Sorry, we couldn't find any article matching ''
5 Fakta Tentang Bee Pollen yang Wajib Mommies Tahu
Selain madu, ada hasil lebah lainnya seperti propolis, royal jelly dan bee pollen. Yang terakhir ini lagi hits di kalangan masyarakat; dan disebut sebagai superfood lantaran kaya manfaatnya.
Bee pollen terbentuk dari campuran serbuk sari bunga, nektar, madu, lilin, enzim dan cairan tubuh lebah. Lebah pekerja mengumpulkan pollen tersebut dari padang bunga untuk disimpan dan digunakan sebagai makanan bagi koloni lebah. Bee pollen juga merupakan sumber protein utama bagi koloni lebah. Bedanya bee pollen dengan produk lebah lainnya yaitu bee pollen mengandung serbuk sari, sedangkan madu, propolis dan royal jelly tidak.
Disebut-sebut baik untuk kesehatan oleh para pakar, bee pollen kaya akan nutrisi penting. Bahkan faktanya, The Federal Ministry of Health Jerman mengakui bee pollen sebagai obat.
Jika mommies berencana mengonsumsinya, simak dulu sejumlah fakta tentang bee pollen berikut ini.
Bee Pollen Kaya Nutrisi
Melansir Healthline, bee pollen memiliki kandungan nutrisi yang mengesankan, yaitu: lebih dari 250 zat aktif biologis, termasuk protein, karbohidrat, lipid, asam lemak, vitamin, mineral, enzim dan antioksidan. Dalam butiran bee pollen, terkandung kurang lebih 40% karbohidrat, protein 35%, air 4-10%, lemak 5% dan 5-15% kandungan lainnya. Lebih jelasnya lagi, disebutkan bahwa dalam satu takar sendok makan bee pollen mengandung:
Namun, kandungan nutrisi bee pollen tergantung pada sumber tanaman dan pada musim apa ia dikumpulkan.
Bisa Mengatasi Beberapa Masalah Kesehatan
Menariknya, bee pollen dianggap ampuh untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, seperti:
Efek Samping Alergi
Terlepas dari segudang kebaikan bee pollen, makanan berbentuk granula renyah ini juga memiliki efek samping, lho! WebMD menyebutkan, pada orang yang alergi terhadap serbuk sari, bee pollen dapat menyebabkan reaksi alergi yang serius, seperti gatal-gatal, bengkak, sesak napas, pusing, dan syok akibat reaksi alergi berat (anafilaksis).
Pada ibu hamil dan menyusui, bee pollen juga nggak dianjurkan; karena dikhawatirkan dapat menstimulasi rahim dan berbahaya pada kehamilan. Meski belum banyak diketahui bagaimana bee pollen dapat berpengaruh pada bayi, ibu menyusui juga diminta untuk nggak mengonsumsi bee pollen.
Baca Juga: Tips Memilih Madu Asli dan Mengenali Jenis Madu Palsu
Uji Klinis Belum Lengkap
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah ilmuwan telah menerbitkan penelitian tentang manfaat bee pollen bagi kesehatan. Sayangnya, penelitian ini kebanyakan dillakukan pada hewan dan belum bisa dibuktikan pada manusia. Masih dibutuhkan studi lebih lanjut untuk membuktikan keefektifan bee pollen dalam mengatasi hot flash terkait kanker payudara, meredakan gejala PMS, menambah nafsu makan, gangguan prostat, masalah menstruasi, diare, nyeri sendi dan masalah kesehatan lainnya.
Meskipun demikian, mengonsumsi bee pollen sebagai suplemen kesehatan sudah semakin umum di kalangan masyarakat. Mommies bisa menambahkan bee pollen pada yogurt, oatmeal, jus atau smoothies; atau mengonsumsinya dalam bentuk kapsul. Dosis yang dianjurkan yaitu:
Jika ingin mengonsumsi dalam bentuk kapsul, pastikan mommies membaca dosis penggunaan pada label kemasan. Pantau juga kesehatan mommies selama mengonsumsi, untuk memastikan cocok atau nggaknya dengan bee pollen.
Demikian fakta tentang bee pollen. Mommies ada pengalaman mengonsumsi bee pollen? Share, yuk!
Baca juga: Tips Memilih Madu Asli dan Mengenali Jenis Madu Palsu
Share Article
COMMENTS