Sejak kampanye zero waste bergaung, yang paling sering saya dengar hanyalah soal plastik dan sedotan. Apa lagi sih sampah yang bisa kita kurangi dengan gampang?
Mengurangi sampah dengan gampang artinya tidak ada usaha yang terlalu merepotkan. Karena saya yakin benar, zero waste lifestyle sangat intimidatif karena sepertinya banyak sekali yang harus dipelajari dan dilakukan.
Apalagi seluruhnya adalah perubahan gaya hidup yang sudah kita jalani sejak lahir. Tidak mudah kan rasanya tiba-tiba harus mengompos sampah atau membuat sabun sendiri?
Yang paling gampang memang bawa botol minum sendiri, serta menolak plastik dan sedotan. Menolak sajalah dulu, jangan dulu diganti dengan barang lain seperti tas pakai ulang karena jadinya tas pakai ulang menumpuk banyak sekali. Saya pernah dapat goodie bag berisi tas belanja di dalam tas kanvas yang padahal bisa juga untuk belanja. :’)
Apalagi sedotan stainless yang dampak lingkungannya lebih besar dari sedotan sekali pakai kalau sampai hilang. Pernah saya tulis di sini: Tren Sedotan Stainless, Tidak Sepenuhnya Ramah Lingkungan Lho!
Saya sering sekali melihat orang tak menghabiskan makanan. Dari riset Economist Intelligence Unit tahun lalu, rata-rata, orang Indonesia membuang 300 kg makanan per orang per tahun!
Sayang banget ya padahal masih banyak orang yang kelaparan. Jadi ambil makanan secukupnya, habiskan, jangan sampai dibuang.
Kalau menstrual cup terlalu mengintimidasi dan tidak sesuai dengan value yang dipegang, pakai saja pembalut atau pantyliners yang bisa dicuci dan dipakai ulang.
Karena sudah pakai menstrual cup, saya coba pakai pantyliners pakai ulang dan mencucinya ternyata tidak semerepotkan itu. Nyamannya pun sama seperti pantyliners sekali pakai kok! Harganya juga tidak mahal, hanya sekitar Rp 15-20ribu.
Selain itu, beli masker yang bisa dicuci yuk! Terutama untuk kalian yang sehari-hari naik motor atau ojek, masker ini selain lebih menahan polusi, juga mengurangi sampah. Masker biasa yang sering dipakai dokter kan sekali pakai, terbayang seberapa banyak sampah yang menumpuk karena masker.
Ini juga sudah saya lakukan. Kalau ada tisu di meja kantor, apa-apa rasanya ingin dilap pakai tisu. Tapi kalau tidak ada, ternyata tidak apa-apa juga.
Sebagai gantinya, bawa saja handuk kecil untuk lap tangan. Bawa juga handuk kecil lain atau saputangan katun untuk melap bagian luar vagina setelah buang air kecil.
Kalau di rumah, saya masih sih sedia tisu. Jujur saja belum bisa lepas sepenuhnya, tapi kini hanya sedia di dapur! Di mobil saja sudah tidak ada, di kamar juga tidak dibeli lagi.
Bicara plastik, yang ada di otak kebanyakan orang itu biasanya hanya kantong plastik dan plastik pembungkus jajanan. Padahal makanan kemasan buatan pabrik juga plastik kaannn ahahaha.
Mengurangi jajan dalam bentuk kemasan bisa mengurangi banyak sekali sampah. Plusss, kurangi juga pesan antar makanan karena lebih sulit lagi menolak plastik. Karena ingin mengurangi pesan antar tapi tetap malas masak, saya sekarang katering untuk makan siang.
Kotak makan kateringnya dicuci dan bisa dipakai ulang. Tolak juga sendok plastik sekali pakai yang diberikan.
Ini paling mudah dilakukan karena memang (saya sih) sudah jarang sekali ya menggunakan kertas. Kecuali untuk yang tidak bisa digantikan seperti dokumen atau tiket perjalanan.
Yang kecil namun cukup sering: Biasakan klik “tidak” saat mesin ATM menawarkan untuk print struk. Toh sisa saldo bisa kita cek lewat internet banking kan. Sementara print struk itu hanya kita lihat beberapa detik lalu langsung dibuang.
Selain itu, saya juga sudah menggunakan sampo organik dan deodoran organik. Keduanya dengan kemasan kaleng. Baru segitu saja sih, usaha gampang saya mengurangi sampah. Memang cemen kalau dibanding orang-orang yang rasanya sudah jauhhhh sekali menerapkan zero waste lifestyle. Tapi kalau kalian juga ikutan terapkan cara gampang saya ini, seharusnya sampah yang berkurang juga banyak.
Jadi ayo ikutan!