banner-detik
SELF

6 Pelaku Ghosting yang Sering Dijumpai para Ibu

author

fiaindriokusumo15 Mar 2021

6 Pelaku Ghosting yang Sering Dijumpai para Ibu

Mungkin buat anak remaja, di-ghosting gebetan atau pacar sakitnya luar biasa. Kalau untuk kami para ibu, ada 6 pelaku Ghosting yang sakitnya juga menusuk kalbu (duileh). Siapa saja?

Nggak hanya di-ghosting pasangan, tapi di-ghosting sama beberapa pelaku berikut ini juga sama kesalnya, emosinya dan gemasnya. Siapa saja para pelaku ghosting ini? Jangan-jangan, kita juga pernah melakukannya.

Baca juga: Kaesang, Felicia dan Pelajaran Untuk Saya Sebagai Orang tua

1. ART atau Yayasan ART

Nah ini dia, yang dari dulu hingga sekarang menjadi tukang ghosting yang ditakuti oleh ibu-ibu. Saya merasa, ART dan Yayasan ART itu merupakan pakar ghosting yang sudah ada sejak zaman dahulu kala, ahahaha. Semacam mereka adalah pelopor gerakan ghosting di Indonesia.

Janji pulang seminggu, jadinya nggak pulang.

Janji betah, tahu-tahu 3 bulan minta keluar.

Janji nggak bawa semua baju, ternyata begitu dicek, isi lemari sudah kosong melompong.

Janji bakal balik lagi, ternyata WA diblokir, huhuhuh, apa salahku lho!

Janji bisa semua pekerjaan, ternyata nggak bisa masak, nggak bisa setrika, nggak bisa nemenin anak main.

Coba mari prinsip keterbukaan kita tanamkan sejak awal toh, biar hati ibu di sini nggak gremet-gremet khawatir, siapa yang bakalan urus rumah kalau ibu pergi kerja atau me time sama teman-teman, hahaha. Atau berharap dapat ART serba bisa nggak tahunya serba nanya.

2. HRD di kantor

Untuk yang sedang melamar pekerjaan, sudah wawancara, lebih dari satu kali, atau sudah wawancara lebih dari satu orang, tak hanya diwawancara oleh calon atasan, tapi juga CEO atau pemilik usaha langsung, eh katanya akan diberi kabar satu minggu kemudian, ternyata hilang begitu saja. Bahkan ada yang sudah mengirimkan offering letter, begitu dikirim balik, sampai dua bulan nggak ada respon. Ini suratnya nyasar di dunia maya atau bagaimana, sih?

Memang tidak ada yang senang mendapat kabar penolakan, tapi rasanya lebih nyaman jika dapat email atau WA yang menginformasikan bahwa ada kandidat lain yang lebih cocok, atau memang ada value yang tidak sama dengan value perusahaan. Intinya, mendapat kepastian kalau ya, kita ditolak, lalu ucapan terima kasih karena sudah melamar. Begitu lho. Sederhana namun kesannya menghargai. Nggak seperti calon gebetan yang hilang begitu saja.

Nah, kalau untuk HRD di tempat kita sekarang bekerja, ghostingan yang sering dialami adalah: dijanjikan naik gaji, dijanjikan akan disampaikan keluhan kita ke atasan, dijanjikan lain-lainnya, tapi kemudian amnesia. Hmmmm, familiar?

3. Calon klien

Familiar dong kalau ada calon klien yang berminat kerja sama dengan kita, minta rate card, kemudian minta ide untuk campaign yang akan dijalankan (biasanya mintanya cepat). Sudah diberi ide, sudah diberi calon narasumber untuk acara, sudah diberi pilihan aktivitas apa saja yang akan dilakukan di social media, sudah dikasih kisaran bujetnya, kemudian senyap. Dicolek nggak dijawab, di-email nggak dibalas, tahu-tahu jalan campaign dengan pihak lain.

Sudah tanya-tanya dan diskusi memang nggak harus jadi, kok, tapi rasanya menyenangkan kalau dapat email atau WA berisi tulisan: Terima kasih ya atas ide-idenya, terima kasih ya atas responnya, tapi mohon maaf ternyata belum bisa bekerja sama, karena ….. nah alasannya silakan isi sendiri. Mau jujur monggo, mau nggak jujur juga nggak kenapa-kenapa kok.

4. Mbak-mbak Online shop

Ditanya ada barangnya nggak, dijawab ada. Sudah transfer, sudah kasih alamat, kemudian send doang nggak di-read. Hati siapa yang sering dipermainkan macam ini oleh mbak-mbak online shop? Sudah kebayang bakalan kece nih pakai sepatu baru, atau baju baru, eh zonk. Sudah kebayang weekend-nya bakal nikmat makan enak, eh yang ada makan angin. Sudah kebayang, wajah bakal kinclong pakai skincare favorit, eh, yang ada malah banyak doa karena ditipu dan banyak sabar, hehehe.

5. Atasan di kantor

Ternyata yang menjawab ini di question box Instagram story lumayan banyak, ahahaha.

"Atasan janji akan menaikkan gaji gue, tapi 7 bulan berlalu beliau kayaknya lupa atau pura-pura lupa :D". 

"Bos gue katanya akan nambahin jumlah tim gue, tapi sampai gue udah nggak berharap lagi tetap tuh tim baru nggak nongol-nongol. Mungkin bos gue mengira gue adalah amuba yang mampu membelah diri."

Mungkin bisa coba ditanya kali ya, siapa tahu lupa beneran (mari kita berbaik sangka :D).

6. Calon pasangan atau mantan pasangan

Untuk yang mau menikah (lagi), sudah dekat, sudah enak ngobrolnya, sudah jalan bareng, tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Ini situasinya sama nih dengan kondisi antara Kaesang dan Felicia.

Sedangkan ghosting oleh mantan pasangan, biasanya mereka yang bercerai, kemudian mantan janji akan menjenguk anak, membiayai anak, eh kemudian hilang tanpa kabar, atau hanya memberikan angin surga. Mending angin surga, lah kalau surga kan harusnya enak ya, ini mah angin kentut, nggak enak dihirup dan nggak enak dicium. Nyebelin.

Eh ada satu lagi deng yang hobinya ghosting-in orang, yaitu: PARA CALEG ATAU POLITIKUS :(((. Kalau ini mah, korbannya bukan hanya para ibu, orang tua atau anak remaja, tapi seluruh lapisan masyarakat, hehehehe.

Jadi, Mommies pernah di-ghosting sama yang mana nih? Atau jangan-jangan kita yang masuk ke dalam kelompok tukang Ghosting? Nah mendingan buruan sadar, karena yang butuh closure itu tidak hanya mereka yang pacaran, tunangan atau bercerai, setujuuuu ya!

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan