Dermatitis atopik pada bayi biasanya membuat ibu baru panik. Seperti yang saya alami, jelang usia 1 bulan, timbul kemerahan pada kulit anak saya yang semakin hari semakin melebar , terutama di area wajah, leher dan dada.
Saya pikir mungkin ini alergi sabun. Akhirnya saya pun mengganti sabun mandi yang biasa dipakainya. Tapi kok merah-merahnya gak hilang juga ya? Malah kemudian timbul juga bisul kecil pada kulitnya. Saya mencoba browsing dan sepertinya yang dialami anak saya mirip dengan ciri-ciri Dermatitis Atopik (DA) atau eksema. Bahasa sehari-harinya sih eksim kulit.
Akhirnya ketika anak saya berusia 1 bulan, saya pun berkonsultasi dengan dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K), MARS di RSIA Kemang Medical Care (KMC). Dokter Endah merupakan dr anak yang juga konsultan alergi imunologi. Ternyata benar dugaan saya bahwa anak saya terkena dermatitis atopik.
Jadi, dermatitis atopik adalah alergi pada bayi yang kemungkinan besar terjadi karena orangtuanya juga alergian. Nah, kebetulan suami saya alergi seafood, kacang-kacangan dan debu sedangkan saya juga alergi debu. Lengkap deh penderitaan kita hehe.. Akibatnya, kulit bayi menjadi sangat sensitif dan sangat kering yang dapat menimbulkan kemerahan dan juga bisul.
Mandi jangan terlalu lama, cukup 5 menit dan airnya juga jangan terlalu hangat, dengan menggunakan sabun yang soap free, paraben free, detergent free, fragrance free, hipoalergenic dan melembabkan. Saya akhirnya memilih sabun batang untuk kulit sensitif & kering, karena sabun batang relatif lebih melembabkan daripada sabun cair. Jika bayi berkeringat, harus langsung dimandikan atau dilap dengan handuk & air dan kemudian diberi pelembab. Jangan biarkan keringat mengering di badan anak ya Mommies.
Pelembab wajib hukumnya untuk menangani dermatitis atopik pada bayi. Nah, pada awalnya saya berpikir kalau kosmetik bayi termasuk pelembab harus dibatasi karena kasihan ‘kan kulit bayi kalau kebanyakan dipakaikan segala macam kosmetik. Tapi ternyata pelembab itu sangat penting untuk bayi dengan kecenderungan kulit kering atau yang memiliki masalah DA.
Pilihlah pelembab yang berbentuk cream karena lebih melembabkan dan rendah kandungan airnya dibandingkan pelembab berbentuk lotion. Pelembab dipakai di seluruh tubuh dan area wajah minimal 2x sehari setelah habis mandi. Pilihlah pelembab untuk kulit sensitif dan ekstra kering yang juga non fragrance ya atau dengan fragrance/parfum yang seminim mungkin.
Jika masih menyusui, ibu dapat mengurangi dairy products (makanan berbahan dasar susu), telur, kacang-kacangan dan seafood karena makanan-makanan tersebut biasanya menjadi pencetus alergi. Hiks..ini sangat membuat sedih & galau pada awalnya karena saya sangat suka kacang & seafood =( tapi ya demi kebaikan anak saya lakukan juga.
Makanan-makanan pencetus alergi tersebut juga tetap saya konsumsi kok, dan tidak di stop total ya Mommies, hanya dikurangi saja. Jika bayi sudah makan, maka dapat dicari makanan pencetus alergi-nya dan mengurangi makanan pencetus alergi tersebut. Caranya? Dengan trial error ya, ada baiknya membuat food diary untuk mencatat apa yang dimakan & diminum anak. Jadi, bisa di-tracking makanan atau minuman pencetus alerginya jika timbul kemerahan / reaksi alergi lainnya. Namun harus diingat ya Mommies bahwa penyebab DA itu bisa bermacam-macam & bukan hanya dari makanan, namun juga bisa alergi debu, udara atau pencetus alergi lainnya.
Jika keadaan kulit parah, sangat gatal atau mengganggu anak, dapat diberikan salep khusus (biasanya yang ber-steroid) untuk membantu mengatasi permasalahan kulitnya. Obat minum khusus juga dapat diresepkan oleh DSA jika keadaan sangat mengganggu untuk anak. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan DSA sebelum memberikan salep atau obat apapun pada anak.
Duh kok ribet ya treatmentnya? tidak usah terlalu khawatir Mommies, “badai” ini akan berlalu kok. Biasanya dermatitis atopik pada bayi dan anak akan berkurang (walaupun tidak sepenuhnya hilang) setelah antibodi atau sistem kekebalan tubuhnya lebih kuat, misalnya setelah usia 3 atau 4 tahun.
Baca juga:
Mitos dan Fakta Seputar Alergi pada Anak
Mata Merah Belum Tentu Sakit Mata, Tapi Bisa Juga Karena Alergi Pada Mata