Masih soal kondisi kualitas udara Jakarta yang masih memprihatinkan, sekarang kami fokus membahas dampak buruk polusi udara pada paru anak.
Pertengahan 17-18 Agustus 2019 saya ditugaskan liputan ke Lombok, turun dari pesawat, langit biru dengan gumpalan awan putih menyambut kedatangan saya. Rasanya? Sedih!, sebagai warga Jakarta, yang sudah berbulan-bulan tidak melihat pemandangan demikian.
Saat saya cek kualitas udara saat itu lewat aplikasi Air Visual, tepatnya di sekitar Bandara Udara Zainuddin Abdul Madjid , AQI menunjukkan 34, artinya kualitas udara tergolong baik, sangat minim risiko! Sementara di Jakarta angka AQI bertengger 164, ini sudah masuk kategori sangat tidak sehat.
Kebayang nggak, anak-anak kita harus menghirup udara dengan muatan berbagai macam polusi? Padahal fungsi paru-paru sebagai organ pernapasan paling akhir, memegang fungsi sangat krusial.
Baca juga: 3 Aplikasi untuk Cek Kualitas Udara di Sekitar Kita
Jika terus terpapar dengan kualitas udara yang buruk, dampaknya juga serius. Dikutip dari rilis Rumah Sakit Pondok Indah Group yang Mommies Daily terima, berikut penjelasan dari dr. Wahyuni Indawati, Sp. A (K), dokter spesialis anak konsultan respirologi RS Pondok Indah – Pondok Indah.
“Anak sangat rentan terhadap pajanan lingkungan. Anak-anak bernapas lebih cepat dibanding orang dewasa sehingga mereka akan menghirup lebih banyak polusi per kilogram berat badan dari udara berkualitas buruk. Anak berada dalam periode penting perkembangan sehingga pajanan racun dapat menyebabkan efek negatif. Anak juga mempunyai kebiasaan menjelajah dan beraktivitas di luar ruangan sehingga tergolong populasi yang rentan menghirup atau terpapar polusi udara.
“Pengaruh polusi udara yang paling umum pada anak yaitu iritasi mata dan saluran pernapasan, penurunan fungsi paru, dan perburukan penyakit paru dan jantung yang sudah ada sebelumnya. “Risiko perburukan penyakit paru akan lebih tinggi pada anak yang memiliki penyakit sebelumnya seperti asma, pneumonia, penyakit jantung, gangguan imunitas, malnutrisi, dan lain-lain.”
Untuk meminimalkan dampak kualitas udara yang buruk pada anak, mommies bisa melakukan kiat dari dokter Wahyuni di bawah ini:
-
Semoga keadaan ini lekas membaik, kembali menghirup udara dengan kualitas yang baik untuk pernapasan kita.