Kalau Saya Berkuasa Mengadakan OSPEK, Ini yang Saya Lakukan ...

Activity & Destination

Ficky Yusrini・18 Sep 2020

detail-thumb

Ada banyak cara untuk mengemas OSPEK dengan kreativitas tingkat tinggi, yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia namun tetap fun.

Minggu-minggu ini amat membahagiakan, melihat status media sosial teman-teman bermunculan kabar tentang anaknya diterima di kampus ini, jurusan itu. Tak lupa, saya turut memberi selamat pada mamanya. Plong pasti rasanya setelah masa penantian H2C berbulan-bulan.

Masa berbulan madu tidak lama. Tibalah musim OSPEK. Iya, OSPEK memang identik dengan perguruan tinggi,. Di SMA, istilahnya MOS, kepanjangan dari Masa Orientasi Sekolah. Meski sudah sejak lama digaungkan untuk menghapus budaya kekerasan di OSPEK, tetapi beberapa kali masih saja berjatuhan korban. Kalaupun bukan kekerasan, ada saja kejadian yang melampaui batas dan tidak manusiawi, seperti adegan berjalan jongkok hingga meminum ludah. Sebagai ibu, kita masih belum bisa tenang sepenuhnya selama OSPEK di bawah kendali para senior, sementara pihak kampus seolah menutup mata.

Baca juga: Sekolah Bertanggung jawab Mengajarkan Sikap Inklusi pada Anak

Ada banyak cara untuk mengemas OSPEK dengan kreativitas tingkat tinggi, yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, fun, serta tercapai tujuan yang diinginkan. Kalau saya usul…

Outbound di alam

Bolehlah kalau disebut piknik, siapa yang menolak? Petualangan di alam terbuka, di tempat yang penuh kehijauan, bersama teman-teman baru. Piknik bukan sekadar piknik. Outbound dirancang dengan program berupa permainan-permainan yang mampu menumbuhkan motivasi pada diri pesertanya. Biasanya pola permainan yang diadakan melibatkan kerja sama antar tim ataupun masing-masing individu. Program outbound ini kerap dipakai juga oleh perusahaan sebagai bagian dari pengembangan tim. Tidak sekadar mengakrabkan sesama murid baru dan senior, outbound juga bagus untuk media pengajaran komunikasi efektif, pengembangan tim, pemecahan masalah, kepercayaan diri, kepemimpinan, kerja sama, konsentrasi, dan sportivitas.

Youth-zania

Dari kata kidzania, sebuah edutainment park tempat anak-anak bisa merasakan pengalaman terjun ke profesi di dunia nyata. Sekolah atau kampus adalah ‘wahana’ bagi para muridnya. Lewat program semacam Kidzania, murid diajak untuk merasakan profesi-profesi yang ada di dalam lingkup bermasyarakat yang terkecil, yakni lingkungan sekolah. Selama satu minggu atau kurun waktu tertentu, ajak mereka merasakan pengalaman menjalani profesi yang ada di sekolah, dari tukang sapu, tukang parkir, sekretaris, admin, hingga dosen. Selain mereka menjadi kenal lingkungan sekolah dan seluk beluk sekolah, program semacam ini juga bisa menjadi bagian dari pengabdian masyarakat. 

Baca juga: Sumber Pertengkaran Antara Orangtua dan Remaja

OSPEK dalam bentukFestival budaya kampus

Biarkan mereka mengorganisir sebuah event semacam festival, dari mereka untuk mereka, yang harus mencerminkan nilai-nilai kampus dan karakter kampus yang bersangkutan. Keterlibatan bersama dalam sebuah kegiatan dapat mempererat kedekatan sesama murid, memperkuat sinergi, dan semangat kolaborasi. Di sini sangat dibutuhkan ide-ide kreatif yang menantang. Pihak sekolah hanya memberi rambu-rambu saja.   

Project based orientation

Sekarang sedang demam project based learning. Pengalaman belajar di mana siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan bekerja untuk jangka waktu tertentu, untuk meriset, menciptakan sesuatu, dan mengaplikasikan teorinya ke dalam sebuah proyek yang otentik. Dalam model OSPEK berbasis proyek, intinya setiap murid diminta untuk mencari sesuatu yang otentik dari kampus dan menuangkannya ke dalam karya atau proyek tertentu. 

Problem solving competition membuat ospek lebih berbobot

Setiap murid baru diwajibkan mempresentasikan ide-ide problem solving seputar kegiatan belajar dan persekolahan. Untuk itu, mereka perlu brain storming, merumuskan masalah yang ingin diangkat, sampai ke solusinya. Mark Zuckerberg juga awalnya iseng-iseng membuat programnya untuk skala kampus di zaman ia masih mahasiswa.     

Baca juga: Penyebab Insecure di Kalangan Anak Remaja

Temu raya komunitas atau community gathering

Di dalam lingkup kampus, pasti terdapat komunitas-komunitas kecil. Entah itu, komunitas yang ‘resmi’ maupun tidak resmi. Resmi seperti organisasi mahasiswa, unit kegiatan mahasiswa. Tidak resmi seperti komunitas pecinta sejarah, komunitas guru sepuh, komunitas mahasiswa yang nggak lulus-lulus, dan sebagainya, semuanya dipertemukan.

Baca juga: 10 Alasan Pemicu Kemarahan Remaja