Sorry, we couldn't find any article matching ''
8 Tanda Pekerjaan Sudah Membahayakan Kesehatan Mental Anda
Dari bikin sakit kepala, maag akut, susah tidur, gelisah, sampai muntah setiap kali mau berangkat, kenali tanda-tanda kesehatan mental bermasalah karena pekerjaan.
Awalnya mungkin kita menganggap, “Ah, namanya juga kerjaan, ya, wajarlah kalau bikin stres!” Tidak ada seorang pun yang bisa 100% mencintai pekerjaannya. Ya, ada, sih, mungkin, tapi kalau kita nggak begitu, normal, kok!
Seberat apapun pekerjaan yang kita jalani, ada baiknya untuk aware begitu tanda-tanda ini muncul, karena bisa jadi bukan sekadar stres belaka, namun memang pekerjaan kita sudah cukup berbahaya bagi kesehatan mental. Para perempuan dari komunitas themighty.com menceritakan pengalaman mereka ketika mengalami hal ini.
Meltdown berujung menyakiti diri sendiri
“Saya pernah merasakan meltdown selepas bekerja, hampir setiap hari sampai pekerjaan tersebut saya akhiri. Saya bisa menahan semua stres namun ketika pulang saya berteriak, sumpah serapah bahkan memukul diri sendiri. Setelah beberapa minggu, keadaan menjadi semakin buruk, saya mengalami serangan panik. Itulah pukulan terakhir. Saya putuskan untuk bertemu dokter, lalu resign. Sebulan setelahnya saya merasa jauh lebih baik secara emosional. -Jace P.
Sering menangis (diam-diam) di kantor
“Saya mengalami ketakutan setiap kali harus berangkat kerja, sering bersembunyi di kamar mandi untuk menangis. Selalu mau nangis rasanya ketika sedang bersiap-siap untuk bekerja karena tahu bahwa saya akan sengsara. ” - Natalie V.
Kesehatan fisik menurun, dari sakit perut, rambut rontok sampai muntah ketika berangkat kerja.
“Bangun setiap pagi dengan rasa sakit perut. Stres menyebabkan saya mengalami maag akut.” - Dayhlaina L.
“Terjaga sepanjang malam membuat saya gelisah, bahkan rambut sampai rontok parah. Saya merasakan sakit secara fisik sepanjang waktu, banyak menangis dan tersinggung dengan segala hal.” -Megan H.
“Sakit setiap kali bangun tidur, bahkan sampai muntah hampir setiap pagi, diikuti sakit kepala gementar dan diare lengkap dengan perasaan yang menyakitkan.” -Carolyn L.
Tidak merasa nyaman, malah terancam, ketika berada di kantor
“Saya pernah bekerja di call center dan mendapatkan telepon berisi ancaman teroris ke salah satu seminar kami. Perusahaan tidak melakukan apa-apa selain menyembunyikan karyawan yang terlibat bahkan setelah polisi dipanggil ke rumah penelepon. Kami masih harus berurusan dengannya dan membantunya, kebetulan saya adalah orang yang ditugaskan untuk melakukannya karena dianggap memiliki tingkat pengalaman layanan pelanggan yang tinggi. Saya menolak dan memutuskan untuk resign namun masih saja terngiang-ngiang oleh kejadian tersebut.” -Katelyn B
Baca juga: Tipe-tipe Kepribadian Saat Bekerja di Rumah
Atasan seorang tukang bully
“Awalnya saya sangat menikmati pekerjaan dan apa yang saya lakukan sehari-hari di kantor, sampai saya memiliki kemampuan yang cukup mahir. Namun terjadi perubahan di manajemen yang mengakibatkan sesuatu yang buruk, bahkan hampir berujung korupsi. Mereka membully karyawan yang tidak mereka suka, saya salah satunya. Sempat, sih, saya tidak peduli, tapi justru malah membuat keadaan jadi buruk. Saya pun tidak paham kenapa mereka begitu membenci saya padahal saya melakukan pekerjaan dengan sangat baik.” - Tina S.
Baca juga: 7 Tanda Kecerdasan Emosi Rendah di Dunia Kerja
Atasan tidak menghargai pencapaian yang dilakukan
“Saya bekerja 100 jam lebih dalam seminggu, tapi atasan saya tidak memberikan saya semangat, boro-boro menghargai pencapaian saya, dia hanya menyalahkan saya atas masalah yang timbul padahal saya jauh lebih peduli untuk mengatasi masalah itu daripada dirinya.” - Tess S.
Baca juga: 10 Alasan Produktivitas Tim Menurun
Tak ada waktu sama sekali untuk hobi
“Pekerjaan saya berjalan dari pukul 9 sampai 5, tapi nyatanya waktu yang tersisa harus saya habiskan untuk mengalami yang namanya serangan panik. Boro-boro menjalani hobi bahkan menonton TV, pulang ke rumah untuk makan saya selalu tidak sempat.” - Andrew P.
Baca juga: Stop Burnout, Ini Cara Atur Waktu Istirahat Selama di Rumah
Menjadi benci akan pekerjaan yang dulu sempat dicintai
“Awalnya saya menikmati pekerjaan saya yang dulu rasanya menyenangkan, sampai saya menyadari keadaan di lingkungan kerja saya menjadi toxic, rasanya segala yang indah-indah itu hilang. Saya jadi nggak punya satu hal baik yang bisa saya banggakan terhadap pekerjaan saya, bahkan saya tidak bisa mencari alasan untuk bertahan di sana.” - Liz S.
Bila kebetulan mengalaminya, tidak ada salahnya untuk mendengarkan suara hati, konsultasikan ke psikolog maupun HRD untuk membantu Anda mencari jawaban sebelum mengambil keputusan yang paling baik bagi kesehatan mental Anda.
Share Article
COMMENTS