Anak Cuti Sekolah Selama PJJ, Begini Pro dan Kontra dari Para Ortu

Kids

Sisca Christina・05 Aug 2020

detail-thumb

Ditulis oleh: Sisca Christina

Meneruskan PJJ atau cuti sekolah sama-sama membutuhkan pertimbangan matang setiap orang tua, dengan segala plus minusnya.

unschooling - mommiesdaily

Urusan sekolah adalah salah satu hal yang paling bikin mumet orang tua semasa pandemi ini. Kirain, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini hanya berlangsung kurang lebih tiga bulan sejak awal PSBB, nggak sampai tahun ajaran baru. Tapi rupanya implementasi new normal di sekolah masih riskan diterapkan. Jadilah PJJ ini diperpanjang hingga... entah sampai kapan!

Akhirnya orang tua pun dibuat pasrah, sreg nggak sreg, tetap jalani PJJ, karena nggak ada pilihan lain. Pikiran simpelnya: masa anak saya jadi nggak sekolah? Biar bagaimanapun, sekolah dengan metode PJJ tetap lebih baik dibanding anak nggak belajar sama sekali.

Namun, beberapa orang tua yang nggak cocok dengan metode PJJ akhirnya memilih untuk memberhentikan sementara (cuti) anaknya dari institusi pendidikan. Kalau cuti, kira-kira anak bakal gimana nasibnya, ya? Yuk, kita simak beberapa penuturan para mommies tentang cuti sekolah.

Bagi orang tua yang bekerja full time, PJJ adalah pilihan paling aman untuk saat ini

Lenny Maria, karyawati

Sebenernya saya kurang sreg sama PJJ, tapi dari pada anak saya nggak belajar sama sekali, ya sudah, terima saja kondisinya saat ini harus PJJ. Kasian kalau cuti, nanti kalau mulai sekolah lagi malah ketinggalan dari anak yang lain. Udah ortunya kerja, anaknya malah nggak sekolah, kan kasian. Buat ortu yang keduanya bekerja full time, homeschooling bukan opsi yang bisa ditempuh. Karena artinya salah satu ortu harus resign atau mencari pekerjaan baru yg nggak full time. Ini lebih merepotkan, mana keadaan lagi tak menentu begini. Jadi dijalanin aja sambil dipantau dan didampingi semaksimal mungkin.

Rostika Sari, pekerja freelance

Saya menyadari betul bahwa saya bukan ibu yang super kreatif untuk bebikinan aktivitas anak di rumah. Oleh karena itu, saya tetap membutuhkan sekolah untuk menyediakan materi ajar untuk anak saya. PJJ memang challenging, apalagi anak saya baru masuk SD. Pengennya juga dimulai dengan belajar via tatap muka, tapi kan nggak mungkin. Jadi buat saya sendiri, lebih baik anak saya menjalani PJJ agar pendidikannya tidak terbengkalai.

Bagi orang tua yang berprofesi sebagai wirausaha atau pekerja lepas, cuti sekolah dan beralih ke homeschooling mungkin bisa jadi alternatif

Jaqualine Elizabeth, wirausaha

Saya nggak setuju dengan cara belajar online, karena mengharuskan anak bertatapan dengan layar gadget berjam-jam setiap harinya. Jadi setelah melalui berbagai pertimbangan, saya dan suami memutuskan anak homeschooling dulu. Apakah keputusan ini sementara atau jangka panjang, kami masih belum memastikan. Keadaan serba tak terprediksi. Kami masih mau watch and see, dan masih dalam tahap penyesuaian beberapa hal juga. Namun, jika memang dirasa cocok dan tak ada kendala di ortu dan anak, kami akan melanjutkannya.

Jessica Malinda, pengajar musik

Anak saya dua, satu mau masuk TK A, satu lagi kelas 3 SD. Untuk yang TK A, saya cutikan, karena tahu sendiri, anak TK itu fokusnya masih terbatas, jadi nggak bisa kalau sekolah itu pindah ke layar. Masih doyan lari-lari, nggak betah duduk manis di depan layar lama-lama. Terus, nggak dapat sosialisasinya seperti waktu sekolah tatap muka, disiplin juga nggak kebentuk. Jadinya chaos banget!

Kakaknya yang kelas 3 SD saja kalau saya lihat juga tidak maksimal belajar via daring ini. Matanya tampak lelah, bahkan sempat memerah. Paling banter bertahan 30-60 menit di depan layar, sisanya lari-larian. Kalau pelajarannya dia kurang suka, bisa sambil tiduran, tidak konsentrasi. Saya sedang pantau 3 bulan ke depan seperti apa. Kalau nggak maksimal saya mau cuti saja dan beralih ke homeschooling. Saya lagi cari info tentang homeschooling yang aplikasinya sudah siap pakai, diakui pemerintah dan ada rapornya seperti @ruangguru dan @kelaspintar_id.

Bila memutuskan cuti, harus ada substitusi pembelajaran di rumah agar anak tetap terstimulasi.

Alexandria Jessie, wirausaha

Keputusan untuk cuti atau keluar dari sekolah sih sebetulnya silakan saja, tergantung visi misi keluarga. Tapi yang harus dicermati adalah stimulasi anak harus jalan terus di rumah. Harus ada substitusi pembelajaran di rumah sesuai dengan usia anak. Jangan dibiarin nonton TV atau main gadget terus-terusan.

Keputusan saya untuk homeschooling buat anak pun bukan sekedar ingin membebaskan diri dari beban membayar sekolah, atau menghindar dari tanggung jawab ngajarin anak. Justru setelah saya observasi, selama saya dampingi SFH, anak menunjukkan progres belajar yang semakin baik. Beralih ke homeschooling ini bukan keputusan dadakan tanpa pertimbangan. Kebetulan beberapa tahun belakangan saya sedang mendalami metode homeschooling Charlotte Mason. Jadi buat saya pribadi, momennya tepat untuk menerapkan homeschooling mulai tahun ajaran baru ini.

---

Memutuskan mau lanjut PJJ, atau cuti dan beralih ke homeschooling memang nggak semudah order makanan via online ya, mommies. Semua ada konsekuensinya. Tapi ingat, jangan sampai motivasinya keliru. Sebab pendidikan anak itu penting dan jadi bekal mereka yang nggak bisa ditunda-tunda. Kalaupun memutuskan untuk cuti sekolah, bukan berarti ortu jadi bebas lepas dari tanggung jawab ngajarin anak. Malah, homeschooling itu menandakan kesiapan dan totalitas ortu dalam mengambil kendali penuh dalam hal pendidikan anak.

Apapun keputusan mommies, semoga diberi kelancaran, dan tumbuh kembang anak-anak tetap optimal baik PJJ maupun homeschooling, ya!

Baca:

Serba-serbi Homeschooling, Bukan Hanya Memindahkan Sekolah ke Rumah

Anak Cuti Sekolah Selama PJJ, Ini Alasan Saya

PPDB DKI: Pro Kontra Aturan Usia Masuk Sekolah