banner-detik
PHYSICAL WELLNESS

Genetik, Faktor Utama Penyebab Gangguan Mental

author

annisast14 Sep 2020

Genetik, Faktor Utama Penyebab Gangguan Mental

Orangtua yang bahagia akan melahirkan anak yang bahagia, katanya. Maka perlu jadi orangtua yang sehat secara mental agar anak pun bisa sehat secara mental.

Dari obrolan Instagram Live bersama Psikiater dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ, faktor utama yang membentuk kondisi kesehatan mental itu adalah faktor biologis lho atau faktor genetik!

Menurut dr. Andreas, ada 3 hal yang terlibat untuk membentuk suatu kondisi kesehatan mental, unsur biologis, psikologis, dan sosial.

Unsur biologis, bakat-bakatan. Contoh seperti anak dengan asma. Yang pertama dia harus punya bakat dulu ke arah situ. Jadi memang ada orang yang punya bakat untuk depresi, cemas, masalah emosional.

Jadi secara genetik, secara bakat, bisa menurun. Bukan hanya dari kedua orangtua tapi dari orang-orang yang berbagi gen yang sama dengan kita seperti kakek nenek atau om/tante.

“Hampir semua gangguan mental itu ada unsur biologic-nya, ada unsur turunannya makanya ketika saya ketemu seorang anak dengan depresi ketika kecil atau gangguan kecemasan, saya akan tanyakan di keluarga ada nggak yang seperti ini,” papar dr. Andreas.

“Artinya, bukan berarti misalnya ayahnya punya riwayat cemas, ibunya punya riwayat depresi, wah berarti anaknya bakal jadi cemas dan depresi bukan berarti kita menyerah dengan keadaan tapi justru kita jadi tahu oh anak ini punya kerentanan, punya kecenderungan untuk kaya gitu,” sambungnya.

Yang kedua adalah unsur psikologis, jadi bagaimana cara seorang anak berhadapan dengan masalahnya. Tentu kalau ngomongin seorang anak, pasti problem solvingnya belum seluwes orang dewasa.

Terakhir, unsur sosial. Masalah dengan teman, dimarahi guru, tidak bisa bersosialisasi dengan teman. Contoh: Ada anak yang di sekolah dimarahi gurunya, tapi kalau dia tidak punya bakat untuk jadi depresi atau menjadi cemas, kemampuan dia menghadapi stressor bagus, bisa jadi nggak depresi.

Tapi sebaliknya, jika anak ini bakatnya cukup kuat untuk depresi, kemampuan menghadapi stressor lemah, datang ke sekolah cuma ditanya guru aja bisa sampai rumah nangis karena mungkin merasa diserang.

Wah, jadi sebagai orangtua kalau memang merasa kondisi kesehatan mental kurang baik, apalagi merasa sudah menganggu kehidupan sehari-hari, yuk datangi psikiater!

“Ibu atau calon ibu yang konsultasi dengan saya, mereka punya prinsip bahwa saya punya rasa sakit, saya punya sebuah pola yang nggak bagus dan saya nggak mau menurunkan ini pada anak saya. Ketika momen dia menyadari itu, artinya ada motivasi baru kita bisa menjalankan sebuah terapi,” jelas dr. Andreas.

Baca juga:
Drama Korea yang Mengangkat Tentang Kesehatan Mental
INFOGRAFIS: Kebutuhan Dasar Anak Fisik & Mental, Bukan Cuma Makanan & Mainan!

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan