Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kontroversi Buku Diet Tya Ariestya. Begini Faktanya!
Beberapa pernyataan kontroversi di dalam buku diet Tya Ariestya akan dijawab langsung oleh Hersanti Sulistyaningrum, S.Gz, M.Gz.
Dunia gizi belakangan ini lagi dihebohkan dengan buku diet Tya Ariestya. Di dalam bukunya tersebut, mantan atlet taekwondo yang juga artis ini mengklaim beberapa pernyataan yang menurut dokter dan ahli gizi tidak tepat, sehingga bila dilakukan tanpa konsultasi pada dokter, malah bisa membahayakan kesehatan, bahkan jiwa. Walaupun Tya sendiri menulis buku ini berdasarkan pengalamannya berkonsultasi dengan dokter, namun pada kenyataannya beberapa praktik diet di dalamnya harus diluruskan. Berikut ini beberapa pernyataan di dalam buku tersebut, dan dijawab langsung oleh Hersanti Sulistyaningrum, S. Gz, M. Gz.
Sayur bisa menghambat penurunan berat badan
Menurut Hersanti, klaim ini adalah salah. Dikutip dari buku Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy sayur merupakan bahan makanan yang mengandung banyak serat. Penting untuk mommies tahu, bahwa serat tidak dapat dicerna tubuh manusia, sehingga tidak mengalami perubahan sampai di dalam usus besar. Sayur pun memberikan efek rasa kenyang lebih lama. Konsumsi sayur justru baik ketika melakukan diet dengan tujuan menurunkan berat badan. Hal ini dikarenakan sayur mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh serta membuat seseorang tidak mudah lapar.
Makanan berserat mengganggu bakteri baik dalam tubuh
Bahkan di dalam buku Tya tersebut, ditambah pula pernyataan bahwa makanan berserat dapat menyebabkan perut kembung dan diare pada beberapa orang. “Ini juga merupakan klaim yang salah,” jelas Hersanti lagi. Serat itu berkaitan erat dengan mikroba dalam usus kita, sehingga konsumsi serat dalam jumlah yang tepat, justru dapat membuat bakteri baik dalam usus berkembang biak. Semakin banyak bakteri baik dalam usus, semakin tebal mukosa usus, sehingga menurunkan peradangan dalam usus. Selain itu, bakteri baik juga membantu pencernaan dalam usus. Hal ini didukung di dalam Fiber-Mediated Nourishment of Gut Microbiota Protects against Diet-Induced Obesity by Restoring IL-22-Mediated Colonic Health.
Baca juga: Buah Rendah Kalori Untuk Yang Lagi Diet
Di buku diet Tya Ariestya: takaran garam bebas
Yang benar adalah takaran konsumsi garam setiap hari adalah maksimal 6 gram (dengan 2,4 gram sodium). Jika dikonversi ke sendok ukur, kurang lebih kita boleh mengonsumsi garam itu sebanyak 1 sendok teh. Jadi nggak bisa sesukanya juga mengonsumsi garam, ya.
Diet ini bisa dilakukan oleh siapa saja
“Ini juga merupakan statement yang salah, kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda. Nggak bisa disamakan,” jelas Hersanti. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan ketika seseorang akan menjalankan program diet penurunan berat badan:
Ada baiknya konsultasi kepada ahli gizi ataupun dokter spesialis gizi klinik saat akan melakukan diet penurunan berat badan.
Olahraga hanya boleh jalan kaki
Yang namanya program penurunan berat badan akan efektif jika dilakukan dengan cara mengatur asupan makan dan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Beragam olahraga sebenarnya bisa dipilih. Mulailah dengan olahraga intensitas rendah, lalu bertahap tingkatkan ke olahraga dengan intensitas sedang dan tinggi. Semakin tinggi dan lama intensitas olahraga yang dilakukan, akan semakin banyak kalori yang terbakar. Misal, jika ingin memulai dengan olahraga intensitas rendah, mommies bisa memilih jalan kaki. Ketika hendak menaikkan ke olahraga intensitas sedang, bisa pilih jogging, berenang, atau jump rope. Nah, kalau mau naik lag ke olahraga intensitas tinggi, mommies bisa pilih bersepeda.
Demikian, ya, mommies. Kita harus berhati-hati dalam memilih diet atau program penurunan berat badan. Menurut Hersanti lagi, program penurunan BB yang baik tidak hanya memperhatikan asupan makanan, tetapi juga aktivitas fisik serta perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Nah, biasanya program diet yang baik tersebut terdiri dari 2 tahap, yaitu yang berfokus pada penurunan berat badan kemudian dilanjutkan menjaga agar berat badan tidak naik lagi. “Coba, deh, cek lagi pola “Isi Piringku” yang telah dikeluarkan Kemenkes karena bisa dijadikan acuan pola makan," tutup Hersanti.
Share Article
COMMENTS