Ingat lho, anak itu juga bisa dilanda bosan. Jadi pastikan dia masih mendapatkan beberapa hak ini, meski masih menjalani karantina mandiri #dirumahaja
Image: by Leo Rivas on Unsplash
Gejala kebosanan yang paling terlihat dari anak lanang saya, Jordy yang berusia 6 tahun adalah berusaha mau main di luar rumah. Ya wajar saja, di daycare dan sekaligus sekolahnya, Jordy dan teman-temannya terbiasa mendapatkan jatah main di luar ruangan.
Baca juga: INFOGRAFIS: Panduan Diam di Rumah 2 Minggu Bersama Anak
Di luar kasus Jordy, kita semua tahu anak-anak juga butuh menghirup udara segar. Fungsi utamanya untuk menghindari anak stress, nggak mau kan bete-nya anak akan berujung mengubah kita jadi ibu yang galak :D
Jadi pastikan selama #dirumahaja, anak tetap mendapatkan beberapa hal ini.
Tepat di pagi hari, 23 Maret 2020, Jordy saya izinkan keluar rumah. Membeli kebutuhan pokok di mini market dekat rumah, yang bisa dijangkau berjalan kaki. Syaratnya wajib pakai masker, jaga jarak dan tidak bicara dengan orang lain. Sesampainya di rumah, juga langsung mandi. Semua syarat tadi Jordy patuhi, tidak ada perlawanan.
Mommies tahu sendiri ya, anak itu energinya luar biasa berlebih. Iya sih, di dalam rumah juga masih bergerak, tapi ada sensasi tersendiri kalau dia bisa main dan bergerak di luar ruangan. Berjalan kaki agak lama, melihat-lihat pemandangan sekitar. Semua panca inderanya akan mengalami penyegaran.
Tapi yang mesti diingat, kenali lingkungan rumah mommies. Saya berani mengizinkan Jordy keluar rumah bersama ayahnya, karena memang sangat sedikit manusia yang hilir mudik. Jika kriteria dari segi kemanan tidak memungkinkan anak keluar rumah agak jauh, bisa kok di teras depan atau belakang rumah.
Sinar matahari diketahui mampu bantu tubuh memproduksi vitamin D, yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. Program #dirumahaja selayaknya juga memerhatikan kesehatan anak, kan? Para ahli menyarankan paparan sinar matahari yang didapat anak antara jam 06.00 – 10.00.
Tapi kan nggak mungkin setiap hari keluar rumah, ya. Kalau saya mengakali dengan, mengajak main Jordy ke teras belakang rumah, yang masih terpapar sinar matahari. Kasih aktivitas lainnya juga, misalnya bantu mommies menyiram tanaman atau menjemur pakaian. Dijamin anak senang dan sehat.
Walau nggak bisa interkasi langsung, anak masih bisa video call bersama anggota keluarga lainnya. Misalnya yang terpisah kota atau bahkan luar negeri. Dengan begini dia merasa bukan hanya dia yang sedang #dirumahaja. Keluarga dia lainnya sedang menjalani hal yang sama.
Baca juga: Dampak Social Distancing Terhadap Kondisi Mental Keluarga
Terutama yang sudah masuk usia sekolah, entah itu nonformal seperti playgroup, dan TK, apalagi sudah SD dan seterusnya. Usahakan, anak tetap merasakan punya sesuatu yang dia jadikan patokan. Ada ritme kegiatan yang jelas setiap hari. Bentuknya bisa mommies print atau tulis. Setiap anak sudah selesai dengan satu aktivitas, berikan dia kepercayaan untuk mencentang di kolom yang sudah disediakan. Hal ini akan memudahakan mommies dan si kecil. Keduanya punya guideline yang jelas.
Selain bisa belajar yang sifatnya formal seperti pelajaran sekolah pas #dirumahaja, lewat buku jangan lupa sesuatu yang sifatnya spontan. Misalnya membantu mama masak resep-resep yang gampang atau main petak umpet, bikin tenda-tendaan pakai sprei dan lain-lain. Nah, bagian senang-senang ini bisa mommies masukkan di jadwal yang poin ke-4, ya. Kegiatan spesifiknya apa, nggak usah ditulis dulu, kan judulnya mau kasih kejutan ke anak :)
Baca juga: Pilihan Sensory Play di Rumah dan Manfaatnya untuk si Kecil
Ada yang punya saran lain?