Sorry, we couldn't find any article matching ''
Mengenali Berbagai Masalah Tidur pada Anak
Dari mendengkur sampai berjalan sambil tidur, berbahayakah ini? Yuk, kenali berbagai masalah tidur pada anak.
Lewat usia bayi, saya masih suka menghitung jam tidur anak setiap harinya, bahkan sampai sekarang. Prinsip anak cukup tidur buat saya 11-12 dengan prinsip anak makan, harus cukup. Karena kalau nggak, selain berpotensi jadi rewel (kalau bisa jangan sampe, hahaha!), khawatir dia akan kelelahan dan pertumbuhannya terganggu.
Menurut penelitian, tidur penting untuk memulihkan fisik anak-anak. Menerapkan pola tidur rutin dan cukup membantu mereka belajar dan mengingat banyak hal, meningkatkan daya tahan tubuh, serta berperilaku baik. Faktanya, tidur membantu anak-anak tumbuh sehat; sebab ketika tidur, tubuh mereka menghasilkan hormon pertumbuhan. Saat mengalami growth spurt anak-anak seringkali membutuhkan lebih banyak tidur.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Bayi Sering Bangun Tengah Malam
Menurut American Academy of Sleep Medicine, sesuai kelompok usianya, anak-anak membutuhkan jumlah tidur seperti berikut:
Anak-anak di segala usia perlu tidur yang cukup agar dapat bermain, belajar, dan berkonsentrasi sepanjang hari.
Beberapa Masalah Tidur pada Anak
Terkadang prakteknya nggak seindah teori. Nyatanya, nggak semua anak bisa semudah itu terlelap saat “bertemu” kasur. Apa saja yang menyebabkan anak sulit tidur?
Rutinitas waktu tidur
Terlalu banyak aktivitas atau gerak sebelum tidur bisa bikin anak malah bersemangat dan lebih sulit tidur. Padahal untuk menuju tidur, anak-anak perlu tenang terlebih dahulu. Atasi dengan menerapkan waktu tidur rutin termasuk menyediakan waktu teduh sekitar satu jam sebelum tidur.
Misalnya, kalau ingin anak-anak tidur jam 9 malam, maka ajak anak-anak masuk kamar jam 8 malam. Lalu, bacakanlah cerita untuk membuat mereka lebih tenang dan lebih mudah tidur.
Rutinitas waktu tidur normal anak-anak juga bisa berubah karena faktor lain seperti jet lag, kamar tidur baru atau sedang bepergian. Biasanya masalah ini akan teratasi dengan sendirinya dalam waktu satu minggu saat anak sudah bisa menyesuaikan siklus tidur dengan rutinitas atau situasi baru.
Lingkungan tidur
Ruang tidur yang terlalu terang atau terlalu gelap, terlalu panas atau terlalu dingin, atau berisik bisa mempersulit anak-anak untuk tidur. Lingkungan yang ideal untuk tidur adalah yang tenang, lampu remang-remang, dan udara yang sejuk.
Kebiasaan makan
Waktu makan dan jenis makanan juga bisa menyebabkan masalah tidur pada anak. Pastikan anak nggak mengonsumsi minuman berkafein di sore atau malam hari seperti kopi, teh, cokelat, dan soda. Atur juga waktu makan malam agar anak cukup kenyang (bukan kekenyangan!) saat menjelang tidur.
Aktivitas fisik
Ini isu yang terjadi pada anak selama pandemi, di mana aktivitas luar ruangnya jadi sangat terbatas. Padahal, bila anak kurang aktivitas fisik di siang hari, mereka jadi merasa nggak cukup lelah untuk tidur di malam hari. Cahaya alami siang hari juga baik untuk membantu mereka tidur. Jadi, usahakanlah agar anak-anak dan remaja tetap memiliki setidaknya 60 menit aktivitas fisik setiap hari.
Mendengkur
Anak yang sehat tidak semestinya mendengkur saat tidur. Sesekali mendengkur bisa saja terjadi saat anak mengalami pilek atau infeksi saluran pernapasan. Tapi jika sehatpun mendengkur, bisa jadi ini tanda gangguan tidur atau sleep apnea.
Mimpi buruk dan tidur sambil berjalan
Jika anak kadang terbangun sambil berteriak atau menangis, bisa jadi ia mengalami mimpi buruk. Beberapa anak juga mengalami tidur sambil berjalan. Meski penyebabnya belum jelas, tidur sambil berjalan sering dikaitkan dengan rasa kebingungan. Sebetulnya kedua hal ini normal, tapi sebaiknya mommies berkonsultasi dengan dokter jika bertambah parah.
Mengompol dan ke toilet
Biasakan anak untuk berkemih sebelum tidur, sebab mengompol atau terbangun untuk pergi ke toilet saat tidur bisa membuat anak sulit untuk kembali tidur dan tidurnya jadi tidak berkualitas.
Kekhawatiran dan kecemasan
Kadang anak-anak juga bisa menyimpan masalah yang membuatnya cemas dan sulit tidur atau terbangun di malam hari. Biasanya ini terjadi pada anak pra remaja dan remaja. Coba bantu anak memvalidasi perasaannya, dan mencari solusi agar rasa cemasnya hilang. Jika rasa cemas atau khawatirnya terjadi berulang setiap ingin tidur, sediakan waktu sekitar 30 menit setiap hari sebelum tidur untuk membicarakan perasaannya agar ia lebih tenang.
Jika mommies merasa masalah tidur pada anak sudah semakin parah, bicarakanlah dengan dokter, sebelum gangguan tidurnya menjadi akut.
Baca juga:
8 Masalah Anak Remaja yang Sering Terjadi Menurut 4 Psikolog
Saat Jam Tidur Anak Jadi Tak Tentu Selama Pandemi
Jelang Remaja Jam Tidurnya, kok, Malah Tambah Panjang?
Share Article
COMMENTS