Samuel Rizal Arifin, aktor sekaligus pemain basket berusia 38 tahun ini berbagi cerita mengenai kehidupan setelah bercerai dan tips menjaga hubungan baik dengan mantan istri.
Apa pesan mengenai pernikahan yang ingin dia sampaikan ke putri semata wayangnya, Drucilla Kalea Arifin (7 tahun)? Simak obrolan saya dengan Samuel atau yang akrab disapa dengan Sammy …
Mau tidak mau, suka tidak suka, perpisahan sudah pasti nggak mudah untuk dijalani. Saya menyerahkan semuanya kepada Tuhan sebagai pemilik kehidupan dan waktu juga yang membuat saya bisa menerima kondisi ini.
Berusaha sebaik-baiknya menjalani kehidupan yang mungkin di mata orang lain kurang normal ya, hehehe. Saya hanya fokus pada anak aja ditambah sekarang lebih hati-hati dalam mencari pasangan karena nggak ingin mengulangi kesalahan yang sama.
Sesuai dengan kapasitas usianya dia aja sih. Saat ini kan Cilla usianya tujuh tahun ya. Yang jelas saya selalu mencoba untuk meluangkan waktu untuk berdua Cilla, dan memastikan bahwa Cilla tetap mendapat kasih sayang dari bapak dan ibunya.
Hmmm, takut kalau gagal lagi, karena yang saya pikirkan adalah dampak dari kegagalan saya terhadap kondisi psikis anak ke depannya. Nah, berkaitan dengan takut merasa gagal, otomatis saya menjadi lebih hati-hati dalam mencari pasangan, dan butuh waktu yang nggak sebentar, jadi kekhawatiran berikutnya adalah kalau saya sulit mendapat keturunan lagi, mengingat waktu dan usia yang terus bertambah.
Selalu mengingatkan diri sendiri bahwa setiap orang itu punya masalah dan kesusahannya masing-masing, dan porsi saya yang ini, jadi jalani dengan ikhlas, selalu mengandalkan Tuhan serta fokus saja pada tumbuh kembang anak.
Belajar dari kegagalan yang pernah kita alami itu penting agar nggak mengulangi kesalahan yang sama, selalu ingat Tuhan dan meminta bantuannya ketika sedang merasa tidak nyaman. Jangan juga perceraian membuat kita berubah menjadi manusia yang sulit, tetap memiliki attitude yang baik dan sebisa mungkin melakukan hal-hal baik di dalam hidup serta bisa membawa diri di mana pun kita berada.
Sebisa mungkin mengutamakan keperluan anak, memberikan hidup yang layak untuknya, mencari perkenan Tuhan, baru memikirkan kebutuhan diri saya.
Saya menjaga hubungan baik namun tetap menjaga jarak sih, karena ini yang terbaik saya rasa. Berkomunikasi atau berhubungan ya benar-benar kalau menyangkut Cilla aja. Tapi nggak ada benci atau dendam, karena semua kan sudah berlalu juga ya.
Saya jadi lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri serta keluarga, nggak sibuk membandingkan diri dengan orang lain dan lebih niat lagi untuk menjalani hidup dengan baik-baik.
Sebisa mungkin jangan melakukan kesalahan yang sama seperti orang tuanya dulu lakukan, namun kalau memang hal itu harus terjadi, selalu utamakan tumbuh kembang anak.