Syndrome yang mengalami Covid-19, 5 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit dan 10 kali lebih berisiko meninggal.
Sciencemag.org - Catherine Ross diliputi ketakutan saat pandemi Covid-19 terjadi tahun lalu dan menyerang adik perempuannya, Amanda Ross (36), penderita Down Syndrome (DS) yang membuatnya sangat rentan terhadap virus pernapasan. Amanda Ross telah berulang kali dirawat di rumah sakit karena pneumonia. Pada 2017, dia menggunakan ventilator dan hampir meninggal.
Pada 31 Maret lalu, ia didiagnosis mengalami Covid-19. Dokter memberitahu keluarga dekatnya bahwa mengingat riwayat Amanda Ross, mereka perlu bersiap menghadapi yang terburuk. Hal ini terjadi karena orang dengan DS atau dikenal dengan trisomy 21 akan berurusan dengan berbagai tumpukkan yang harus mereka perangi dalam tubuhnya saat berhadapan dengan virus.
Orang dengan Down Syndrome jauh lebih berisiko saat terinfeksi Covid-19
Seperti yang kita tahu, banyak kelompok yang berisiko lebih tinggi meninggal akibat COVID-19, yakni orang dengan penyakit bawaan. Namun, berdasarkan penelitian besar di Inggris yang diterbitkan pada Oktober 2020, orang dengan DS yang terinfeksi Covid-19 lima kali lebih mungkin untuk dirawat di rumah sakit dan sepuluh kali lebih berisiko meninggal daripada populasi pada umumnya.
Para peneliti mencurigai latar belakang kelainan kekebalan pada orang dengan DS, yakni adanya tiga salinan kromosom 21 (di mana pada orang biasa terdapat hanya dua) yang membuat mereka lebih rentan terhadap COVID-19 yang parah. “Orang dengan DS merupakan populasi rentan yang memerlukan kebijakan dalam hal mendapatkan perlindungan,” kata Julia Hippisley-Cox, ahli epidemiologi klinis di sekolah kedokteran Universitas Oxford dan penulis senior di studi Inggris.
Kesulitan berkomunikasi menghalangi Down Syndrome mencari bantuan
Organisasi DS di Inggris sedang berusaha mengeluarkan panduan berupa “Q&A terkait Covid-19 dan Down Syndrome”. Hal ini dilakukan untuk membantu para penyintas Covid-19 agar lebih memahami cara menjalani prosedur yang aman, karena ada kemungkinan orang dengan DS lebih sulit berkomunikasi dan memahami informasi terkait protokol kesehatan yang berlangsung selama pandemi. Mereka cenderung kesulitan memahami penerapan social distancing, maupun cara mencegah infeksi. Menurut koalisi Down Syndrome, orang dengan DS mungkin juga mengalami kesulitan dalam hal memberi tahu orang lain ketika mereka mengalami gangguan di tubuhnya, termasuk ketika merasa tidak enak badan. Sehingga ketika mengalami Covid-19, orang dengan DS mungkin tidak menyampaikan keluhan mereka bahkan mencari perawatan medis dengan cepat.
Usaha memprioritaskan Down Syndrome untuk segera mendapatkan vaksin
Pada 2 Desember lalu, Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris merekomendasikan untuk memprioritaskan orang dengan DS untuk segera mendapatkan vaksin. Namun sayangnya lebih dari 200.000 orang Amerika dengan DS sejauh ini belum dijadwalkan untuk vaksinasi dini. Pusat Pengendalian dan Pencegahan penyakit (CDC) juga tidak memasukkan DS dalam daftar populasi dengan kondisi berisiko parah akibat Covid-19. Meski para ahli pun sudah menyatakan bahwa kondisi orang dengan DS secara genetik dan imun tubuh yang tidak normal membuat mereka sangat rentan terhadap SARS-CoV-2 atau virus Corona. Seharusnya, hal ini bisa menguatkan pemerintah untuk mendahulukan vaksin pada Down Syndrome.
Baca juga:
Kunci Sukses Menyusui Bayi Down Syndrome
Share Article
COMMENTS