Sorry, we couldn't find any article matching ''
Peran Ayah: Bukan Hanya Mesin ATM Keluarga!
Ditulis oleh: Faisal Widyatmoko
(Sebuah tulisan dari seorang bapak dari anak 16 dan 14 tahun)
Berlatar belakang sebagai seorang anak yang terlahir sebagai anak bungsu di tahun 70an akhir, saya memiliki gambaran tentang tugas sebagai ayah itu sangat sederhana, yaitu sebagai pencari nafkah untuk kehidupan keluarganya.
Tertanam betul di pikiran saya dan mungkin mayoritas semua orang yang sedang membaca ini, tugas seorang bapak saat itu hanya bekerja di luar rumah, dan semua tanggung jawab pengelolaan rumah beserta seluruh isinya dilimpahkan ke pundak Ibu di rumah.
Dengan kenyataan itu, banyak orang dewasa dan berkesempatan menjadi bapak jadi memiliki pedoman untuk menjadi bapak dengan “template” yang sama dengan pengalaman dan informasi-informasi tentang peran bapak yang mereka ketahui. Tanpa ada keinginan mencari informasi tambahan tentang bagaimana cara dan pola asuh untuk menjadi seorang bapak untuk anak-anak saat ini.
Padahal seiring perkembangan teknologi, seorang bapak wajib hukumnya untuk ikut bertanggung jawab
dalam membesarkan anak, ikut terjun mengurus kebutuhan anak-anak bahkan sejak anak-anak baru
lahir sekalipun. Saya melihat dengan jelas perbedaan sikap seorang anak yang memiliki kedekatan
secara emosi dengan bapak dan yang kurang memiliki kedekatan tersebut.
Perbedaan zaman ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak-anak, anak-anak yang tumbuh di
awal tahun 80-an pasti memiliki pola pikir dan sudut pandang yang berbeda dengan anak-anak yang
tumbuh di tahun 2000-an. Informasi yang begitu cepat, kemajuan teknologi juga memiliki pengaruh
besar terhadap pertumbuhan anak-anak.
Sebagai contoh, anak yang mendapat cukup apresiasi dari orang tua terutama bapak akan memiliki
kemampuan yang baik dalam pergaulannya di luar rumah. Karena anak-anak merasa cukup dihargai oleh
orang tuanya, sehingga saat di luar rumah dia tidak perlu mencari perhatian yang berlebih.
Sebagai orang tua pasti kita tidak ingin hanya di beri label “mesin ATM” oleh anak-anak, kedekatan
emosi tidak bisa begitu saja terjadi secara alami, harus dengan usaha ekstra. Dan di mulai sejak anak-anak atau bahkan setelah lahir, dengan cara terlibat dengan dengan segala urusan anak, mulai dari mengganti popok sampai mendongeng sebelum tidur.
Dan kalau masih ada bapak yang memiliki pendapat segala urusan tersebut adalah urusan ibunya, maka mereka tidak menyadari betapa pentingnya perannya sebagai bapak dalam kehidupan anak-anaknya kelak.
Mulai perlahan merubah pola pikir kalau peluk manja dan belai kasih itu hanya tugas ibu saja. Dengan
itu maka keterlibatan bapak memiliki dampak yang bagus terhadap kehidupan anak-anak. Sehingga
sematan “Fatherless Nation” dapat perlahan hilang dari Tanah Air tercinta!
Share Article
COMMENTS