Sudah bulan Agustus, nih, ada secercah harapan,kah mengenai Covid-19 yang perlu kita ketahui? Ini 7 informasi terbaru Covid-19.
Semua tentu berharap pandemi ini segera berakhir, namun, kita bisa berharap sampai mana? Berikut informasi terbaru Covid-19 yang perlu kita ketahui. Tentunya yang namanya informasi, nggak semuanya good news.
Photo by Brian McGowan on Unsplash
Uji klinis vaksin Covid-19 tengah berlangsung sejak tanggal 11 Agustus 2020 lalu di Bandung. Ratusan orang dari 1.620 orang relawan telah mendapatkan vaksin buatan Sinovac dari China secara bertahap. Menurut salah satu relawan vaksin, Karyana Ardi Sumirat (23), sejauh ini, ia tidak mengalami keluhan atau efek samping yang berarti setelah mendapatkan vaksin. Mereka pun dipantau dan diberi kartu catatan bila mengalami pembengkakan atau keluhan apapun. Uji klinis vaksin ini ditargetkan rampung pada awal tahun 2021. BIla berhasil, kandidat vaksin yang tengah melalui uji klinis fase tiga ini akan diproduksi massal oleh PT Biofarma yang akan memiliki kapasitas produksi hingga 250 juta dosis vaksin per tahun.
Sementara itu, Rusia juga dikabarkan telah memulai produksi vaksin virus corona (Covid-19) gelombang pertama setelah Vladimir Putin menyetujuinya. Pengumuman Putin pada Selasa, 18 Agustus lalu tentang vaksin tersebut ditanggapi dengan hati-hati oleh para ilmuwan dan WHO yang mengatakan masih membutuhkan tinjauan keamanan yang ketat. Vaksin ini dikembangkan oleh lembaga penelitian Gamaleya untuk epidemiologi dan mikrobiologi di Moskow, bekerjasama dengan kementerian pertahanan Rusia.
Studi dari Harvard Medical School menemukan bahwa akupuntur mampu meredakan peradangan pada subjek penelitian tikus. Dikutip dari Fox News, praktik tradisional asal China ini terbukti meningkatkan kemampuan tikus melawan badai sitokin, yang merupakan gejala yang terjadi ketika tubuh diserang virus infeksi atau respons kekebalan tubuh yang banyak ditemukan pada pasien infeksi paru-paru. Dari studi tersebut, tikus yang mengalami badai sitokin memiliki peluang bertahan hidup 40% lebih besar saat diobati dengan elektroakupuntur. Tingkat peradangannya juga lebih rendah, sementara tingkat kelangsungan hidupnya meningkat dari 20% menjadi 80%.
Kementerian Kesehatan Malaysia menemukan varian mutasi virus corona SARS-CoV-2 yang membuat COVID-19 lebih mudah menular dari varian sebelumnya. Varian mutasi virus ini bernama D614G, terletak di dalam protein yang menyusun spike virus yang digunakannya untuk masuk ke dalam sel manusia. Mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin), sehingga dinamakan D-614-G.
Dua studi yang dipublish di Cell, oleh ahli biologi komputasi dan ahli genetik, Bette Korber dan studi kedua oleh WHO Collaborating Center di China juga memberikan hasil yang serupa bahwa varian D614G 10 kali lipat lebih menular daripada strain Wuhan-1 yang asli. Meski lebih cepat menular, tetapi tidak membuktikan peningkatan penularan virus. Namun demikian, hal ini tidak berdampak pada perkembangan vaksin. Jadi, mutasi D614G terjadi pada protein spike virus, namun tidak mengubah bagian domain pengikat reseptor (RBD) yang kritis untuk pengembangan vaksin.
Penambahan kasus baru positif Covid-19 di Indonesia ada sebanyak 1.902 kasus per 19 Agustus. DKI Jakarta dan Jawa Timur masih tercatat mengalami penambahan kasus tertinggi. Berdasarkan situs resmi Satgas Penanganan Covid-19, totalnya menjadi 144.945 kasus. Data tersebut juga menunjukkan pasien Corona yang sembuh sebanyak 98.657 orang dan 6.346 lainnya meninggal dunia.
Sumber:
health.detik.com
Cnnindonesia.com
Baca juga:
6 Sumber Keributan Rumah Tangga Selama Pandemi
Cara Membesarkan Anak Bahagia di Dunia yang Suram