banner-detik
MD POWERFUL PEOPLE

Alexandria Jessie: Bekerja dengan Hati dan Ingin Bisa Bermanfaat untuk Orang Lain

author

dewdew20 May 2020

Alexandria Jessie: Bekerja dengan Hati dan Ingin Bisa Bermanfaat untuk Orang Lain

Alexandria Jessie, tak mengalami banyak pergulatan ketika memutuskan untuk resign dan mendirikan Menimba Ilmu.

jessie

Menimba ilmu adalah sebuah workshop organizer yang mengelola kelas-kelas pengetahuan untuk para perempuan yang ingin membuka usaha, mengisi kegiatan, atau sesederhana menambah ilmu. Cita-citanya sederhana, bekerja dengan hati dan ingin membuat banyak orang lebih berilmu.

Boleh cerita sedikit,Menimba Ilmu itu apa, sih, Jessie?

Menimba Ilmu merupakan workshop organizer yang biasanya mengadakan kelas kelas art, craft, kids dan parenting. Awalnya,sih, kami mulai dari kelas offline dan sekarang kami juga membuka kelas online. Apa lagi di tengah pandemi seperti ini, malah yang jalan, ya, kebanyakan kelas onlinenya.

Apa yang Jessie pikirkan pertama kali saat bikin Menimba Ilmu?

Suatu ketika saya niat untuk resign dari kantor, bersamaan dengan itu, berdatangan permintaan untuk mengadakan kelas-kelas art & craft untuk suatu venue di Jakarta Selatan. Dipikir-pikir lagi dari segi waktu seharusnya bisa dijalani, ya. Saat ngantor pun sebenarnya saya juga sudah sering menjadi teacher untuk beberapa workshop watercolor .

Tanpa banyak pikir dan perdebatan, saya pun ambil kesempatan ini. Saya rasa ini adalah jalan yang diberikan Tuhan untuk saya tetap bisa bekerja dan bermanfaat. Walaupun sebenarnya kepikiran juga, sih, "Bisa nggak, ya, ini dijalankan?" Apalagi ini adalah hal baru bagi saya untuk mengatur kelas, kontak teacher dan mencari peserta. Sementara saya bukanlah manusia tipe yang "pintar ngomong", bukan tipe yang bisa jualan, atau berani prospek orang.

Ingat banget, deh, bagaimana dulu perjuangannya. Follower Instagram mencapai angka 6 aja susaaaah banget. Tapi untungnya saya banyak dibantu sahabat-sahabat saya. Mereka selalu mendukung Menimba Ilmu. Masukan-masukan mereka, Asrinda dan Ika, sangat sangat berarti.

Pada saat itu saya juga banyak dibantu teman-teman crafter sebagai pengajar, yang memang karena pertemanan, mereka mau percaya dan mengajar di Menimba Ilmua yang notabene belum ada apa-apanya. Istilahnya baru merintislah.

Cerita, dong, bagaimana Jessie membagi waktu antara Menimba Ilmu dengan keluarga?

Sesuai dengan cita-cita pas resign, nomor satu saya tetap anak. Semua yang saya lakukan saat ini paling utama adalah untuk anak.

Untungnya keluarga support pekerjaan ini, dan sebenarnya kami merasa sangat beruntung karena saya tetap bisa bekerja sekaligus mengasuh anak, ada pemasukan, ada kegiatan yang bisa bermanfaat buat orang lain dan saya bisa belajar hal yang saya ingin tahu

Karena pekerjaan ini mobile, saya bisa lakukan di mana saja, saat menunggu anak di sekolah, mengantar anak les, atau di rumah sambil menemani anak bermain atau belajar, saya bisa sambil kerja. Yang penting, saya sudah siapkan dulu aktivitasnya, jadi terencana. Intinya, sih, briefing anak dengan baik.

Sejauh ini, pembagian waktu antara mengatur kelas dan keluarga, bisa tertangani dengan baik. Dan banyak kelas di Menimba Ilmu yang menyajikan kelas-kelas parenting yang buat saya bermanfaat, ada juga kids class, yang bisa membuat anak saya terlibat di dalamnya.

Bagaimana pun hidup itu kan butuh profit, ya. Sejauh ini bagaimana Menimba Ilmu membantu finansial keluarga?

Pekerjaan saya di Menimba Ilmu cukup bisa diandalkan untuk menyokong perekonomian keluarga. Untuk jajan saya dan anak masih cukup, kok, hahaha...

Kalau di keluarga saya, karena ada pengeluaran rutin, jadi kami membagi pos-pos pengeluaran bulanan sesuai kemampuan masing masing, misal saya yang cover A dan B, sementara anggota keluarga lain yang cover C dan D, seperti itu kira-kira.

Apa tantangan terbesar dalam mengelola Menimba Ilmu, yang terkadang membuat Jessie berpikir, udahlah stop aja?

Tidak bisa dipungkiri, mengelola Menimba Ilmu, membuat saya harus selalu chat dengan banyak orang. Sayangnya tata krama berbahasa sebagian besar orang itu ternyata tidaklah cukup sopan. Bahkan sampai memaki-maki padahal mereka sendiri yang tidak baca dengan detail isi chat.

Saya menemukan masih banyak orang yang tidak suka membaca, banyak orang yang selalu menyalahkan orang lain, dan tidak terima kalau sebenarnya diri mereka yang salah. Seringkali partisipan marah duluan dengan tujuan jangan sampai disalahkan.

Masih banyak yang menganggap bahwa konsumen adalah raja, padahal kalau di Menimba Ilmu tidak begitu, kita semua sama dan harus belajar bersopan santun. Kami dengan para narasumber nggak melulu mencari profit, lho, karena kami bekerja dengan hati, ingin membuat banyak orang lebih berilmu

Selama masa pandemi ini, bagaimana akhirnya Menimba Ilmu beradaptasi? Terutama kelas-kelas yang membutuhkan praktik.

Kelas offline sudah pasti di-cancel semua, sekarang yang jalan hanya kelas online. Tapi ternyata respon masyarakat memang tidak bisa diduga,ya, justru banyak kelas-kelas praktek yang meningkat peminatnya. Akhirnya yang offline kita bikin online.Mungkin karena kelas-kelas praktek di Menimba Ilmu juga bisa menjadi pembelajaran untuk hidup lebih sehat dan bisa menjadi modal usaha, seperti kelas online tempe, kelas online deterjen alami, kelas herbal dan yang lainnya.

Selain itu kelas-kelas parenting Menimba Ilmu juga tetap bisa berjalan, walaupun kadang naik turun peminatnya, tapi yang saya rasakan adalah saat kelas misal hanya 7 orang saja, tapi benar-benar terasa sekali manfaatnya besar para peserta. Membaca respon mereka, itu yang bikin saya bahagia. Hal inilah akhirnya yang membuat saya tetap semangat membuka kelas dan beradaptasi dalam masa pandemi ini.

Menurut Jessie penting nggak buat seorang perempuan mandiri secara finansial? Kenapa?

Waduh, penting banged pake d, hahaha… Sebenarnya menurut saya pada dasarnya, setiap orang, baik laki-laki atau perempuan harus bisa mandiri, jangan bergantung pada orang lain, kalau bisa malahan membantu orang lain.

Nah kalau dalam hal ini, terlebih-lebih perempuan yang sudah menjadi Ibu, karena sudah pasti jadi pusat bersandarnya semua anggota keluarga.Dengan kita mandiri secara finansial, kita bisa menghargai diri kita lebih baik, tidak berkecil hati karena bergantung pada suami dan punya perasaan bangga karena ikut andil untuk membantu kebutuhan keluarga sekaligus mengajarkan anak untuk mandiri.

Baca juga:

Indri Hapsari: It’s OK to Pause, Take a Break and Breathe, Even If The World Seems to Keep On Going

Shirley Tangkilisan: Antara Bekerja dan Keluarga, Win Some Lose Some, Nikmati Saja dan Terus Berkarya

Oriana Titisari: Hidup Adalah Serangkaian Pilihan. Pastikan Saja Pilihanmu Itu Berani!

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan