banner-detik
ACTIVITY & DESTINATION

Lupakan Aktivitas yang Bikin Nyawa Siswa Melayang, Ganti dengan 4 Kegiatan Ini

author

?author?05 Mar 2020

Lupakan Aktivitas yang Bikin Nyawa Siswa Melayang, Ganti dengan 4 Kegiatan Ini

Sepuluh siswa mesti meregang nyawa di Sungai Sempor, Sleman. Lalu 77 siswa kelas VII Seminari Menengah Maria Bunda Segala Bangsa (BSB) di Maumere, NTT dihukum memakan feses manusia oleh kakak pembina mereka.

Lupakan Aktivitas yang Bikin Nyawa Siswa Melayang,  Ganti dengan 4 Kegiatan Ini - Mommies Daily

Hati saya miris mengetahui ada dua model kegiatan di sekolah yang menelan korban jiwa dan tindakan tidak manusiawi.

Yang pertama, tragedi susur sungai SMPN 1 Turi, di Sleman hingga 23 Februari 2020 lalu menelan 10 korban jiwa. Sekitar 257 pelajar mengikuti kegiatan Pramuka menyusui sungai Sempor. Namun sebagian dari mereka terseret arus banjir.

Selanjutnya 77 siswa Kelas VII Seminari Menengah Maria Bunda Segala Bangsa (BSB) di Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT dihukum memakan kotoran manusia (feses) oleh kakak pembina mereka.

Hal ini terjadi karena salah satu siswa mengalami sakit dan hendak buang air besar tapi tertahan di pintu belakang sebuah ruangan, hingga siswa tesebut terpaksa buang air besar di wadah plastik yang ada di dekatnya saat itu.

Kebetulan salah satu kakak pembina lewat mengetahui peristiwa tersebut. Dan berakhir 77 siswa dijejali feses menggunakan sendok makan.

Khusus di kasus yang kedua, hal ini sangat berkaitan dengan pola pengambilan keputusan pada anak remaja yang belum matang, “hal ini dipengaruhi bagian otak, prefrontal cortex. “Bagian ini masih terus berkembang hingga usia 20, jadi di bawah itu fungsinya belum maksimal. Fungsi Prefrontal Cortex belum maksimal, letaknya di otak bagian depan. Nah, fungsi tersebut, baru maksimal di usia 20, karena di usia mereka sekarang masih tahap under construction. Fungsi Prefrontal Cortex, membantu kita untuk mengambil keputusan, misalnya risiko baik buruk dari apa yang mereka lakukan,” ujar Vera Itabiliana, psikolog anak dan remaja.

Di sisi lain persamaan dari kedua peristiwa di atas, akan jauh lebih manusiawi dan berdampak nyata kepada para siswa, jika mereka diberikan pilihan berbagai wadah kegiatan yang bisa membuat diri mereka sibuk dengan hal-hal positif, tapi dengan catatan TANPA memosisikan mereka di situasi yang berbahaya.

Apa saja kegiatan yang bisa dipertimbangakan untuk diadaptasi di sekolah-sekolah?

1. Menjalankan program sosial ke masyarakat sekitar sekolah

Beberapa bulan sebelumnya, pihak sekolah mendatangkan pakar yang akan membahas suatu program yang bisa kembali disebarluaskan ke masyarakat sekitar. Misalnya yang kepikiran sama saya, soal edukasi mengelola sampah rumah tangga. Yaitu menerapkan soal zero waste lifestyle. Selama ini sebagian orang masih salah kaprah, zero waste bukan melulu soal recycle. Tahap ini bahkan masuk paling akhir.

Ide program yang dipilih, bisa sebuah skill yang sebetulnya sama-sama dibutuhkan siswa dan masyarakat luas. IMHO, lewat program CSR ini siswa akan merasa dirinya punya kekuatan untuk memberdayakan masyarakat. Biasanya nih, kalau anak sudah merasa dirinya berguna untuk orang lain, punya kekuatan, nggak ada cerita tuh dia akan mencari pengakuan dari pihak luar, atau merasa superior, hingga merasa berhak nge-bully temannya.

Baca juga: Hati Hati, Anak Jadi Korban dan Pelaku Bullying Karena Sikap Orangtua

2. Kasih PR berbuat kebaikan  

Sebuah sekolah SD di Gaelscoil Mhichil, Irlandia tidak lagi memberikan PR berupa pelajaran. Melainkan memberi tugas kepada murid mencatat kebaikan yang sudah dilakukan setiap hari. Nanti orangtua masing-masing akan menandatanganinya.

Kegiatan serupa bisa banget diduplikasi. Sasaran objek yang akan anak beri kebaikan nggak perlu jauh-jauh dulu. Misalnya membantu mbak di rumah, sengaja membawa makanan lebih dari rumah, dan memberikannya kepada penyapu jalan yang anak temui. Ketika hati anak sudah terisi dengal energi positif sedari dia di rumah, ia akan merasa bahagia bisa memberi kebaikan terhadap sesama.

3. Presentasi tentang hobi atau apapun yang sedang anak senangi

Ide ini terinspirasi dari sharing session di kantor saya. Waktu itu ada beberapa orang dengan minat yang sama presentasi segala hal tentang K-Pop. Beneran deh, wajah-wajah mereka berbinar banget menceritakan idola masing-masing.

Coba mommies bayangkan, kalau hal ini dilakukan di sekolah? Para remaja yang berkumpul karena mempunyai minat yang sama, lalu menceritakannya kepada teman-teman. Dengan kegiatan ini (IMHO) anak-anak akan fokus pada apa yang mereka sukai. Menelaah lebih jauh tentang apa yang sedang mereka dalami, energinya habis ke situ, bukan ke hal yang aneh-aneh.

Bahkan nantinya bisa saling menginspirasi, kan? Misalnya ada satu kelompok, katakanlah mereka gandrung banget segala hal tentang Jepang. Para remaja ini akan terpapar informasi yang mungkin belum mereka tahu sebelumnya, entah itu tentang sejarah berdirinya Jepang, karakter anak-anak remaja Jepang, kenapa masyarakat di sana dikenal sangat tekun membaca, dan lain-lain.

4. Terlibat sebagai volunteer di event-event tertentu

Pihak sekolah atau universitas, bisa memberikan rekomendasi event-event yang cocok untuk mereka ikuti sebagai volunteer. Misalnya sekelas event internasional ASEAN Games 2018 lalu yang diadakan di Jakarta dan Palembang. Anak akan belajar banyak dari kegiatan semacam ini. Kerja sama dalam tim, bagaimana mengemukakan pendapat.

 

 

 

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan