Nggak perlu langsung cemas saat anak lemas. Sebaliknya, lakukan ini!
Iya, semua pasti masih parno sampai sekarang, saya juga! Anak batuk sedikit saja bawaannya was-was, ya, karena kondisi saat ini masih terus mengkhawatirkan. Kita sekeluarga harus sebisa mungkin berusaha menjaga daya tahan tubuh. Namun, nggak bisa juga mengelak ketika daya tahan tubuh anak tiba-tiba terganggu, yang biasanya ditandai dengan:
Mengalami infeksi berulang
Sering sakit, seperti pilek, demam, dan flu, serta memerlukan antibiotik lebih dari empat kali dalam satu tahun. Ini artinya tubuhnya tidak mampu melawan serangan bakteri maupun virus.
Sariawan
Kekurangan zat-zat penting seperti vitamin B12, asam folat, zat besi dan vitamin C serta gangguan sistem pencernaan juga biasanya ditandai dengan timbulnya sariawan. Seringkali, anak jadi susah makan. Kalau sudah begini, tubuhnya pun akan semakin rentan didatangi penyakit.
Cepat lelah
Kita tahu betul, saat si kecil aktif, ia akan mengeluarkan energinya secara maksimal, namun ketika waktu tidurnya cukup, ia tidak akan mengalami kendala dan akan kembali aktif di hari berikutnya. Sementara, bila anak sering terlihat lemas dan kelelahan, artinya sistem kekebalan tubuhnya sedang bermasalah. Karena ketika sistem imun tubuh tidak bekerja dengan maksimal, maka tingkat energinya juga ikut terganggu. Tubuh pun menjadi lelah karena mencoba menyisakan energi agar sistem imun tetap bekerja melawan bakteri.
Mengalami diare maupun sembelit
Dr Muzal Kadim SpA(K) dari IDAI mengatakan bahwa saluran cerna adalah benteng kesehatan anak, karena di saluran cerna terdapat sekitar 80% sel yang menghasilkan antibodi. Saluran cerna berfungsi sebagai sistem perlindungan (pertahanan) terdepan untuk menghadapi mikroorganisme patogen, serta mengatur sistem pertahanan tubuh agar lebih toleran terhadap alergen. Diare dan sembelit merupakan tanda bahwa anak mengalami gangguan pada pencernaannya, yang artinya sistem kekebalan tubuh anak terganggu.
Ketika anak mengalami 4 tanda di atas, sebelum berkonsultasi dengan dokter, kita bisa menerapkan hal ini di rumah:
Memerhatikan makanan anak
Kasih makan setiap hari, sudah pasti, namun, seringkali kita lalai akan apa saja yang ada di dalam piring anak. Sudah paham betul dengan menu yang bergizi seimbang, di mana seharusnya ada protein, sayur, dan buah, tapi lalu membiarkan anak memilih mau makan salah satunya saja, yang penting dihabiskan. Bila selama ini kita memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal berbagai jenis makanan, seharusnya kita tidak akan pernah mengeluarkan kalimat, “Ah, dia nggak doyan makan sayur itu, buah itu apalagi,” karena buah dan sayur jenisnya banyak sekali, pasti setidaknya ada, lah, satu atau dua jenis yang anak suka, tinggal kita yang harus memastikan anak mengonsumsinya dalam jumlah yang cukup.
Pemberian suplemen, hanya sebagai pendukung
Dokter spesialis anak dan konsultan ahli nutrisi penyakit metabolik serta Ketua Unit Kerja Koordinasi Nutrisi Penyakit Metabolik IDAI, Dr. Titis Prawitasari, SpA(K) menjelaskan bahwa penggunaan suplemen sebetulnya bukan jawaban. Seperti namanya, suplemen artinya tambahan. Bila dirasa anak tidak terpenuhi kecukupan gizi dan nutrisinya, silakan berikan suplemen. Namun, kembali pada poin sebelumnya, kita harus memastikan anak tetap makan dengan komposisi protein, makronutrien, dan mikronutrien yang seimbang.
Sedikit-sedikit tidak apa, yang penting sering
Tentu sulit sekali menghadapi anak yang boro-boro mau makan, buka mulut aja ogah. Pemberian buah bisa diolah menjadi jus tanpa perlu tambahan gula, supaya kebutuhannya akan vitamin tetap terpenuhi. Makanan yang lunak seperti bubur, sup ayam dan sayur, bisa dijadikan pilihan. Tidak perlu dipaksa bila ia hanya mau disuapi sesekali, frekuensi makannya saja yang ditingkatkan.
Istirahat dan batasi kegiatan fisik
Saat anak tidak mengalami gangguan, ia pasti akan aktif dengan sendirinya. Nggak perlu disuruh, pasti semangat aja lari-larian muterin rumah. Namun, ketika tubuhnya lemas, lebih baik membiarkannya istirahat.
Berjemur di halaman belakang rumah
Di pagi hari, sinar matahari sangat kita perlukan untuk mengubah pro vitamin D di bawah kulit kita menjadi vitamin D. Meski tidak bisa banyak melakukan kegiatan fisik yang berat, pastikan anak tetap disempatkan untuk berjemur di pagi hari. Bila memungkinkan, ajak anak berjalan santai mengitari komplek rumah.
Selebihnya, jalankan protokol kesehatan dan kebersihan di rumah, rajin cuci tangan, pakai masker bila sedang batuk, tidak mengajak anak ke luar rumah untuk hal-hal yang tidak perlu, rutin ganti sprei di kamar, buka jendela agar terjadi pertukaran udara dan disinfektasi ruangan bila diperlukan.