Sorry, we couldn't find any article matching ''
Mau Anak Rajin Sikat Gigi? Ini 6 Caranya!
Membuat anak rajin sikat gigi, adalah proses panjang sejak bayi dan batita, nggak kenal menyerah dan penuh ketelatenan. Tapi jangan khawatir, usaha yang maksimal nggak akan mengkhianati hasil.
Papa saya adalah orang yang paling wanti-wanti supaya saya memerhatikan kebersihan gigi Jordy, anak pertama saya. Karena sudah melihat contoh kasus di anak lain, yang giginya mengalami beberapa masalah.
“Gigi Jordy jangan sampai hitam-hitam, ya. Pokoknya harus bersih dan bentuknya bagus.”
Wow, sebuah tekanan yang akan saya alami bertahun-tahun. Tapi berkat pesan papa saya yang berhasil menancap di kepala, saya jadi sadar, bahwa untuk menghasilkan gigi anak yang minim masalah, ada perjuangan panjang.
Hingga saat ini, usia Jordy hampir 6 tahun, saya tidak mengalami kesulitan berarti meminta dia gosok gigi pagi dan sebelum tidur. Karena sejak ia bayi dan batita, saya sudah mencicil melakukan beberapa hal ini.
1. Membersihkan gusi, gigi dan mulut anak sedini mungkin
Kalau masih bayi, dan hanya mengonsumsi ASI, sebaiknya mulut bayi sudah biasa dibersihkan. Caranya menggunakan kasa steril yang dililitkan di jari mommies. Lalu di oleskan perlahan ke gusi, lidah dan bagian mulut lainnya. Jika sudah muncul gigi susunya, bisa menggunakan sikat khusus, yang diletakkan di salah satu jari mommies. Cara ini akan membiasakan anak, tidak apa-apa jika ada benda asing masuk ke dalam mulutnya.
2. Jadi role model yang seru
Sikat gigi di depan anak, dengan ekspreasi muka yang lucu, sambil sesekali nyanyi nggak apa, lho. Supaya dia tuh punya pola pikir, “wah bunda aku aja mau sikat gigi, dan seru, ya ternyata.” Eh, jangan lupa, ajak ayahnya. Anak kecil itu mudah meniru kebiasaan baik, kan, soalnya. Melihat dua sosok yang paling dekat dengan dia, rajin sikat gigi, maka dia akan menduplikasi hal tersebut.
3. Anak butuh konsistensi
Sering nggak mommies kalau pas akhir pekan, dihabiskan di rumah, anak sering tanya, “bunda, habis ini kita ngapain lagi?”, karena di sekolah jadwal dia teratur, anak menginginkan ritme yang serupa. Hal yang sama saya berlakukan pada ritual sikat gigi. Di pagi hari, dan malam hari sebelum tidur. Dari yang awalnya masih saya yang menyikat giginya, sampai sekarang si kecil sudah bisa sikat gigi sendiri.
Buat mommies yang sedang cari cara, supaya anak konsisten sikat gigi. Pepsodent punya ide bagus nih. Mengenalkan kebiasaan baik sikat gigi malam, yang dilakukan secara konsisten selama 21 hari. Harapannya campaign #SikatGigiMalam, jika berhasil dilakukan selama 21 hari, maka akan menjadi kebiasaan baik yang tertanam selamanya.
Nah, momentumnya juga pas banget, mommies. Pada tanggal 20 Maret 2020 dalam rangka World Oral health Day (WOHD) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut. Yuk ikutan #SikatGigiMalam serentak bersama Pepsodent pada pukul 19.30 WIB.
4. Siapkan perlengkapan sikat gigi yang lucu-lucu
Zaman sekarang, bentuk dan gambar gosok gigi makin menggemaskan. Nggak cuma itu, tutup kepala sikat gigi juga macam-macam. Kepala singa, dinosaurus, ikan dan lain-lain. Tempat sikat gigi dan pasta gigi juga beragam. Jadi mari kita manfaatkan hal ini, untuk memancing anak rajin sikat.
5. Kasih apresiasi
Apresiasi yang saya maksud bukan memuji dengan kata-kata setiap kali anak sikat gigi, sesekali aja masih boleh, lah. Karena kan, memang sesuatu yang sudah sepantasnya dia lakukan dengan kesadaran sendiri. Apresiasi yang bisa mommies lakukan, memeluknya setiap kali si kecil selesai sikat gigi, atau melakukan high five!
6. Jelaskan apa dampaknya kalau nggak mau sikat gigi
Ketika Jordy sudah bisa bicara dua arah. Saya mulai ajak ngobrol, sambil memperlihatkan bentuk-bentuk gigi yang rusak karena malas sikat gigi. Ekspresi kita juga “bermain” saat menunjukkan gambar atau video seputar gigi bermasalah, “hiiii, kalau nggak sikat gigi nanti giginya bolong, lho. Soalnya banyak kuman yang ngumpet di situ. Nggak mau kan gigi kamu bentuknya dan warnanya jelek seperti itu?”Anak kan paling suka tuh, kalau lawan bicaranya ekspresif. Supaya pesannya mudah dipahami dan anak akan terus mengingat. Karena cara menyampaikannya menyenangkan :)
-
Mommies yang lain mungkin ada yang mau menambahkan kiat dari saya?
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS