Sorry, we couldn't find any article matching ''
Tips Mulai Berbisnis dari Bintan Sholihat: "Just pick one and start selling already"
Siapa di antara mommies yang ingin berbisnis tapi bingung mau mulai dari mana?
Saya salah satunya ahahahaha. Ketika mewawancarai mbak Bintan Sholihat, semangat berbisnis langsung tertular dari ibu 2 anak ini. Bagaimana tidak, dari awal berbisnis, menjalani, semua dengan anak sebagai prioritas utama.
Mbak Bintan kini membawahi 3 lini bisnis, baju menyusui yang sudah saya kenal sejak Xylo lahir (hampir 6 tahun lalu!), juga brand baju anak dengan napas less waste Mission to Earth!, dan Mai! Aromanis.
Simak perbincangan saya dengan mompreneur satu ini.
Apa motivasi awal bikin baju menyusui?
Awalnya bikin baju menyusui karena kebutuhan pribadi pas hamil anak pertama di akhir tahun 2013 yang lalu. Pas cari-cari maternity wear yang ada di pasaran kok rasanya kurang sreg sama model-modelnya. Akhirnya ide untuk membuat brand baju hamil & menyusui yang trendy tapi tetap nyaman itu muncul.Jadi bisa dibilang biggest inspiration nya anak perempuan saya :)
Gimana suka duka membangun MamiBelle?
Senengnya adalah saya bisa living my dream, di mana sejak dulu memang cita-cita saya bisa punya pekerjaan yang fleksibel waktunya supaya bisa tetep fokus sama main job saya sebagai seorang ibu. Saya juga senang karena MamiBelle ini dikerjakan bersama adik saya Shomiyatul (Atu) & kita tumbuh bersama MamiBelle ini.
[caption id="attachment_98514" align="aligncenter" width="1024"] Bersama sang adik yang juga partner bisnis.[/caption]
Tantangannya ada di pengembangan bisnisnya itu sendiri, karena kami mengembangkan bisnis ini dari 0. Kantor pertama MamiBelle adalah kamar kos-kosan kecil, masuk gang, gelap & dingin sampai pegawai waktu itu harus pakai jaket di kantor.
Belum lagi kalau hujan, jalan masuk kosannya banjir. Dramatis banget deh kalo diinget-inget. Haha. Tapi sedikit demi sedikit kami bisa membesarkan MamiBelle sampai akhirnya alhamdulillah sekarang kita sudah punya kantor yang proper & juga team yang semakin besar.
Cerita dong awal mula bikin brand baju anak?
Iya, sekarang saya sedang dalam tahap mengembangkan brand baju anak juga. Inspirasi lagi-lagi datang dari anak, dan kali ini anak kedua saya yang laki-laki. Pas punya anak perempuan, pilihan buat baju anak banyak banget, tapi untuk anak laki-laki ini kok susah cari baju yang simple tapi tetep keren.
Akhirnya saya develop Mission to Earth! (MEH!) yang juga sesuai namanya punya misi kepada bumi karena saya ingin menjadikan MEH! ini sebagai plastic free online shop & juga ingin berbagi dengan anak-anak yang kurang beruntung melalui program sosialnya. Wish me luck ya! Semoga niat baik ini bisa dieksekusi dengan baik juga. Bismillah. :)
Gimana cara bagi waktu antara kelola bisnis dan keluarga?
Jujur, ini susah banget. Apalagi saya punya idealisme yang cukup tinggi terkait mengurus anak. Untuk menyiasati hal ini, delegasi adalah kuncinya. Saya sadar, kalau saya ingin full hands on mengurus anak-anak di usia golden age nya, saya nggak bisa full hands on mengurus bisnis.
Get some lose some, semua pilihan ada resikonya, tapi saya nggak bisa meresikokan anak-anak. Maka dari itu, setelah MamiBelle mulai running & brand nya cukup kuat, saya & Atu memutuskan untuk menghire seorang CEO yang bertugas melaksanakan semua hal teknis MamiBelle.
Beliau juga yang mengkoordinir #teammamibelle supaya kegiatan bisnis terus berjalan & profitable. So this is my kind of support system. CEO & team yang solid & capable supaya saya bisa juga tetap fokus mengerjakan pekerjaan utama saya, sebagai ibunya anak-anak. Dengan cara ini alhamdulillah tuntutan dari segi waktu tidak terlalu tinggi.
[caption id="attachment_98512" align="aligncenter" width="1024"] Bersama tim Mamibelle.[/caption]
Apa kekhawatiran terbesar sebagai ibu?
Personally, menurut saya karier & bisnis akan bisa dimulai (atau berakhir) kapan saja, tapi yang namanya mendidik & membangun bonding sama anak nggak akan bisa diulang lagi. Jadi kekhawatiran terbesar saya adalah tidak bisa memberikan stimulasi & kasih sayang maksimal at least selama golden age nya anak-anak.
Kekhawatiran ini jugalah yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk berbisnis (dan mendelegasikan bisnis), supaya saya bisa make the most of my children golden ages.
Bagaimana dukungan suami dalam bisnis & pengasuhan anak?
Alhamdulillah suami saya termasuk suami yang mau banget terlibat dalam semua hal. Dalam bisnis, beliau adalah partner diskusi yang sangat oke. Pekerjaannya di bidang investasi juga banyak membuka wawasan saya tentang ekonomi makro & pengaruhnya terhadap bisnis.
Dalam keluarga, beliau adalah tipe ayah yang mau ikut turun tangan mengurus anak, jadinya anak-anak juga deket banget sama abinya, & kalau saya terpaksa meninggalkan anak-anak untuk pekerjaan juga saya paling percaya ninggalin anak-anak sama ayahnya. He knows how to handle the children.
Tiga hal apa yang dilakukan ketika jenuh dengan pekerjaan?
Remember my ‘WHY’, ingat-ingat lagi kenapa saya memutuskan untuk mengerjakan ini (bisnis), ngobrol-ngobrol sama temen sesama pengusaha biar dapet insight & semangat baru, dan terakhir, take as much down time as I needed. Tidur cepet, nonton film kesukaan, atau unyel-unyelan sama anak-anak.
Punya pesan nggak buat ibu-ibu yang ingin memulai usaha?
Pesannya cuma SATU, kalau mau mulai bisnis, mulailah berjualan. Sungguh berbisnis itu adalah suatu proses yang amat kompleks, tapi core activitynya adalah JUALAN.
Untuk pemula, kalau memang masih bingung mau jualan apa, daripada pusing mikirin proses produksi, bisa dimulai dulu dengan berjualan barang orang lain alias jadi reseller. Barang untuk dijual bisa didapat dimana-mana, mulai dari jadi reseller produk/brand yang memang open reseller, beli barang di grosir lalu dijual lagi, atau bahkan impor dari luar negeri.
Just pick one and start selling already. Dari situ, mental, semangat entrepreneurship, & pengalaman handling customer bisa banget didapat, & semuanya merupakan modal buat memanage bisnis yang lebih besar nantinya :)
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS