banner-detik
KIDS

Sikap Anak = Apa yang Dia Rasakan dan Apa yang Dia Butuhkan

author

fiaindriokusumo23 Jul 2020

Sikap Anak = Apa yang Dia Rasakan dan Apa yang Dia Butuhkan

Pahami alasan dan perasaan di balik sikap anak yang kadang tidak menyenangkan agar kita tahu apa yang sebenar-benarnya dia butuhkan.

Menghadapi anak yang tantrum nggak jelas, atau marah-marah, nangis, teriak dan beragam tingkah laku ‘ nyebelin’ lainnya memang bisa menguras emosi banget ya sebagai orangtua. Dan, nggak jarang kita jadinya marah balik.

Padahal, kalau menurut filosofi Peaceful Parenting, ketika seorang anak menunjukkan perilaku ‘negatif,’  kita coba untuk fokus pada mengidentifikasi perasaan anak yang mungkin terpendam dan kebutuhannya yang mungkin tidak terpenuhi dengan baik.

Berikut adalah chart sederhana yang menunjukkan kaitan antara perilaku anak, dengan apa yang mungkin dia rasakan serta apa yang sebenarnya anak butuhkan dari kita dan lingkungan sekitar:

Sikap Anak = Apa yang Dia Rasakan dan Apa yang Dia Butuhkan - Mommies Daily

Photo by Arwan Sutanto on Unsplash

A

Saat sikap anak: Tidak seperti biasanya, cenderung ‘rusuh’ , berteriak dengan suara kencang, demanding, agresif, tidak bisa ditebak, berisik banget, malas bersosialisasi, memberontak atau melawan, menentang kita, menyerang, melakukan hal-hal yang berbahaya, kasar, tidak kooperatif, cenderung merusak barang-barang, berbohong atau selalu curiga.

Ada kemungkinan anak merasakan: Tidak aman, cemas, takut, marah, gusar, merasa dituduh tidak benar oleh orang lain atau orang tuanya, sangat frustasi, merasa terancam, rendah diri, tidak percaya diri, ada dendam, bingung, disorientasi, sedih, kesepian, merasa tidak dicintai, merasa orang lain tidak memahami dirinya, merasa dicap sebagai anak yang nakal, dianggap tidak ada, tidak berdaya, merasa kehilangan. Child has a backlog of unmeet needs. Banyak sekali kebutuhan anak yang ternyata tidak dipenuhi orangtua.

Maka ini yang anak butuhkan: Orang tua yang membantu anak untuk merasa aman dan nyaman dengan dirinya ataupun lingkungan sekitar. Orang tua yang membantu anak untuk menurunkan tingkat stress dan menenangkan anak. Orang tua yang bisa menghibur dan memberikan hubungan penuh cinta serta EMPATI! Katakan bahwa “Mama bisa bantu kamu lho ….” Pastikan anak tetap berada di kondisi yang aman secara fisik juga tanpa orang tua bersikap agresif. Ajak anak meluapkan perasaannya dengan menangis. Anak butuh orang tua yang memahami dia.

B

Saat sikap anak: Sering bingung dan mudah teralihkan. Ekstra waspada. Disorientasi. Super sensitif. Mudah marah atau sedih. Resistant. Sering berkonflik dengan anak-anak yang lain. Nempel terus sama orang tua. Merengek. Mudah gugup atau gelisah. Menuntut perhatian atau ingin selalu dihibur oleh orang lain.

Ada kemungkinan anak merasakan: Tidak mampu melakukan sesuatu hal. Merasa marah dengan lingkungan sekitar. Bingung. Frustasi. Stress. Merasa tidak pasti akan suatu hal. Merasa tidak dianggap. Merasa tidak didengar. Merasa sering dihakimi oleh orang lain. Haus akan empati dari orang lain. Tidak nyaman dengan emosi yang dia rasakan. Tidak nyaman dengan tubuh yang dia miliki. Merasa kehilangan. Merasa tidak paham dengan diri sendiri dan orang lain. Ada beberapa kebutuhan anak yang ternyata tidak dia dapatkan.

Maka ini yang anak butuhkan: Anak butuh orang tuanya untuk memberikan dia perhatian penuh tanpa ada distraksi lainnya. Sebuah hubungan yang hangat dan menenangkan. Memberikan masukan-masukan dan saran yang positif dan meng-encourage. Orang tua yang tidak penuh tekanan. Rutinitas dan validasi emosi. Orang tua yang ketika memberikan arahan serta informasi, memberikannya dengan menggunakan bahasa atau instruksi yang mudah dipahami. Mendukung stress release melalui bermain.

C

Saat sikap anak: Fokus ketika sedang melakukan sesuatu. Dapat menyampaikan dengan jelas ketika butuh bantuan. Percaya diri. Ramah dan supel. Mampu bersosialisasi dengan baik. Penuh energi. Memiliki rasa ingin tahu yang sehat. Mampu mendengarkan dengan baik ketika orang lain bicara. Kooperatif. Memiliki pola makan, tidur dan belajar yang baik.

Ada kemungkinan anak merasakan: Anak merasa aman, dicintai, diperhatikan dan memiliki hubungan yang hangat dengan orang tuanya. Anak juga bahagia, merasa mendapat dukungan penuh dari keluarga, merasa dihargai dan puas. Anak merasa keberadaannya dipedulikan dan didengar oleh keluarga. Secara kebutuhan emosi terpenuhi dengan baik. Percaya diri. Bersemangat. Artinya apa yang anak butuhkan dari orang tuanya, terpenuhi dengan baik.

Maka ini yang anak butuhkan: Kehadiran orangtuanya secara nyata sebagai tempat anak bercerita dan mengadu. Kepedulian orangtua untuk selalu memenuhi kebutuhan anak secara fisik dan emosi. Rutinitas yang jelas yang diselingi dengan variasi. Rasa aman. Kegiatan menyenangkan bersama orang tua dan teman-teman. Kesempatan untuk bertemu dengan tantangan untuk mengasah skill. Kepercayaan dari orang tua.

Jadi, di chart mana anak kita seringnya berada?

Sebagai catatan, chart ini bukan berarti ketika anak butuh bantuan profesional jadi tidak diberikan ya. Tetap lho, kalau memang ada kesehatan mental anak yang perlu bantuan profesional, segera bawa anaknya ya :).

Sumber: Peaceful Parents

Ditulis oleh: Genevievw - .Qualified Counselor, a certified Level II Aware Parenting Instructor, parent educator and coach, writer and public speaker.

Baca juga:

Infografis: Kebutuhan Anak Secara Fisik dan Mental: Bukan Cuma Makanan dan Mainan

7 Tanda Anak Bahagia yang Perlu Diketahui Orangtua

Agar Anak Mampu Menerima Kritik

 

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan