Sorry, we couldn't find any article matching ''
MPASI Bayi Rumahan Boleh Kok Dikasih MSG!
Percaya nggak kalau MSG itu ternyata boleh dikasih ke dalam MPASI bayi rumahan? Bukan “katanya”, tapi ada bukti penelitiannya!
Buat yang suka 'mengharamkan' pemakaian MSG, mungkin bisa baca apa yang saya tulis ini ya, untuk bahan pertimbangan, hehehe.
Sebelum menghujat kehadiran MSG di tengah-tengah kita, yang sebetulnya banyak diakui oleh sebagian orang - MSG itu bikin makanan lebih enak! (termasuk saya), yuk, telaah dulu, kandungan utama MSG itu apa, ya? Dan apa benar bisa membahayakan mereka yang mengonsumsinya?
Menurut situs resmi FDA US yang kedudukannya setara dengan BPOM di Indonesia, MSG adalah garam sodium dari asam amino asam glutamat. Asal glutamat sendiri secara alamiah ada di dalam tubuh kita, dan juga di dalam berbagai jenis makanan serta tambahan makanan.
Tema MSG yang kayaknya abadi di tengah-tengah orangtua, juga menarik perhatian dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), dokter spesialis anak subspesialisasi nutrisi dari RSUD Dr Soetomo Surabaya. Ia pernah mengedukasi followers Instagramnya seputar MSG (tidak termasuk jajanan semacam makanan ringan). Nah, dokter Meta memberi contoh bahan baku makanan yang secara alami mengandung MSG, yaitu tomat dan keju.
Baca juga: Sejarah Tentang MSG yang Menarik untuk Diketahui
Seiring berkembangnya cara berpikir manusia dan ilmu seputar dunia kuliner, muncul metode baru untuk menghasilkan MSG dalam bentuk lain. Adalah Kikunae Ikeda, profesor asal Jepang yang berhasil mengekstrak glutamat dari kaldu, yang berasal dari rumput laut. Lalu ia mengajukan paten untuk memproduksi MSG dan produksi komersial dimulai pada tahun berikutnya. Produk tersebut dikenal dengan mereka dagang Ajinomoto.
Lalu sekarang tak hanya rumput laut, MSG juga dibuat dari fermentasi tepung, gula dan lain-lain. Proses pembuatannya mirip dengan membuat yoghurt dan wine.
Dosis MSG yang Aman Dikonsumsi Bayi dan Anak
Selain tomat dan keju, menurut jurnal Update on Food Safety of Monosodium l-Glutamate (MSG) tahun 2017, MSG juga ada di bahan-bahan makanan sehari-hari berikut ini (dilengkapi kandungan MSG per 100 gram), yang sering digunakan untuk MPASI:
Sekarang mulai tergambar jelas, ya, kenapa bayi suka sekali dengan ASI, ya karena rasanya enak, kandungan MSG-nya per 100 g ASI = 22 mg. Bahkan menurut The American Academy of Pediatrics kandungan MSG di ASI 10 kali lipat daripada susu sapi.
Dokter Meta menyebutkan, penelitian yang dirilis oleh www.pathophysiologyjournal.com menunjukkan bahwa mengonsumsi i MSG bahkan dengan dosis paling tinggi sekali pun (150 mg/kg berat badan) tidak menimbulkan efek apa-apa pada manusia.
Bukti lain datang dari laporan Comission of the European Communities - Report of the Scientific Committee for Food di 1991, yang dirangkum oleh dokter Meta bahwa “Tidak ada bukti ilmiah MSG dapat membahayakan, menyebabkan kanker atau merusak otak. Oleh karena itu komisi ini menimbang tidak perlu untuk menentukan berapa banyak MSG yang bisa dikonsumsi.”
Hasil dari jurnal yang dikeluarkan WHO pada 1987, Evaluation of Certain Food Additives and Contaminants, WHO juga mengatakan, “MSG aman dikonsumsi dan tidak membahayakan untuk bayi.”
Meski begitu, ya, bukan berarti jadi nggak bijak menggunakan MSG apalagi saat anak masih MPASI. Karena terlalu banyak juga akan mengakibatkan rasa makanan jadi pahit. Sifat MSG itu self-timing, kalau terlalu banyak justru bisa merusak rasa alami makanan. Kalau tidak mau menggunakan MSG juga bebas-bebas saja.
Poin penting lain yang dokter Meta ingatkan, sama seperti protein lainnya, MSG juga bisa mengakibatkan alergi lalu menimbulkan gejala seperti pusing, berdebar-debar, dan lain-lain. Tapi belum tentu semua orang alergi terhadap MSG
Baca juga: Ternyata Ini Kekeliruan Ibu Baru Saat Memberikan MPASI
Follow us on Instagram!
Share Article
COMMENTS