Sindrom Sleeping Beauty: Kelainan Langka yang Bikin Anak Tidur Berbulan-Bulan

Health & Nutrition

dewdew・29 Jul 2020

detail-thumb

Bukan, bukan, saya bukan sedang bicara tentang dongeng si putri tidur, tapi sebuah kelainan langka yang dikenal juga dengan nama Sleeping Beauty Syndrome, membuat penderitanya bisa tidur lebih dari setengah hari, atau berhari-hari, atau bahkan bisa berbulan-bulan.

Dilansir dari Healthline, sindrom yang dikenal di dunia medis dengan nama Kleine-Levin Syndrome (KLS) ini sebenarnya merupakan sebuah kelainan neurologi. Kelainan ini sangat langka, karena hanya ditemukan sekitar 1000 orang penderita di seluruh dunia. Termasuk angka yang kecil, sih, kalau dihitung-hitung. Namun efek untuk si penderita besar, lho.

Kebiasaan Tidur Bayi Sesuai Usia - Mommies Daily

Bisa juga diderita oleh anak-anak

KLS sebenarnya lebih banyak ditemukan pada pria dewasa, namun begitu tak berarti wanita, remaja, hingga anak-anak tidak rentan terhadap kelainan ini. Bahkan baru-baru ini sempat viral sebuah video yang menunjukkan seorang balita di Indonesia memiliki kelainan langka ini.

Karakterisitik utama dari kelainan ini adalah penderita akan tidur dalam jangka waktu lama, sekitar 20 jam perhari. Ada juga yang lebih lama dari itu. Ada, sih, saat-saat di mana penderita bangun dari tidurnya, namun karena nggak lama kemudian ia tidur kembali, terkesan ia tak pernah bangun.

Periode ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa bulan. Uniknya, setelah satu periode tidur lama tersebut berakhir, penderita KLS akan bisa beraktivitas biasa seperti layaknya orang normal. Semacam nggak ada apa-apa. Nggak merasakan apa pun, bahkan cenderung tak ingat dengan apa yang ia alami selama ia berada dalam periode tidur tersebut.

Gejala sindrom sleeping beauty

Perlu diketahui waktu tidur yang berlebihan atau yang biasa disebut episode tidak datang terus-terusan. 1 episode tidur penderita KLS bisa terjadi selama berbulan-bulan, kemudian menghilang. Lalu muncul lagi beberapa tahun kemudian. Jika ada anggota keluarga yang mengalami beberapa gejala berikut ini, mommies bisa memberikan dugaan awal bahwa ia menderita kelainan KLS. Namun diagnosa tetap harus diberikan oleh dokter, ya.

Penderita KLS seringkali tidak bisa membedakan mana kenyataan mana mimpi. Istilahnya berhalusinasi. Sering ditemukan di sela-sela berlangsungnya episode tidur, penderita terlihat melamun dan tidak sadar dengan lingkungan sekitar.

Ketika terbangun di tengah-tengah episode, penderita KLS mungkin saja bertingkah layaknya anak kecil, disorientasi, dan terlihat lemas.

Penderita akan lebih sensitif terhadap suara dan cahaya. Bisa juga kehilangan nafsu makan.

Apa yang harus dilakukan jika anak menderita sindrom putri tidur?

Penyebab dari kelainan langka ini hingga hari ini belum diketahui penyebab pastinya. Hanya saja gejala-gejala yang muncul pada sindrom ini menunjukkan adanya malfungsi hipotalamus dan thalamus pada otak. Sama dengan penyebabnya, obat untuk kelainan ini juga belum ditemukan.

Paling-paling obat yang diberikan hanyalah untuk mengurangi gejala, bukan menghilangkan sama sekali. Para ahli, sih, lebih menyarankan agar penderita KLS disupport oleh anggota keluarga. Karena dapat dipastikan penderita KLS akan sangat mengalami kesulitan mengurus dirinya sendiri terutama ketika episode tidur itu datang.

Baca:

5 Fakta tentang Penyakit Langka Harlequin Ichthyosis

Jelang Remaja Jam Tidurnya, kok, Malah Tambah Panjang?

Kebiasaan Tidur Bayi Sesuai Usia