banner-detik
KIDS

Berbagai Macam Vaksin Bayi dan Efek Setelahnya 

author

?author?26 Jan 2021

Berbagai Macam Vaksin Bayi dan Efek Setelahnya 

Mommies yang baru saja dikaruniai buah hati dan siap-siap melakukan serangkaian vaksinasi, kenali macam-macam vaksin bayi, dan efek setelah si kecil mendapatkan imunisasi. 

Cara kerja vaksin dalam tubuh

Dalam artikel Bagaimana Cara Vaksin Bekerja di Tubuh Manusia?, kami pernah mengulas bagaimana sebetulnya tubuh bereaksi terhadap vaksin yang mengalir, setelah bersatu dengan darah. Agar sebagai ibu paham, ketika ada zat khusus yang dimasukkan ke dalam tubuh anak, bagaimana hal itu bekerja, hingga bisa menjadi pertahanan tubuh si kecil.

Prinsip kerja vaksin adalah, ketika anak sehat, dimasukkan antigen dari virus/bakteri yang sudah dilemahkan (agar tidak menimbulkan penyakit tertentu), supaya bisa merangsang kekebalan tubuh dari antigen virus/bakteri tersebut.

Dan menurut dr. Dirga Sakti Rambe, vaksin bukan untuk diri sendiri, namun juga untuk kepentingan lingkungan sekitarnya. Melalui vaksinasi, seseorang diharapkan memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi. Dengan cakupan imunisasi yang luas, maka akan semakin banyak orang yang terlindungi dan pada akhirnya suatu penyakit dapat dieradikasi (musnah total).

Baca juga: Kenapa Vaksinasi Dibutuhkan?

Nah, pada prosesnya, ada beberapa vaksin yang mempunyai efek setelah disuntikkan. Seperti yang kami adaptasi dari www.seattlechildrens.org & www.cdc.gov.

Jenis-jenis vaksin bayi yang & reaksi setelahnya

Berikut ini lima jenis vaksin dan reaksi yang mungkin saja ditimbulkan pada si kecil. Vaksin yang di bawah ini biasanya diberikan pada saat si kecil baru saja lahir, atau masuk kategori anak usia dini. Belum termasuk vaksin lain yang juga secara rutin direkomendasikan untuk anak kecil (campak, gondongan, rubella, varicella, rotavirus, influenza, dan hepatitis A).

Vaksin DTaP:

  • Nyeri atau bengkak di tempat suntikan, demam, rewel, rasa lelah, kehilangan nafsu makan, dan muntah kadang terjadi setelah vaksinasi DTaP.
  • Reaksi yang lebih serius, seperti kejang, menangis tanpa henti selama 3 jam atau lebih, atau demam tinggi (lebih dari 105 ° F) setelah vaksinasi DTaP lebih jarang terjadi. Jarang, vaksin diikuti dengan pembengkakan di seluruh lengan atau tungkai, terutama pada anak-anak yang lebih besar ketika mereka menerima dosis keempat atau kelima.
  • Sangat jarang, kejang jangka panjang, koma, kesadaran rendah, atau kerusakan otak permanen dapat terjadi setelah vaksinasi DTaP.
  • Vaksin Hib:

    Kemerahan, hangat, dan bengkak di tempat suntikan diberikan, dan demam bisa terjadi setelah vaksin Hib.

    Vaksin hepatitis B:

    Rasa sakit di tempat suntikan atau demam bisa terjadi setelah vaksin hepatitis B.

    Vaksin polio:

    Bintik sakit dengan kemerahan, bengkak, atau nyeri di mana suntikan diberikan bisa terjadi setelah vaksin polio.

    Vaksin PCV13:

  • Kemerahan, bengkak, nyeri, atau nyeri saat suntikan diberikan, dan demam, kehilangan nafsu makan, kerewelan, rasa lelah, sakit kepala, dan kedinginan dapat terjadi setelah PCV13.
  • Anak-anak kecil mungkin berisiko lebih tinggi mengalami kejang yang disebabkan oleh demam setelah PCV13 jika diberikan bersamaan dengan vaksin influenza yang dinonaktifkan. Tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan Anda untuk informasi lebih lanjut.
  • Seperti halnya obat lain, kecil kemungkinan vaksin menyebabkan reaksi alergi yang parah, cedera serius lainnya, atau kematian.
  • Segera ke UGD setelah menemukan beberapa reaksi di bawah ini setelah vaksin bayi:

    Ketika menemui satu saja reaksi gawat di bawah ini, segera larikan si kecil ke rumah sakit, ya, mommies.

  • Kesulitan bernapas atau menelan
  • Tidak bergerak atau sangat lemah
  • Tidak bisa bangun
  • Usia kurang dari 12 minggu dengan demam. 
  • Demam lebih dari 104 ° F (40 ° C)
  • Demam setelah diberikan vaksin dan sistem kekebalan tubuh yang lemah (seperti penyakit sel sikel, HIV, kanker, transplantasi organ, penggunaan steroid oral)
  • Tangisan bernada tinggi berlangsung lebih dari 1 jam
  • Menangis tanpa henti berlangsung lebih dari 3 jam
  • Vaksin rotavirus diikuti dengan muntah atau tangisan hebat
  • Anak Anda terlihat atau bertingkah sangat sakit
  • Selain penting mengenali efek apa saja yang mungkin akan dialami anak kita setelah mendapatkan imunisasi. Hal lain yang ingin kami garis bawahi adalah, tahu kapan harus menunda anak mendapatkan hak vaksinnya, yaitu:

    Secara umum, dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya , dalam artikel MD Tunda Dulu Memberikan Vaksin pada Anak, Jika Terjadi Hal Ini, ia mengatakan “sebaiknya tunda memberikan vaksin pada anak saat, Anak demam tinggi lebih dari 38, dan infeksi serius lainnya. Hal ini karena pemberian vaksin yang berisi kuman hidup atau sudah dilemahkan berfungsi untuk merangsang pembentukan antibodi terhadap penyakit tersebut. Jika anak diberikan vaksin saat sedang sakit, maka kemungkinan antibodi yang terbentuk di dalam tubuh si anak menjadi kurang maksimal.Lain halnya jika sakit ringan seperti batuk pilek tanpa demam, sih, nggak masalah.”

    Namun jika batuk pilek anak disertai rewel yang menjadi, dr. Metta menyarankan ditunda 1-2 minggu. Jenis vaksin yang boleh diberikan, saat batuk pilek, dengan atau tanpa demam ringan adalah: DTP, Polio, MR, Varisela, Hib atau Hepatitis B. Artinya tidak ada kontra indikasi jika memberikan ke enam jenis vaksin tersebut.

    Follow us on Instagram!

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan