Sorry, we couldn't find any article matching ''
Perhatikan 6 Hal Ini Ketika Anak Berpuasa di Tengah Pandemi
Bagaimana cara mempertahankan imunitas anak selama puasa di tengah pandemi, selain supaya nggak lemas, tetap aktif, sekaligus terhindar dari virus penyakit?
Sebagian besar orangtua muslim sudah mewajibkan anaknya untuk ikut berpuasa selama bulan Ramadhan, walaupun belum mencapai usia akil baliq. Hal ini tentu baik, agar sedari kecil anak-anak sudah terbiasa. Buat yang masih di usia Taman Kanak-Kanak, biasanya ikut puasa bedug alias puasa sampai jam 12 siang, makan siang, untuk kemudian lanjut lagi hingga Maghrib tiba. Kalau anak sudah duduk di bangku SD, biasanya puasanya juga ikut naik kelas. Nggak lagi puasa bedug, tapi benar-benar puasa penuh.
Biasanya kalau sudah begini, akan disertai drama-drama mulai dari rengekan sakit perut saking laparnya padahal jam baru menunjukkan pukul 8 pagi, malas minum air putih saat sahur, hingga pemenuhan nutrisi yang kalau nggak puasa saja susahnya minta ampun, apalagi pas puasa begini. Sayur dan buah, haduh, kalau nggak dipaksa, ya, nggak dimakan. Ramadhan kali ini dramanya nambah, virus Covid-19.
Jamak diketahui untuk meminimalkan penularan Covid-19 selain dengan menjaga kebersihan tubuh, kita harus menjaga daya tahan tubuh. Ini, nih, yang jadi PR semua orangtua, bagaimana cara mempertahankan imunitas anak selama puasa, selain supaya nggak lemas, tetap aktif, sekaligus terhindar dari virus penyakit?
Jangan pernah melewatkan sahur
Kecuali ayah ibunya juga kesiangan dan bablas nggak sahur, sebisa mungkin anak tetap makan sahur. Sengantuk dan serewel apapun. Sahur akan memberikan bekal energi yang cukup supaya anak nggak terlalu lapar, atau haus sekaligus menjaga daya tahan tubuh. Buat yang puasanya sudah penuh, menu sahur harus lengkap, karbohidrat kompleks, protein, vitamin, mineral, serta serat. Big no no menyajikan makanan praktis atau mi instan, kecuali kepepet, ya, supaya asam lambung anak nggak naik selama puasa.
Baca juga:
6 Nutrisi Untuk Meningkatkan Imunitas Anak
Batasi aktivitas yang melelahkan
Namanya anak-anak, ya, kadang-kadang suka lupa kalau lagi puasa lalu beraktivitas dengan semangat. Ingatkan saja kalau aktivitas yang dilakukannya mungkin akan membuat dia jadi cepat lapar dan haus. Mungkin lebih baik tawarkan mereka aktivitas yang nggak terlalu menguras energi, seperti main board game, membuat DIY game, atau, main masak-masakan. Apalagi kemungkinan main ke luar rumah saat ini juga belum memungkinkan. Di rumah saya, saya terpaksa menambah jam digital screen. Apa boleh buat. Tetap batasi juga agar matanya tak lelah.
Istirahat yang cukup
Selama bulan puasa tidur adalah ibadah. Jadi, ketika anak tidur sejenak setelah sahur dan sholat Shubuh menurut saya biarkan saja, supaya nanti dia nggak lemas-lemas amat menjalankan puasanya. Lalu tidur malamnya juga jangan malam-malam banget. Supaya besoknya nggak susah dibangunkan untuk sahur. Buat anak yang sudah jelang remaja, dan ingin ikut tadarusan bersama keluarga di rumah misalnya, boleh-boleh saja asal perhatikan jam istirahat dalam sehari, ya, karena anak remaja membutuhkan waktu 9-11 jam untuk tidur per harinya.
Baca juga:
Kebutuhan Jam Tidur Anak Usia 5 - 12 Tahun
Segerakan berbuka
Ajarkan anak untuk menyegerakan berbuka. Boleh dengan minum air putih hangat, teh tawar, atau buah kurma. Buah-buahan juga baik dibanding menyajikan penganan deep fried. Selain lebih sehat, berbuka dengan buah akan membantu memenuhi kebutuhan vitamin serta mineral hariannya. Setelah kira-kira 30 menit dan selesai sholat Maghrib, anak bisa diajak untuk makan menu utama yang sama seperti menu sahur, bernutrisi lengkap seperti karbohidrat komplek, protein, serat, serta vitamin dan mineral. Cukupkan juga asupan cairan harian. Kalau sahur sudah minum 2 gelas air putih, cukupkan dengan minum air putih ketika berbuka, setelah makan menu utama, dan menjelang tidur. Kalau sulit, siasati dengan menyajikan makanan berkuah atau jus buah.
Usahakan kesehatan mental dan emosi terjaga
Yang namanya sudah lebih dari sebulan di rumah saja nggak kemana-mana, mau main sepeda ke taman kompleks saja dibatasi, sudah pasti membuat anak-anak juga ikut rungsing. Bukan cuma ayah dan ibunya saja. Kurangi marah-marah, ya, moms. Usahakan untuk nggak terlalu menekan mereka. Fleksibel sedikit dengan aturan, supaya emosi dan mental anak-anak juga tetap sehat. Puasa juga jadi terasa lebih khusyu’ dan khidmat tanpa drama, kan?
Tetap menjaga kebersihan tubuh
Selain tetap mandi 2 kali sehari, ingatkan juga untuk sikat gigi. Sesudah makan sahur, dan sebelum tidur. Jangan lupa juga untuk tetap menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun ketika keluar dari toilet, setelah beraktivitas di luar rumah, dan saat ini mungkin setelah menerima paket dari orang luar. Untuk anak saya yang jelang remaja, saya sudah tambahkan ritualnya dengan mencuci wajah menggunakan facial wash.
Share Article
COMMENTS