Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ingat Jejak Digital, Bijak Gunakan Social media untuk #BerbagiKebaikan
Lebih baik meninggalkan jejak digital baik, kan berupa #BerbagiKebaikan? Daripada suatu saat nanti, si kecil melihat orangtuanya marah-marah atau menyebar kebencian di social media.
“Saring dulu sebelum sharing”
Begitu kalimat yang sering saya baca di spanduk-spanduk di berbagai sudut jalan sekitaran Jakarta Selatan. Kalimat yang ngena, untuk menyadarkan masyarakat, bahwa sebaiknya kita membiasakan diri kroscek dulu dari berbagai sumber sebelum meneruskan berita apapun itu.
Hal yang sama juga berlaku, ketika kita sendiri yang membuat status atau pernyataan. Misalnya sedang berseberangan pendapat dengan teman atau terlibat konflik lainnya. Sebaiknya tidak usah marah-marah di Instagram story (misalnya), atau tanpa dasar apapun melontarkan kata-kata kasar ke yang bersangkutan lewat socmed. Biasanya sih, saya tunggu dulu 24 jam. Untuk mengurangi rasa kecewa dan kesal, saya cari tempat curhat yang terpercaya, menumpahkan segala macam bentuk emosi negatif tadi.
Di kasus yang berbeda, dan sering saya temui, saat kecewa dengan pelayanan jasa tertentu yang mommies pakai, ada baiknya, langsung telepon ke layanan call center mereka. Jangan nafsu mengumbar kekecewaan di social media, dibumbui kata-kata hujatan. Selesaikan dulu secara intern. Takutnya, bisa jadi boomerang untuk mommies, kena UUTE karena pencemaran nama baik.
Ingat lho, kita ini adalah role model anak-anak. Gimana coba, kalau anak-anak yang sudah besar menemukan postingan mommies yang nggak pantas dibaca mereka? Belum lagi dampaknya ke citra kita sebagai indivisu. FYI, zama sekarang, penentuan diterimanya calon karyawan, juga dilihat dari jejak digitalnya, lho.
Ubah cara pandang kita menggunakan social media, sudah seharusnya dimanfaatkan untuk #BerbagiKebaikan, seperti yang Sania lakukan lewat program dengan nama yang sama. Jadi mommies, program #BerbagiKebaikan ini mengajak para ibu membuat hidangan dengan menggunakan produk-produk dari Sania. Menu tersebut ditujukan untuk sosok yang berarti dan menginspirasi. Foto hidangan di-upload di social media bersama sosok inspiratif pilihan peserta, dan cerita kenapa ingin #BerbagiKebaikan dengan sosok tersebut. Serunya lagi, sosok tersebut juga ikutan dapat hadiah!
Nah, sosok yang dimaksud, di luar sosok keluarga . Misalnya mereka yang telah membuat gerakan tertentu, dan berjasa untuk orang-orang di sekitarnya. Seperti Ibu Mieke dari Malang, yang merupakan salah satu pemenang hadiah utama yang menjadikan Ibu Tini sosok inspirasinya dalam membangun “Komunitas Urban Farming Wijaya Kusuma”. Ibu Tini mendapatkan 2,5 juta dari Sania untuk membeli perlengkapan serta bibit untuk kebutuhan urban farming.
Ada pula Ibu Firdha pemenang utama dari Surabaya, dengan sosok inspirasinya Ibu Yauma yang berbagi hidangan untuk anak-anak panti asuhan. Untuk itu Ibu Yauma diganjar Cooware Set senilai Rp 2,5 juta.
Pemenang utama terakhir datang dari Jakarta, yaitu Ibu Syarifah, yang memilih Budeh Ikem, sebagai wanita yang menginspirasi dirinya. Budeh Ikem dikenal lingkungannya karena kegigihan dan kesabarannya dalam menghadapi hidup. Ibu Syarifah membawanya makan siang mewah bersama chef andal, dari Senshu Japanese Restaurant, Fairmont Jakarta. Selain tiga pemenang tadi, bersama sosok inspirasi masing-masing, juga ada 86 pemenang untuk hadiah hiburan.
Program seperti #BerbagiKebaikan seperti yang Sania lakukan, membutikan bahwa social media punya kekuatan untuk menyebar nilai dan semangat positif ke masyarakat luas. Dampaknya juga berkelanjutan. Yang memberikan rekomendasi sosok inspiratif, jadi terus terstimulasi #BerbagiKebaikan. Nah, yang menerima apresiasi tambah semangat terus berbuat kebaikan.
Kalau mau melihat sosok inspiratif lainnya, mommies bisa follow @pastisania dan cek juga di Facebook Pasti Sania.
-
Ada yang mau meniru hal yang sama seperti yang dilakukan para peserta program #BerbagiKebaikan dari Sania?
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS