Anugrah Pakerti, menginjak usia 26, sudah memiliki perusahaan Avoskin, salah satu pemain skincare lokal yang kini jadi andalan perempuan merawat kulit wajah. Bagaimana, ya, di usia semuda itu, dia mampu mengelola bisnis besar? Dan seperti apa pula masa kecil, hingga menempa karakternya seperti sekarang?
Siapa di antara mommies yang pakai skincare Avoskin, atau minimal pernah mendengar? Adalah Anugrah Pakerti, atau akrab disapa Aan, “otak” sekaligus founder di balik brand kecantikan lokal, yang berkantor di Yogjakarta, dengan 45 karyawan. Saya sendiri sudah menggunakan dua produk dari Avoskin beberapa bulan terakhir, dan memang sebagus itu efeknya di kulit wajah saya, dengan jenis kulit kombinasi. Begitupun dengan testimoni yang saya dapatkan dari lingkungan terdekat.
Sempat penasaran, siapa ya pendiri Avoskin ini? eh ya kok pas banget lihat insta story Mbak Hanifa Ambadar, CEO Female Daily Network, lagi meeting sama Mas Aan. Tambah tertarik mau wawancara karena usianya masih di bawah 30 tapi terbilang berhasil membangun bisnis beauty.
Gayung bersambut, Mas Aan, lulusan S2 Management, Universitas Gadjah Mada 2016-2018 ini, bersedia kami wawancara. Yuk simak obrolan MD dengan Mas Aan. Silakan diambil berbagai values positif untuk diterapkan ke pola asuh mommies di rumah ke si kecil.
Avoskin berdiri tahun 2014, saat itu sedang skripsi dan melihat fenomena melalui teman-teman di sekitar saya yang banyak menggunakan produk-produk dengan hasil instan yang ternyata tidak terdaftar di BPOM. Akhirnya saya berinisiatif untuk mencari solusi dengan menghadirkan produk skincare yang natural, pada saat itu masih sangat jarang merek yang mengusung konsep natural kecuali dari luar negeri. Begitu diluncurkan, saya pada saat itu ingin Avoskin tidak hanya membantu menyelesaikan masalah-masalah kulit wanita, namun juga mengedukasi bahwa kulit berjerawat itu wajar, kulit kusam itu wajar dan sebagainya, karena berbagai macam faktor. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita bisa merawat kulit dengan tepat. Selain itu, saya ingin Avoskin menjadi local brand yang dibanggakan oleh wanita Indonesia.
Tim selalu bertambah, kompleksitas pekerjaan juga bertambah. Namun yang saya lihat sangat penting adalah tentang cepatnya tren yang ada, sehingga mewajibkan untuk terus belajar dan berinovasi sehingga bisa selalu relevan dengan kondisi terkini. Tren tersebut tidak hanya tentang tren produk, namun juga tentang seluruh aspek yang ada di dalam perusahaan, sampai bagaimana berinovasi dalam membuat kebijakan perusahaan yang relevan dengan gaya anak muda.
1. Disiplin
Saya sangat keras terhadap diri sendiri menyangkut apapun, sehingga saya tidak ada kompromi untuk masalah disiplin karena dalam bisnispun yang dijalankan tanpa disiplin tinggi juga akan kerepotan di tengah jalan.
2. Highly Motivated
Sepertinya tidak ada hari tanpa motivasi buat saya, mau bagaimanapun kondisinya, tujuan harus dicapai. Saya memiliki motto #goforyourdreams itu yang membuat segala harapan, impian saya selalu menyala.
3. Bukan Tipe People Pleaser
Hal tersebut membuat saya ringan dalam membuat setiap keputusan, karena selalu meyakini pada dasarnya kita tidak bisa membuat semua orang senang dengan kita. Selalu ada yang dicari-cari kan, jadi tidak perlu resah.
Dari kecil orangtua sudah mendidik saya dengan disiplin tinggi, saya SD sudah disekolahkan sepakbola oleh orangtua, di sepakbola saya berlatih dengan ritme yang tinggi, dan berkompetisi untuk terus bisa memenangkan pertandingan. Namun akademis juga menjadi perhatian, sehingga harus bisa menata waktu dengan baik. Dulu saya diwajibkan belajar oleh orangtua saya malam hari dan pagi hari setelah subuh, hampir setiap hari ada les, entah sempoa, les Bahasa Inggris, kemudian berinisiatif untuk les drum, kalau diingat-ingat berat juga ya. Tapi itulah yang membuat saya tetap “berdiri” sampai hari ini.
Kalau buku CT Si Anak Singkong, GRIT Angela Lee Duckworth sampai dibaca berulang-ulang, kalau film Invictus tentang kepemimpinan Nelson Mandela.
Kelak ketika punya anak saya ingin tetap membawa disiplin yang diajarkan oleh orang tua saya ke anak saya nanti, namun dengan pendekatan yang berbeda karena generasinya kan beda jauh. Selain itu saya biarkan anak untuk menentukan apa yang dia suka untuk hidupnya, selama positif dan bertanggungjawab dengan keputusannya saya sebagai orang tua nantinya pasti mendukung.
Orangtua saya keduanya PNS, sehingga waktunya sangat padat dan jarang bisa berinteraksi lebih kecuali hari minggu, kalaupun liburan juga tidak dalam waktu yang lama paling maksimal 3 hari. Saya berjuang dari sekarang agar nantinya memiliki waktu lebih untuk keluarga saya, setidaknya saya ingin setaun minimal sekali mengajak keluarga berlibur panjang untuk memberi reward kepada mereka dan bonding untuk keluarga.
Kesuksesan adalah buah kerja keras. Jangan berhenti merawat semangat sampai impianmu berbuah :)
-
Salah satu poin penting yang saya tangkap, kalau dari kecil anak sudah dikenalkan keteraturan menjalankan sesuatu dengan baik dan konsisten, kelak ketika besar mereka akan terbiasa menjalankan apapun dengan komitmen. Sukses selalu Mas Aan dengan Avoskin-nya :)