banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Ficky Yusrini: Berkat Olahraga Mental Saya Jauh Lebih Sehat dan Produktif!

author

fiaindriokusumo30 Nov 2020

Ficky Yusrini: Berkat Olahraga Mental Saya Jauh Lebih Sehat dan Produktif!

Bagi Ficky, Yoga adalah sebuah pintu gerbang untuk memulai perjalanan ke dalam diri.

Ficky Yusrini (39 tahun) adalah seorang pecinta teh, nature walk dan yoga. Bagaimana perubahan karier dalam hidupnya membawa ibu dari satu orang anak ini pada akhirnya jatuh cinta pada yoga dan gaya hidup sehat?

Apa yang membuat kamu jatuh cinta pada yoga dan menjadi rutin bahkan mengajar dan motivasi utama dalam berolahraga?

Sebetulnya, saya sudah jatuh cinta pada yoga sejak lama. Dari masa awal-awal bekerja, belasan tahun lalu, waktu yoga belum se-hip sekarang. Tapi, load kerja lagi berat-beratnya, ditambah punya bayi. Begitu kerjaan beres, bawaannya ingin buru-buru pulang ketemu anak. Apalagi, saya nggak punya support system. Jauh dari keluarga besar, dan ART yang ada tak pernah bisa diandalkan.

Mengingat aktivitas fisik saya cukup tinggi, kemana-mana jalan kaki, naik kendaraaan umum, saya merasa belum butuh olahraga. Pikir saya, saya sudah banyak gerak kok. Apa bedanya? Hanya, sesekali saja di akhir pekan, saya lari keliling kompleks, atau sepedaan bareng suami dan anak.

Baru mulai rutin yoga setelah berhenti kerja kantoran, tahun 2016. Mungkin sudah isyarat alam. Ketemu studio dekat rumah, dan komunitas yoga -yang kebetulan baru banget terbentuk- nggak terlalu jauh dari rumah. Jadilah, makin totalitas. Mungkin karena, keinginan yang udah ditunda cukup lama. Sejak itu, rutin yoga, seminggu sekali, terus lama-lama nambah 2 kali, nambah lagi 3 kali. Sampai akhirnya belajar sendiri, rutin tiap hari.

Tapi, ternyata, rutin yoga tidak membuat keluhan penyakit saya berkurang. Saya tipe orang yang malas berhubungan dengan dokter dan RS, jadi sebetulnya kurang tahu persis penyakitnya apa. Keluhannya, sering bersin, suka sesak napas dini hari, hidung sering tersumbat sepanjang hari. Tujuan yoga juga sebetulnya ingin menyembuhkan diri. Awalnya saya pikir, ya, mungkin memang badannya begini, kalau nggak yoga, mungkin lebih parah lagi. Sangat mengganggu dan jadi tidak produktif.

Sampai akhirnya, saya menemukan metode yoga yang pas. Dari situlah, saya jadi paham, ternyata yoga itu spektrumnya luas banget. Kita harus bisa mengamati tubuh kita, dan belajar mana metode yang paling pas buat tubuh kita.

Kenapa mengajar? Sebetulnya saya anggap ini berbagi. Jika mempelajari suatu ilmu, semakin kita bagi, kita akan semakin menguasai. Banyak yang salah kaprah memahami yoga, sehingga saya merasa ada panggilan untuk membagi teknik yoga saya pahami.

2. Manfaat apa yang dirasakan dengan rutin berolahraga?

Keluhan jauh berkurang, terutama keluhan yang berhubungan dengan saluran pernapasan, sesak dan hidung tersumbat. Tidak gampang tepar kena flu. Kalau ada keluhan di tubuh, jadi lebih aware dan lebih tenang menghadapinya, karena tahu cara terapi diri sendiri. Misalnya, dulu sempat merasa ada sesuatu di payudara, sering keras dan sakit, sekarang keluhannya sendiri. Kadang, saat kita sakit, kita cuma butuh istirahat dan waktu yang akan menyembuhkan.

Manfaat lain dari olahraga adalah ke mental. Secara pribadi, saya jadi lebih sabar, tidak gampang panik, baper, dan moody. Penting banget, karena menghadapi anak dan suami yang tipenya mirip, sama-sama sensitif berat dan moodnya bisa naik turun, kalau saya ikutan sensi, bisa ambyar, wkwkwk.

Baca juga: Diskusi Kesehatan Mental dengan Anak Sesuai Tahapan Usia

3. Tantangan untuk bisa menjadi pribadi yang rutin berolahraga?

Manajemen waktu dan prioritas. Saat kita meletakkan prioritas pada satu hal, maka yang lain bisa digeser. Kenapa orang sering tidak punya waktu buat olahraga, karena tidak ditaruh di daftar prioritas. Olahraga jadi prioritas buat saya, karena bisa membantu saya menjalani sisa hari dengan lebih nyaman, happy, dan produktif.

5. Tips menularkan gaya hidup sehat ke anak?

Jadikan bagian dari habit forming. Dalam seminggu, ada beberapa aktivitas olahraga yang bisa dipilih, minggu pagi kami trekking sekitar 5-7 km, satu hari di week day, lari pagi keliling kompleks, sisanya yoga di rumah. Kalau anak melihat kita melakukan hal yang sama, dia juga akan senang hati menjalaninya.

6. Selain olahraga, gaya hidup sehat apa lagi yang diterapkan di dalam hidup sehari-hari?

Meditasi dan olah napas. Ini lebih penting dari olahraga, dan sama sekali tidak boleh di-skip, sesibuk apa pun saya. Sejak pandemi, jadi bisa rutin meditasi tiap bangun tidur, sekitar 1 jam sampai 1,5 jam. Meditasi itu ibarat charge tubuh kita, karena sehari-hari yang jadi ‘kapten’ kita adalah otak dan pikiran, jadi kita perlu memberi perlakuan khusus untuk si kapten. Tubuh kita kan prinsipnya nurut sama kapten.

Olah napas, karena sumber energi didapat dari napas. Sel-sel tubuh kita membutuhkan makanan. Makanan untuk sel adalah oksigen, oksigen yang kita hirup masuk ke tubuh fisik diedarkan dalam darah, sebagian lagi masuk ke cakra dan nadi, menjadi prana. Dengan teknik olah napas, kita bisa mengubah lebih banyak oksigen menjadi energi/prana. Banyak gangguan kesehatan juga bisa disembuhkan lewat terapi olah napas.

7. Quotes favorit seputar olahraga

Yoga itu bukan work out, tapi work in. Bukan exercise, tapi innercise. Yoga tidak seperti olahraga yang tujuannya untuk melatih otot, tapi sebuah pintu gerbang untuk memulai perjalanan ke dalam diri.

Baca juga:

Fakta-fakta Tentang Bee Pollen yang Wajib Mommies Tahu

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan