banner-detik
SELF

Tim Diam di Rumah atau Tim Berani Jalan-Jalan Selama Pandemi?

author

dewdew06 Sep 2020

Tim Diam di Rumah atau Tim Berani Jalan-Jalan Selama Pandemi?

Di tim mana Anda bersama keluarga berada? Diam di rumah biarpun bosan, atau merasa nggak masalah jalan-jalan yang penting patuh protokol kesehatan? 

Kian hari orang yang tertular Covid-19 selama pandemi kian gila-gilaan naiknya. Saat artikel ini ditulis, Indonesia pecah rekor dengan mengumumkan sekitar 3000 lebih orang yang positif Covid setiap harinya. Total sudah 187.000an orang Indonesia yang mengidap Covid-19. Walau angka kesembuhan mencapai 140.000an, namun jumlah kematian yang menunjukkan angka sekitar 7.800 orang nggak bisa dibilang sedikit. Apalagi di dalamnya termasuk 100 orang dokter. 

Tingginya angka penularan Covid-19 ternyata nggak bikin banyak orang lantas takut dan kemudian diam di rumah. Terbukti long weekend kemarin jalanan puncak macet total, dan tempat liburan juga banyak yang fully booked. Saya lihat juga makin banyak grup komunitas yang merencanakan trekking atau naik gunung. Geng keluarga besar juga merencanakan staycation di villa. Sementara yang memilih stay saja di sarangnya juga banyak. Keluar rumah kalau memang penting banget. Jalan-jalan atau liburan nanti dulu, deh. 

Berikut pendapat mommies yang berada pada tim diam di rumah, dan tim berani jalan-jalan. Mommies termasuk tim yang mana? 

Stay di rumah artinya membantu Nakes dan RS 

Kalau ditanya soal bosan, ya, pasti bosanlah. Anak-anak juga sepertinya sudah ada di ujung batas kesabaran. Sekolah di rumah, main di rumah, nggak bisa ketemu teman-teman, capek PJJ, dan sebagainya. Ibu bapaknya juga sudah ingin ngopi bareng teman-teman, ke salon, melakukan hobi, tapi buat saya dan suami, stay di rumah merupakan yang paling bijaksana saat ini. 

Dengan stay di rumah dan hanya keluar saat super penting macam membeli segala keperluan rumah tangga, itu artinya kita membantu tenaga kesehatan dan Rumah Sakit. Diam di rumah merupakan satu cara penting untuk meminimalkan jumlah penyebaran Covid-19, yang artinya kita mengecilkan risiko tertular supaya tugas Nakes nggak makin berat, dan tingkat okupansi rumah sakit bisa ditekan. 

Dengan bersabar dan diam di rumah, artinya kita menghargai kerja pemerintah, menolong tenaga kesehatan, supaya angka penularan Covid-19 nggak makin tinggi. Kadang suka bingung sama orang-orang yang ribut banget sama kenaikan angka penularan yang tinggi setiap hari, tapi masih santai keluar-keluar buat kumpul-kumpul, baik sama teman maupun sama keluarga besar yang tidak tinggal serumah. Bukannya menentang kumpul-kumpul, bagaimanapun silaturahmi harus dijaga. Hanya dalam kondisi kayak gini, dengan peningkatan kasus yang kayaknya sudah serem banget ini, kumpul-kumpul sementara virtual dulu, deh. Insha Allah masih banyak waktu setelah pandemi ini berakhir.  Astari, ibu rumah tangga, 35 tahun.

Selama ikut protokol kesehatan, jalan-jalan nggak apa-apa, kok

Saya termasuk yang rutin swab. 2-3 minggu sekali. Minimal rapid test. Iya, soalnya saya sering jalan-jalan, liburan, atau staycation dengan tetap ikut protokol kesehatan. Demi menjaga kewarasan, saya memutuskan untuk beraktivitas juga di luar rumah tapi tetap mempraktikkan social distancing. Termasuk keluarga saya. Saya juga milih, kok, misalnya mau ikut trekking atau liburan dengan yang nggak serumah, saya harus yakin, yang ikutan juga sudah swab. Biasanya yang kayak gini komunitas atau keluarga dekat yang saya tahu history dan kebiasaan hidup mereka, ya. 

Saya bukan nggak menghormati nakes atau gimana, yang penting saat jalan-jalan atau beraktivitas di luar rumah tetap ikuti protokol kesehatan. Masker wajib, jaga jarak 1.5 meter dilakukan, dan anak-anak juga saya ajarkan yang sama. Jadi mereka nggak ngeyel kalau disuruh pakai masker dan sering cuci tangan atau pakai hand sanitizer. 

Saya sudah pasti akan menghindari kerumunan atau beraktivitas di tengah orang-orang yang saya nggak tahu kebiasaannya gimana. Kalau pun merencanakan staycation saya pilih hotel atau penginapan yang saya tahu jelas protokol kesehatannya dijalankan. Pilih juga hari yang sepi, nggak mesti long weekend lantas liburan. Demi bisa jalan-jalan saya pilih hari biasa yang cenderung lebih sepi. Kami sekeluarga pernah camping di weekdays, jarak tendanya jauh banget sama tenda tetangga saking sepinya, bawa selimut sendiri, bawa makan sendiri, bawa alat makan sendiri. Menyatu dengan alam, anak bisa bebas main di air terjun tanpa perlu pakai masker, soalnya cuma kita yang ada di situ. Paling cuti dari kantor. Suami saya pun begitu. Sejauh ini, sih, Alhamdulillah tidak tertular. Semoga nggak sampai, ya.  Zeezee, karyawan swasta, 32 tahun.

Well, bagaimana dengan Anda? Apalagi konon kabarnya XXI akan dibuka dan saya yakin banget, sudah banyak yang kangen untuk menonton film sambil ngemil popcorn dengan suasana bioskop. 

Di mana Anda berada? 

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan