Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ini yang Aku Rasakan Selama Sekolah #dirumahaja
Ditulis oleh Pilar Sidharta
Hidupku berubah karena Corona!
Munculnya pandemi corona atau Covid-19 yang meluas ke seluruh dunia, membuat Indonesia juga kelimpungan. Tiba-tiba saja, sekolah diliburkan. Dari yang seminggu, jadi dua minggu, lalu diundur lagi hingga pertengahan April. Dan kabarnya juga masih akan diundur lagi hingga entah kapan. Kakak kelas yang sedang berdebar-debar menantikan Ujian Nasional (UN), (mendadak lagi) keluar kabar UN dihapus. Di minggu ini, setelah kemarin sekolah sempat memberi instruksi belajar online, aku menjalani PTS (penilaian tengah semester) di rumah.
Rasanya, semua serba tiba-tiba. Tak pernah terpikir sebelumnya bakal ada situasi seperti ini. Sudah beberapa hari aku tidak ke sekolah. Diam di rumah dan nyaris tak pernah ke luar rumah, kecuali beberapa langkah saja.
Anak Rumahan
Jujur, aku menikmati ‘liburan corona’ ini. Kalau disuruh milih, aku lebih suka rumah daripada sekolah (hihihi….).
Aslinya, aku memang anak rumahan. Nggak suka main, lari-larian, main bola, ataupun segala kegiatan outdoor dan bergaul dengan ramai orang. Di rumah, aku terbebas dari ‘stres’ diganggu teman nakal di sekolah, teman yang suka ngerebut makananku, teman yang suka bolak-balik nanya pertanyaan yang sama (sstt… tentang pubertas), teman yang tidak bisa lihat orang diam, diatur-atur dan diawasi terus-terusan sama guru. Aaah…!
Di rumah, aku bisa lebih rileks, jam belajar yang fleksibel, makan dan ngemil kapan pun sesuka hati, leluasa buka gadget tanpa takut disita (ya karena belajarnya juga dari gadget). Dan, yang jelas, badan tak terlalu capek karena jam belajar di sekolah yang panjang, dari pagi sampai sore. Di rumah, aku bisa rebahan kapan pun (plus bobok siang).
Sementara aku tenang, tidak demikian dengan teman-temanku. Dari percakapan di WA (dan status mereka) rata-rata semua temanku marah dan bosan. Mereka pingin sekolah. Mereka selalu mengeluh. “Gua bosen dude.” “Udah maen hape kayak apaan, masih bosan juga.” Ada yang ngespam sticker, keluar kata-kata toksik, dan sebagainya.
Tetap Kangen Sekolah
Sehari, dua hari, aku masih enjoy. Walaupun aku suka di rumah, tetapi lama-lama, mulai terasa ada yang hilang.
Aku kangen jajan di kantin sekolah. Jajanannya murah dan enak, walaupun pilihannya sedikit.
Aku kangen bermain dan mengobrol dengan teman-teman sekolah. Ssst.. aku sukanya ngegibahin orang, terutama teman yang nakal.
Sedih karena beberapa kegiatan sekolah terpaksa batal, seperti ekspedisi ke Gunung Gede.
Kangen berinteraksi lagi dengan guru-guru sekolah.
Kangen bengong di tempat rahasia aku di sekolah. Iya, aku suka bengong karena itu dapat membuatku tenang, inspirasi aku bisa jalan, nggak pusing saat dikasih tugas.
Kangen dengan jadwal terstruktur di sekolah. Tidak melulu pelajaran. Daripada sekolah online, malah dibombardir tugas.
Kangen kegiatan-kegiatan di luar rumah. Sebelum ada social distancing ini, aku dan keluarga suka lari pagi di lapangan Taman Kota.
Kangen leluasa jajan di luar, beli es cincau, sarapan bubur ayam, jalan-jalan keliling kompleks dengan dua kucingku, pergi ke Indomaret tanpa harus pakai masker, ketemuan temen, ketemuan saudara, ketemuan teman SD, naik angkot, naik KRL, naik busway, mudik, piknik.
Bertahan Demi Kebaikan
Aku tidak tahu sampai kapan kondisi akan terjadi. Semoga virus ini cepat menghilang. Dan kalaupun masih akan diteruskan belajar online, aku berharap sekolah tidak terlalu memberi beban dengan tugas dan soal-soal yang berat. Tanpa tugas dari sekolah, aku tetap belajar, kok. Buat teman-teman remaja dan usia sekolah, carilah kesibukan yang disukai: Baca buku yang menarik, belajar ilmu baru, cari video belajar yang seru, nonton, cari game baru, dan apa aja deh.
Share Article
COMMENTS