banner-detik
PARENTING & KIDS

Bukan Cuma Orangtua, Anak Juga Berhak Dihormati

author

dewdew20 Apr 2020

Bukan Cuma Orangtua, Anak Juga Berhak Dihormati

Orangtua, tuh, ya, asyik-asyik minta anak untuk hormat sama dia. Tapi pernah, nggak, sih, terpikir kalau anak juga berhak untuk dihormati. Bukan berarti cium tangan sama anak, ya, but more than that.

anak berhak dihormati - Mommies Daily

Ketika anak pertama saya ulangtahun ke-12 bulan April ini, dia secara spesifik meminta saya untuk nggak upload lagi foto-foto dia di media sosial saya tanpa izin. “Bahkan foto kamu masih kecil, bang?” “Apa lagi waktu masih kecil. Aku nggak suka lihatnya, aku jelek,” jawabnya.

Kenapa malah jadi nggak pe-de? Padahal tiap saya upload fotonya atau bertemu dengan teman di mal saat sedang bersama dia, semua pasti bilang, “Anakmu ganteng, Wi.” Ya, gimana, ya, ibunya aja begini. Uhuk…

Oke terlepas dari itu semua, saya rasa saya perlu menghormati keinginan anak saya itu. Coba, deh, kalau dibalikin lagi ke kita, senang nggak, sih, ketika sebuah foto kita juga di-upload tanpa izin oleh seorang teman, walau dia keukeuh bilang kita cantik di situ, sementara kenyataannya kita nggak pede sama wajah yang kelihatan tembem. Sama saja rasanya, ya, kan?

Kita ingin dihormati, begitu pun anak. Jangan lupa, walau ia kita kandung selama 9 bulan, disusui hingga 2 tahun, dia tetaplah individu yang berbeda, bukan bagian dari kita ibunya.

Banyak cara, kok, sebenarnya menghormati anak. Dengan begitu dia belajar juga untuk menghormati tak hanya orangtuanya, tapi juga orang lain. Gimana sih caranya menghormati anak?

Sopan saat berinteraksi dengan anak

Ketika kita bisa memberikan contoh komunikasi yang baik dan sopan kita tidak hanya mengajari mereka cara yang tepat untuk memperlakukan semua orang (baik kepada yang lebih tua, mau pun yang lebih muda), kita juga menanamkan rasa hormat pada diri mereka.

Nggak perlu memaksa anak berbagi

Daripada memaksa anak untuk berbagi dengan saudara atau temannya, cobalah untuk menciptakan pola pikir agar anak lebih senang memberi. Jadi kita bisa biarkan anak memilih kapan ia harus sharing makanan atau barang miliknya pribadi. Boleh, kok, ketika ia merasa sedang menikmati es krim favoritnya, ia tidak perlu berbagi dengan orang lain. Es krim itu hak dia, lho. Jadi nggak perlu memaksa dia sharing ketika melihat sepupunya ngiler.

Hindari menertawakan kesalahannya

Ketika anak jatuh pada posisi yang lucu, atau terbalik saat menggunakan celana, atau bahkan sesederhana memegang garpu di tangan yang salah, jangan ditertawakan, ya. Lucu buat kita, tapi bukan berarti lucu buat anak karena bisa jadi ini adalah hal yang sangat memalukan, apalagi kalau anaknya baperan.

Mendengarkan dan mendengarkan

Terkadang butuh waktu sedikit lebih lama bagi anak untuk mengeluarkan semua pendapat atau uneg-unegnya. Bersabarlah dan tetap lakukan kontak mata. Usahakan untuk tidak menyela atau menyelesaikan kalimatnya. Biar dia selesaikan sendiri. Ketika kita menunjukkan kepada anak Anda bahwa apa yang dia katakan penting, kita mencontohkan padanya bahwa ia berhak untuk menyampaikan pendapatnya sendiri di berbagai situasi.

Tunjukkan pada anak kalau kita percaya sama kemampuannya

Mau segede apa anaknya, seringkali selalu terlihat masih kecil oleh ibunya. Hayo, ngaku! Ya, kalau cuma buat diuwel-uwel sedikit bolehlah, tapi kalau sekadar menuang air ke gelas, bikin susu sendiri, atau kalau di kasus saya yang anaknya sudah ada yang berusia 12 tahun, bikin mi instan sendiri atau masak nasi sendiri di rice cooker, ya, sudah kita percayakan saja. Hasil akhir, mah, terima saja.

Karena nasi keras, mi instan terlalu lembek, hanyalah hasil di awal-awal belajar. Percayalah untuk selanjutnya pasti hasilnya akan semakin baik. Kayak kita dulu, deh. Semakin kita mempercayakan sesuatu yang lebih besar pada anak, semakin meningkat kepercayaan dirinya.

Hormati privasi anak

Bagian dari menunjukkan rasa hormat kepada anak adalah mengingat bahwa ada beberapa hal yang dapat membuat mereka malu dan dia mengandalkan kita, orangtuanya, untuk menjaga kehidupan pribadinya. Ya, itu tadi, seperti yang sudah saya ceritakan di atas.

Buat Awan, foto dia masih kecil, atau foto dia dalam pose yang menurut saya paling ganteng sekali pun, bisa saja membuat dia malu. Jadi, saya menyetujui bahwa apa pun yang saya post di media sosial dan akan berhubungan sama dia, saya harus minta izin terlebih dahulu.

Kita juga nggak perlu, sih, menceritakan tentang dirinya yang menurut dia memalukan pada orang dewasa lain. Terutama bila itu dilakukan di depan dirinya. Menunjukkan rasa hormat berarti menyadari perasaan anak yang sangat nyata, dan hal itu akan memperkuat kepercayaannya terhadap kita.

Kepercayaan adalah bagian penting dari hubungan apapun, antara orang-orang dari segala usia, dan akan terus tumbuh seiring waktu. Apalagi ini dengan anak. Dia akan terus ingat, bahwa orangtuanya jujur dan bisa diandalkan.

Baca:

Pendidikan Karakter: Modal Anak Agar Tak Mudah Terbawa Pengaruh Buruk

Ide Aktivitas di Rumah Bersama Anak yang Mulai Bosan

16 Cara Membuat Anak Sehat Secara Mental

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan