banner-detik
SPONSORED POST

Tentang Keinginan Seorang Ibu Untuk Selalu Melindungi Anaknya, Salahkah?

author

?author?19 Dec 2019

Tentang Keinginan Seorang Ibu Untuk Selalu Melindungi Anaknya, Salahkah?

Dalam kurun waktu 24 jam, bagaimana cara seorang ibu memastikan rasa khawatirnya teratasi? Nggak melulu yang muncul perasaan cemas, tapi ada bentuk nyata untuk selalu melindungi anak.

Tentang Keinginan Seorang Ibu Untuk Selalu Melindungi Anaknya, Salahkah? - Mommies Daily

Semenjak jadi ibu, bentuk perasaan yang mendominasi adalah rasa khawatir. Pas baru lahir, khawatir ASI yang keluar nggak cukup. Sudah agak besar masuk MPASI, mulai galau, kalau si bayi mogok makan.

Lalu pas masuk usia sekolah informal dan formal, level kecemasan makin tinggi, “gimana nih caranya memastikan anak tetap sehat supaya tumbuh kembangnya optimal?” Secara ya, sehari-harinya mereka berinteraksi dengan teman-teman, dan orang dewasa di sekitarnya. Dan Seperti yang mommies ketahui, cuaca akhir-akhir sempat nggak menentu. Sudah waktunya musim hujan, eh masih saja kemarau. Ditambah kualitas polusi di kota-kota besar ada di angka yang memprihatinkan.

Terkait soal kesehatan, selain memastikan gizinya terpenuhi dengan baik. Saya juga memberikan perlindungan lainnya dari dalam, berupa pemberian vaksin untuk meningkatkan imunitasnya menangkal virus dan bakteri, yang nggak pernah tahu deh, datangnya dari siapa atau apa.

Meski pro kontra seputar vaksin masih aja terdengar, saya teguh dengan pendirian – wajib memberikan vaksin lengkap ke anak. Keyakinan saya bukan tanpa dasar. Saya pernah dengar langsung dari pakarnya. Bahwa vaksin bukan untuk diri sendiri, namun juga untuk kepentingan lingkungan sekitarnya. Melalui vaksinasi, seseorang diharapkan memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi. Dengan cakupan imunisasi yang luas, maka akan semakin banyak orang yang terlindungi dan pada akhirnya suatu penyakit dapat musnah total. Dengan kata lain, karena saya nggak mau anak saya jadi sumber penyebaran penyakit, dan membahayakan anak-anak lain.

Vaksin, dalam proses kerjanya di dalam tubuh anak, memang tidak menjamin 100% si kecil tidak tertular penyakit. Tapi, kalaupun bayi atau anak tersebut terkena penyakit, akan jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Sementara bagi anak yang tidak diberikan vaksin lengkap, bisa tertular penyakit tertentu bisa sakit sangat berat, cacat bahkan menyebabkan kematian. Hasil nyata yang sudah saya rasakan, Jordy (5,5), dengan vaksin rotavirus tidak pernah mengalami diare yang berlangsung berlarut-larut, apalagi sampai berujung dirawat di rumah sakit.

Dari berbagai jenis vaksin yang sudah “mampir” di tubuh Jordy, ada satu jenis vaksin yang belum saya berikan, yaitu vaksin flu. Penyakit yang penularannya cepat dari satu anak ke anak lain.

Walau “cuma” flu, yang namanya sakit, tetap aja bikin si kecil nggak nyaman. Soalnya sedang mengalami gejala flu, seperti demam, menggigil, hidung tersumbat, nyeri otot dan badan, sakit kepala, mudah lelah tak jarang disertai muntah-muntah untuk mengeluarkan lendir yang bersarang di saluran hidungnya.

Kalau lagi flu, pasti kondisi fisiknya yang lagi nggak fit, otomatis kita akan meliburkan dia sekolah dong?!, daripada dihujat ibu-ibu satu kelasnya menyebarkan virus, kan?

Untuk mengoptimalkan perlindungan Jordy dari dalam, saya sedang mencari informasi rumah sakit mana nih, yang menyediakan vaksin flu, spesifiknya vaksin flu 4 strain. Kenapa jenis itu? Karena membantu memberikan perlindungan yang lebih baik.

Dari hasil riset lewat sumber-sumber terpercaya. Vaksin flu diketahui mencegah si kecil terkena flu, membuat si kecil tidak menularkan flu kepada orang lain, kalaupun masih kena flu akan ringan dan yang paling bikin lega mencegah komplikasi seperti pneumonia.

Karena manfaatnya yang signifikan, WHO merekomendasikan vaksinasi flu tahunan, tak hanya untuk anak-anak usia 6 bulan, hingga 5 tahun. Tapi juga wanita hamil pada setiap tahap kehamilan, orang lanjut usia, seseorang dengan kondisi medis kronis dan pekerja di bidang kesehatan.

Jika anak sudah terlindungi maksimal. Kitanya sebagai ibu juga tenang menjalankan peran lainnya, misalnya kerja jadi lebih fokus. Tumbuh kembang anak jadi optimal. Bebas berkegiatan di manapun itu. Entah itu bermain atau belajar.

Sekarang makin paham, ya, mommies. Rasa khawatir seorang ibu sebetulnya bukan tanpa dasar. Selain naluri alami ibu, diperkuat oleh isu-isu seputar imunitas dan lingkungan tadi. Asalkan, segala bentuk perlindungan yang kita lakukan, dijalankan dengan bertanggung jawab dan benar.

-

Kalau ada yang sudah pernah memberikan vaksin flu sama si kecil, mau dong tolong cerita pengalamannya :)

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS