banner-detik
NEW PARENTS

6 Tes Wajib Untuk Calon Ibu dan Ayah 

author

?author?05 Jan 2021

6 Tes Wajib Untuk Calon Ibu dan Ayah 

Kesehatan fisik dan mental mommies bersama pasangan, akan memengaruhi pertumbuhan janin, bahkan tumbuh kembangnya belasan tahun kemudian.

Untuk calon ayah dan ibu di Indonesia, mungkin rangkaian kesehatan yang wajib dijalani sebelum menyandang status orangtua belum populer. Untuk sebagian pasangan, persiapan menjadi orangtua, berpusat pada biaya selama kehamilan, proses melahirkan dan menyediakan aneka kebutuhan ibu dan anak.

Padahal, merawat bayi sejati dimulai jauh sebelum perempuan melahirkan. Memastikan kondisi mommies dan pasangan dalam kesehatan yang prima. Tak hanya bermanfaat agar mommies lekas hamil, namun secara mental keduanya merasa lebih siap menjadi orangtua.

Berikut ini test kesehatan, yang wajib dijalani untuk calon ibu dan ayah:

1. General Check Up

Kenneth James, M.D., seorang dokter ahli kebidanan bersertifikat di Saddleback Memorial Medical Center, Laguna Hills, California, mengingatkan "Memasuki kehamilan dalam keadaan kesehatan yang optimal mengarah pada kehamilan yang lebih sehat dan orang tua yang lebih sehat.”

Pada tahap ini, dokter akan mengajukan banyak pertanyaan yang mendasar, yaitu tentang berat badan, nutrisi, olahraga, obat-obatan yang biasa mommies minum, riwayat kesehatan, periode menstruasi, kontrasepsi yang digunakan, kehamilan sebelumnya, dan kebiasaan gaya hidup. 

Untuk mendapatkan gambaran sekeluruhan kesehatan mommies akan dilakukan pemeriksaan tekanan darah, tes darah, pemeriksaan panggul, tes Pap, dan pemeriksaan lainnya. Tak hanya itu, Dokter Anda juga akan memeriksa lebih lanjut seputar kesehatan kronis, seperti diabetes, hipertensi, gangguan tiroid, asma, dan gangguan autoimun untuk memastikan mereka terkendali sebelum Anda hamil.

Pada calon ayah, akan dilakukan tes dan diskusi serupa, terutama tentang faktor gaya hidup yang bisa memengaruhi kesuburan pria. Setahu saya, dari hasil ngobrol dengan teman yang suaminya pernah mengikuti program serupa, di antaranya yang akan ditanyakan: apakah merokok? Apakah sering minum minuman berlakohol? Seberapa sering minum kopi? Apakah rajin olahraga? dan lain-lain.

2. Vaksinasi

Jika mommies berencana untuk hamil, penting untuk memastikan vaksinasi yang mommies dapatkan, apakah sudah yang paling terkini? Dr. James menekankan, mommies telah menerima vaksin: varisela (cacar air), MMR (Measles, Mumps, Rubella), Hepatitis B, dan Tetanus Toksoid (TT). Selain itu termasuk vaksinasi flu, sebelum atau selama kehamilan.

Nah, pasangan mommies juga wajib melihat rekam kesehatan vaksinasi, ya.

"Jika pasangannya terinfeksi cacar air, misalnya, mereka dapat menularkannya kepada Anda jika Anda tidak divaksinasi," kata Dr. James. "Dan jika mereka terkena penyakit pada trimester ketiga atau mendekati kelahiran, Anda membawa pulang bayi yang baru lahir ke pasangan yang sakit, dan bayi itu tidak memiliki kekebalan," tambahnya. Waktu ideal untuk memverifikasi dan mendapatkan vaksin Anda adalah sekitar 3-6 bulan sebelum Anda berencana untuk hamil.

3. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Tahukah mommies? IMS yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah yang sangat serius bagi kehamilan dan bayi Anda. Misalnya, klamidia telah dikaitkan dengan persalinan prematur dan berat lahir rendah; gonore dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah; dan sifilis juga dikaitkan dengan kelahiran prematur, serta lahir mati, dan masalah dengan banyak organ, termasuk otak bayi, jantung, kulit, mata, telinga, gigi, dan tulang. “Ini merupakan perawatan standar bagi dokter mommies untuk memeriksa klamidia, gonore, HIV, hepatitis, dan sifilis selama kunjungan pranatal pertama,” kata Dr. James. Namun, dia merekomendasikan kedua pasangan untuk diskrining sebelum hamil. Dengan begitu Anda dapat menerima perawatan dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi bayi Anda di masa depan.

4. Pengujian genetik

Pengujian genetik pra-kehamilan, yang disebut skrining karier, dilakukan dengan menggunakan sampel darah atau jaringan dari swab di dalam pemeriksaan. Tes ini akan membantu menentukan apakah mommies atau pasangan mommies membawa gen abnormal yang terkait dengan penyakit tertentu yang kemudian mungkin diturunkan ke bayi. 

Jika mommies dan pasangan positif memiliki gen abnormal, atau salah satu dari Anda membawa gen yang hanya membutuhkan satu salinan (dari satu orang tua, bukan keduanya) untuk menghasilkan penyakit, pengujian awal ini memungkinkan mommies untuk memutuskan apakah Anda ingin melanjutkan program kehamilan, atau tidak. 

Selain itu, pemeriksaan sebelum momies hamil memberi pilihan untuk melakukan fertilisasi in vitro (IVF) dan pengujian genetik praimplantasi, yang mengidentifikasi cacat genetik pada embrio sebelum implantasi. "Beberapa embrio akan terpengaruh, beberapa di antaranya tidak," kata Dr. Murray. "Kami kemudian hanya akan mentransfer embrio yang tidak akan memiliki penyakit itu." Tes prenatal masih direkomendasikan.

5. Pemeriksaan gigi

"Selama kehamilan, tubuh Anda mengalami perubahan hormonal yang dapat menyebabkan peradangan gusi yang berlebihan, yang dikenal sebagai gingivitis kehamilan," kata Mark K. Nguyen, D.D.S., seorang dokter gigi di OC Healthy Smiles di Costa Mesa, California. "Gingivitis saat hamil meningkatkan kerentanan Anda terhadap bakteri penyebab penyakit gusi," tambahnya. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit gusi meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. "Alasan penting lainnya untuk melakukan pemeriksaan pra-kehamilan adalah karena Anda ingin mengurangi jumlah radiasi pada anak, yang berarti tidak boleh melakukan rontgen gigi saat Anda hamil kecuali jika Anda sedang sakit gigi," kata Dr. Nguyen. 

6. Pemeriksaan kesehatan mental

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik saat mommies berencana untuk hamil. Menurut Centers for Disease Control and Prevention lembaga kesehatan masyarakat nasional di Amerika Serikat, dan berkantor pusat di Atlanta, Georgia, sebanyak 1 dari 9 wanita mengalami depresi sebelum, selama, atau setelah kehamilan. Jadi, penting untuk memastikan kesehatan mental mommies dan pasangan sebelum kehamilan. 

Jika mommies atau pasangan  pernah mengalami masalah kesehatan mental di masa lalu, sebaiknya segera bertanya pada ahlinya. Karena kehamilan dapat membawa gejala atau memperburuk gejala yang sudah ada. Mommies bisa konsultasi ke psikolog atau psikiater.

Kata Dr. James, seorang profesional dapat membantu mommies dan pasangan dengan ilmu yang sudah mereka pelajari bertahun-tahun untuk mengatasi stres, sehingga mommies lebih siap untuk menangani perubahan emosional selama dan setelah kehamilan. Dan jika obat-obatan diperlukan, ada beberapa pilihan untuk ibu hamil, jadi sebaiknya diskusikan baik-baik dengan dokter. Jika mommies atau pasanganmemang memiliki masalah kesehatan mental, pastikan mengikuti seluruh sesi terapi, jangan ada yang terlewat. Salah satu atau keduanya, harus menerima perawatan sebelum, selama, dan setelah kehamilan untuk memastikan seluruh keluarga sehat secara mental.

Mengenai biaya (di luar tes kesehatan mental), dari data-data yang kami himpun, perkiraan biayanya, berkisar, mulai dari Rp 1.500.000 hingga Rp 3 jutaan. Mommies bisa melakukan tes di klinik yang terjamin kredibilitasnya atau di rumah sakit. 

Sumber: 1

 

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan