“Begini, dong, anak Ayah, ulangan matematikanya 100.”
Ya, ya, siapa yang nggak bangga kalau anak kita menunjukkan prestasi yang wah. Hati rasanya bungah melihat anak selalu ada di peringkat 5 besar di sekolah, juara 1 terus di kompetisi piano, dapat medali emas terus di setiap pertandingan taekwondonya.
Nggak salah, kok. Kita berhak merasa bangga. Apalagi jika dalam prosesnya nggak penuh drama, anak pun senang melakukannya. Namun, yang perlu diingat sebenarnya hasil prestasi bukan satu-satunya tolak ukur keberhasilan yang patut dibanggakan. Jangan lupa, masih banyak hal lain yang bisa dibanggakan dari proses tumbuh kembang anak-anak kita. Ini dia beberapa momen anak yang juga bisa kita banggakan.
Saya sering terharu melihat bagaimana anak kedua saya rela jatuh bangun (literally jatuh dan bangun lagi) saat belajar menggunakan roller skate. Apalagi dengan kenyataan bahwa ia punya gangguan keseimbangan. Ketika akhirnya ia berhasil meluncur di atas roller skatenya, setelah ada kali 100 kali jatuh dan bangun lagi, lalu ia berkata, “Aku bisa main rollerskate Mama, akhirnya aku berhasil!” duh, terharu akutu.
Pada prosesnya dia belajar bahwa sebuah kesuksesan (dalam hal ini sukses main rollerskate) perlu kerja keras. Dan dia berhasil mempraktekkan ajaran pantang menyerah yang saya ajarkan, bikin saya mewek dan sukses membanggakan dirinya di jajaran story Instagram.
Terkadang ketika anak sudah mulai percaya diri dan berusaha mandiri, kebanyakan kita malah terlalu takut (atau nggak rela) untuk melepas mereka. Iya, ya, sebagian orangtua merasa takut bagaimana nanti anak menghadapi tantangan di luar rumah.
Ketika anak saya yang pertama sudah meminta untuk berangkat les naik ojek online saja, tak perlu diantarkan, dan bilang, “Aku bisa sendiri, kok, Ma,” nyesss, terharu dan bangga juga. Ketika fase menjadi mandiri ini sudah ia lewati, bukankah itu bukti seberapa baik ia dibesarkan? Membanggakan, kan?
Menjadi anak-anak itu nggak mudah, lho. Mau umur berapa pun yang namanya hidup pasti penuh tantangan. Buat orang dewasa mungkin tantangannya sepele, tapi buat mereka, kan, tidak. Kalau mereka belajar untuk bisa mengalahkan emosi negatif dan tetap bersikap positif, tentu itu adalah sebuah hal yang patut kita banggakan dan dia layak dipuji.
Tak ada hal yang lebih mengharukan dan membanggakan ketika anak saya yang paling kecil berkata, “Semua manusia itu, kan, ciptaan Allah. Jadi harus saling sayang, apa pun agamanya, kan kita sama-sama manusia.” Yes! Apa yang saya ajarkan dan contohkan dalam hal toleransi bisa dia tiru. Bagaimana nggak bangga, coba?
Boleh, lho, moms untuk menyampaikan rasa bangga dan pujian mengenai pencapaian mereka dalam tumbuh kembang di depan orang banyak. Sesekali nggak apa-apa, kok, untuk menunjukkan pada anak bahwa kita sebagai orangtua nggak cuma bangga karena prestasi, tapi juga bangga akan proses yang mereka jalani dalam mencapai sebuah tujuan. Mereka pasti juga senang dan merasa dihargai. Ujung-ujungnya akan baik dan mereka pun tumbuh jadi manusia yang penuh percaya diri.