Sorry, we couldn't find any article matching ''
Jangan Ditiru! 5 Kesalahan Keuangan Keluarga yang Paling Sering Terjadi
Mengelola keuangan itu tidak pernah mudah. Apalagi ketika sudah berkeluarga.
Ketika single, sebelum menikah, mengelola keuangan hanyalah “peperangan” dengan diri sendiri. Bagaimana kita mengontrol diri sendiri dan menyadari bahwa usia produktif tidak akan bertahan lama sehingga harus punya rencana keuangan untuk masa depan.
Saat sudah berkeluarga, tantangan mengelola keuangan semakin rumit. Ada suami yang harus diajak berdiskusi dan berbagai kebutuhan anak yang rasanya tidak pernah selesai.
Nah, apa saja sih biasanya kesalahan keuangan dalam sebuah keluarga yang sebaiknya jangan kita tiru?
Tidak komunikasi dengan pasangan
Memisahkan penghasilan itu boleh, tidak semua pasangan menggabungkan penghasilannya. Tapi tetap harus dibicarakan lho karena setelah menikah, banyak tujuan keuangan yang mau tidak mau harus dibicarakan berdua.
Seperti siapa yang membiayai pendidikan anak? Siapa yang akan mengumpulkan dana pensiun? Kalau kebutuhan tersier seperti liburan, siapa yang akan bayar? Dan banyak lagi. Komunikasi yang terbuka tentang uang akan sangat memudahkan hal ini.
Habis-habisan untuk satu tujuan
Tabungan dihabiskan untuk menikah atau melahirkan atau dapat warisan habis untuk beli mobil. Sementara tujuan lain belum dimulai untuk direncanakan. Ketika anak mau masuk sekolah bingung, bayarnya pakai uang apa ya? Ini berkaitan dengan poin selanjutnya.
Berutang untuk dana yang bisa direncanakan
Melahirkan ada waktu 9 bulan, sekolah punya waktu sangat panjang untuk menabung atau berinvestasi, namun jika tidak direncanakan kita jadi bingung karena kok uangnya tidak ada ya? Maka kita pun jadi berutang untuk sesuatu yang bisa direncanakan.
Berutang untuk sesuatu yang seharusnya bisa direncanakan membuat kita kehilangan kesempatan berinvestasi. Ngomong-ngomong soal utang …
Mengambil KPR/utang jangka panjang tanpa pertimbangan
Ini jadi banyak sekali masalah keuangan keluarga. Sebetulnya sesuai kondisi ideal, utang itu maksimal 30% dari penghasilan. Namun kenyataannya banyak keluarga yang punya utang terutama KPR yang sampai 50 hingga 70% penghasilan bulanan.
Alasannya “rumah kan investasi” ya kalau ditempati apalagi masih utang kan sebetulnya bukan juga merupakan aset investasi ya tapi masih berupa aset guna. Keuangan jadi ngepres dan jadi tidak bisa berinvestasi untuk hal lain karena berutang belasan bahkan bisa sampai 20 tahun dengan nominal besar tanpa pertimbangan.
Tidak punya dana pensiun
Yang satu ini bisa jadi melibatkan anak lho! Hanya karena kita tidak mempersiapkan dana pensiun, di masa depan kita jadi memberatkan anak dan membuat anak menjadi sandwich generation. Jangan sampai ya!
Nah untuk mommies yang mau belajar banyak soal keuangan keluarga, ikutan event ini yuk! Power Hour by MD akan digelar selama 3 hari dengan berbagai topik dan pembicara yang ahli di bidangnya.
Di hari ketiga ada "Family Financial Planning: What's The Next Step?“ bersama financial trainer dan founder QM Financial Ligwina Hananto pukul 14.00-15.30. Tiketnya bisa dibeli di sini ya!
Share Article
COMMENTS