Mommies yang baru saja dikaruniai buah hati dan siap-siap melakukan serangkaian vaksinasi, kenali macam-macam vaksin bayi, dan efek setelah si kecil mendapatkan imunisasi.
Dalam artikel Bagaimana Cara Vaksin Bekerja di Tubuh Manusia?, kami pernah mengulas bagaimana sebetulnya tubuh bereaksi terhadap vaksin yang mengalir, setelah bersatu dengan darah. Agar sebagai ibu paham, ketika ada zat khusus yang dimasukkan ke dalam tubuh anak, bagaimana hal itu bekerja, hingga bisa menjadi pertahanan tubuh si kecil.
Prinsip kerja vaksin adalah, ketika anak sehat, dimasukkan antigen dari virus/bakteri yang sudah dilemahkan (agar tidak menimbulkan penyakit tertentu), supaya bisa merangsang kekebalan tubuh dari antigen virus/bakteri tersebut.
Dan menurut dr. Dirga Sakti Rambe, vaksin bukan untuk diri sendiri, namun juga untuk kepentingan lingkungan sekitarnya. Melalui vaksinasi, seseorang diharapkan memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi. Dengan cakupan imunisasi yang luas, maka akan semakin banyak orang yang terlindungi dan pada akhirnya suatu penyakit dapat dieradikasi (musnah total).
Baca juga: Kenapa Vaksinasi Dibutuhkan?
Nah, pada prosesnya, ada beberapa vaksin yang mempunyai efek setelah disuntikkan. Seperti yang kami adaptasi dari www.seattlechildrens.org & www.cdc.gov.
Berikut ini lima jenis vaksin dan reaksi yang mungkin saja ditimbulkan pada si kecil. Vaksin yang di bawah ini biasanya diberikan pada saat si kecil baru saja lahir, atau masuk kategori anak usia dini. Belum termasuk vaksin lain yang juga secara rutin direkomendasikan untuk anak kecil (campak, gondongan, rubella, varicella, rotavirus, influenza, dan hepatitis A).
Kemerahan, hangat, dan bengkak di tempat suntikan diberikan, dan demam bisa terjadi setelah vaksin Hib.
Rasa sakit di tempat suntikan atau demam bisa terjadi setelah vaksin hepatitis B.
Bintik sakit dengan kemerahan, bengkak, atau nyeri di mana suntikan diberikan bisa terjadi setelah vaksin polio.
Segera ke UGD setelah menemukan beberapa reaksi di bawah ini setelah vaksin bayi:
Ketika menemui satu saja reaksi gawat di bawah ini, segera larikan si kecil ke rumah sakit, ya, mommies.
Selain penting mengenali efek apa saja yang mungkin akan dialami anak kita setelah mendapatkan imunisasi. Hal lain yang ingin kami garis bawahi adalah, tahu kapan harus menunda anak mendapatkan hak vaksinnya, yaitu:
Secara umum, dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya , dalam artikel MD Tunda Dulu Memberikan Vaksin pada Anak, Jika Terjadi Hal Ini, ia mengatakan “sebaiknya tunda memberikan vaksin pada anak saat, Anak demam tinggi lebih dari 38, dan infeksi serius lainnya. Hal ini karena pemberian vaksin yang berisi kuman hidup atau sudah dilemahkan berfungsi untuk merangsang pembentukan antibodi terhadap penyakit tersebut. Jika anak diberikan vaksin saat sedang sakit, maka kemungkinan antibodi yang terbentuk di dalam tubuh si anak menjadi kurang maksimal.Lain halnya jika sakit ringan seperti batuk pilek tanpa demam, sih, nggak masalah.”
Namun jika batuk pilek anak disertai rewel yang menjadi, dr. Metta menyarankan ditunda 1-2 minggu. Jenis vaksin yang boleh diberikan, saat batuk pilek, dengan atau tanpa demam ringan adalah: DTP, Polio, MR, Varisela, Hib atau Hepatitis B. Artinya tidak ada kontra indikasi jika memberikan ke enam jenis vaksin tersebut.
Follow us on Instagram!