Ditulis oleh: Annisa Prawoto
Minggu lalu saya baru dapat pengalaman yang tidak menyenangkan mengenai anting ini. Telinga anak saya infeksi dan harus dibawa ke dokter bedah!
Berbicara mengenai pemakaian anting untuk anak, di Indonesia pada umumnya, begitu kelahiran anak perempuan pasti sebagian besar orang tua merasa wajib untuk langsung menindik telinga anaknya dan memasangkannya dengan anting.
Tapi berbeda dengan saya, begitu anak saya, Kinanti lahir 9 tahun lalu, saya ngotot banget kalau dia tidak boleh ditindik karena menurut saya itu haknya Kinan untuk melakukan hal itu karena menyangkut anggota tubuhnya, jadi tindiknya harus atas permintaannya dia sendiri akan hal tersebut.
Apakah ide saya diterima dengan baik oleh semua orang? Oh tentu tidak. Baik mama saya maupun mertua saya bahkan orang-orang lain baik itu anggota keluarga atau teman menganggap pemikiran saya itu konyol.
Mereka menganggap bayi perempuan harus ditindik untuk membedakannya dengan bayi laki-laki, yang menurut saya pemikiran itu lebih konyol lagi dan tidak masuk akal, untunglah suami saya sangat mensupport pemikiran saya ini. Kinan baru ditindik di usia 5 tahun atas permintaannya sendiri karena melihat teman-teman sebayanya sudah ditindik dan menggunakan anting.
Setelah ditindik itu, anak tidak boleh langsung pakai anting emas, tapi harus menggunakan anting tindiknya dulu selama 1 minggu untuk penyesuaian di daun telinganya. Setelah 1 minggu tersebut barulah bisa kembali lagi untuk dicopot anting tindiknya dan diganti dengan pilihan anting lainnya. Anting dari emas atau perak murni lebih disarankan untuk meminimalisir infeksi pada lubang anting.
Beberapa minggu lalu, Kinan mengalami bengkak dan bernanah pada daun telinganya akibat infeksi pada anting yang dia pakai. Saya bawa ia ke dokter bedah dan dilakukan tindakan darurat selama hampir 1 jam lebih untuk mengambil antingnya yang sudah tertumpuk luka dan terpaksa dikeluarkan dari belakang daun telinganya.
Setelah tindakan darurat tersebut selama 5 hari berikutnya, Kinan harus rajin minum antibiotik dan pereda sakit serta harus rajin mengolesi cream salep penyembuh luka absesnya. Untunglah tadi pagi kami sudah kontrol kembali ke dokter bedahnya dan ternyata lukanya menutup dengan baik dan absesnya sudah hilang, karena kalau tidak akan dilakukan tindakan lagi agar infeksinya tidak kembali.
Ternyata pemakaian anting itu, baik emas maupun bukan harus rajin dicopot dulu dan dibersihkan setiap satu bulan sekali agar tidak terjadi penumpukan kotoran di lubang anting. Kotoran yang menumpuk itulah yang menyebabkan infeksi. Beberapa bulan, saya akui saya memang agak lalai membersihkan anting dan area daun telinga Kinan sampai bisa infeksi seperti itu.
1. Bersihkan lubang tindikan dengan sabun antibakteri atau sabun ringan tanpa pewangi dan hypoallergenic kemudian bilas sampai bersih dan lap sampai benar-benar kering.
2. Bersihkan juga anting, rendam selama 5 menit di campuran air bersih dan sabun antibakteri, ambil salah satu anting dan gosok pelan menggunakan sikat lembut hingga bersih. ulangi hal yang sama pada anting lainnya untuk membersihkan dari sel-sel kulit mati yang menempel. Setelah disikat, bilas dengan air untuk membersihkan sisa kotoran, angkat lalu keringkan sampai benar-benar kering.
3. Ada baiknya setelah itu 1 -2 hari, kuping dibiarkan istirahat dulu tanpa anting.
Setelah apa yang dialamin Kinan kemarin, dia bilang sih agak trauma untuk pasang anting lagi, mungkin bertahun-tahun lagi mungkin Kinan baru mau pakai anting lagi. Jadi buat mommies yang punya anak perempuan jangan lupa ya untuk selalu rajin membersihkan anting dan lubang anting anaknya. Lakukan minimal sebulan sekali agar tidak mengalami apa yang terjadi dengan Kinan kemarin!
Baca juga:
Infeksi Telinga pada Balita: Dianggap Sangat Umum, Lalu Kapan Perlu ke Dokter?