Sorry, we couldn't find any article matching ''
Infeksi Telinga pada Balita: Dianggap Sangat Umum, Lalu Kapan Perlu ke Dokter?
Menurut studi di AS, dari 23% bayi, setidaknya satu di antaranya mengalami infeksi telinga ketika menginjak usia satu tahun, dan lebih dari setengahnya mengalami infeksi telinga pada usia tiga tahun.
Infeksi telinga pada anak memang sangat umum terjadi. Menurut studi di AS, dari 23% bayi, setidaknya satu di antaranya mengalami infeksi telinga ketika menginjak usia satu tahun, dan lebih dari setengahnya mengalami infeksi telinga pada usia tiga tahun.
Meskipun disebut sangat umum, penyakit yang satu ini tetap memerlukan penanganan tepat, mengingat rasa nyeri yang timbul bisa sangat mengganggu, terlebih saat kemampuan si kecil untuk mengutarakannya masih terbatas.
Penyebab infeksi telinga
Infeksi telinga seringkali disebabkan oleh bakteri atau virus. Ketika anak mengalami flu, normalnya cairan yang merupakan kumpulan bakteri maupun virus mengalir dengan cepat melalui pipa eustachius yang menghubungkan bagian belakang hidung, tenggorokan dan telinga tengah. Namun, ketika flu berlangsung lama, cairan tersebut menumpuk dan berkembang biak, sehingga membuat pipa eustachius tersumbat. Akibatnya, terjadilah infeksi.
Tanda si kecil mengalami infeksi telinga
Selain menangis karena kesakitan, biasanya si kecil (khususnya bayi) akan menunjukkan tanda-tanda ini saat dirinya mengalami infeksi pada telinga:
- Lebih rewel, menangis lebih sering dari biasanya.
- Demam saat tubuhnya melawan infeksi.
- Terlihat tidak nyaman dan sering menarik-narik bagian telinga.
- Diare atau muntah.
- Nafsu makan berkurang.
- Cairan putih kekuningan mengalir keluar dari telinga.
- Telinga berbau tidak enak.
- Sulit tidur.
Sedangkan pada balita, keluhan di atas dapat juga diikuti dengan:
- Sakit kepala.
- Kesulitan mendengar akibat cairan yang menumpuk di telinga bagian tengah.
- Kesulitan dalam menjaga keseimbangan, anak kemungkinan terlihat unsteady.
Penanganan di rumah
Sebelum melarikan si kecil ke dokter, Anda bisa melakukan pengobatan di rumah, sambil terus memantau si kecil dua sampai tiga hari, karena pada umumnya, infeksi telinga dapat sembuh dengan sendirinya. Pemberian obat seperti parasetamol dapat membantu meredakan nyeri yang dialami si kecil, terutama bila diikuti demam. Atau, gunakan kompres hangat di area luar telinga. Pastikan si kecil selalu terhidrasi, karena menelan sendiri dapat membantu membuka saluran eustachius dari cairan yang tersumbat.
Kapan harus ke dokter?
Apabila dalam waktu lebih dari tiga hari nyeri dan demam tidak kunjung hilang, bawa si kecil ke dokter anak atau dokter THT untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Biasanya, anak akan menjalani pemeriksaan menggunakan alat khusus dilengkapi dengan kamera untuk memantau keadaan di dalam lubang telinganya.
Cegah anak mengalami infeksi telinga
Dokter anak Dawn Rosenberg, M. D, FAAP, dalam artikel di babycenter.com mengingatkan bahwa hal sederhana seperti rajin mencuci tangan si kecil selama ia mengalami flu merupakan salah satu cara yang paling bisa dilakukan untuk mencegahnya mengalami infeksi telinga. Infeksi telinga memang tidak menular, namun sebaiknya jauhkan si kecil dari orang-orang yang menderita infeksi saluran pernapasan yang menular dan merupakan penyebab terjadinya infeksi telinga.
Pastikan anak mendapatkan vaksin yang mutakhir. Imunisasi dapat membantu mencegah penyakit tertentu yang dapat menyebabkan infeksi telinga. Vaksin PCV telah terbukti secara signifikan dalam mengurangi jumlah infeksi telinga pada anak-anak. Bila si kecil pernah berulang kali mengalami infeksi telinga, konsultasikan pada dokter terkait pemberian vaksin flu tahunan, karena vaksin ini hanya bisa diberikan pada anak berusia minimal enam bulan.
Yang perlu diwaspadai terkait infeksi telinga
Dalam riset yang dipublikasikan dalam Journal of Infectious Disease, September 1990, dikatakan bahwa anak yang mengalami riwayat infeksi radang telinga berulang kali sebelum berusia tiga tahun mengalami gangguan bicara dan kemampuan menyerap ilmu yang lebih parah dibandingkan anak yang terkena infeksi saat usianya di atas tiga tahun.
Penggunaan dot juga dapat meningkatkan risiko tiga kali lipat anak mengalami infeksi telinga, sementara anak yang tidak menggunakan empeng atau dot 33% lebih jauh dari risiko infeksi telinga (Friendshipcircle.org). Meskipun dapat mengurangi risiko anak dari Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), dokter tetap menyarankan untuk segera sapih anak dari penggunaan empeng (pacifier).
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS