Sorry, we couldn't find any article matching ''
dr. Meutia Ayuputri: Ibu Bekerja di Lingkungan yang Dukung Busui, Punya Kepercayaan diri yang Baik untuk Menyusui
dr. Meutia Ayuputeri, MRes, IBCLC, CIMI, konselor menyusui yang berprofesi sebagai dokter umum ini, tak lepas dari drama menyusui. Karena inilah, dia tergerak mengambil sertifikasi sebagai konselor laktasi. Bagaimana cerita lengkapnya?
Meutia Ayuputeri, MRes, IBCLC, CIMI (30), ibu dari Tara (3), Arka (2) yang praktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah, mengisahkan dirinya sempat mengalami masalah menyusui anak pertama. Meski sudah mengaplikasikan semua ilmu ketika pendidikan dokter umum, faktanya drama bingung puting, saluran ASI tersumbat sampai stok ASIP yang terbatas juga sempat mampir dalam kehidupan dokter jebolan dari Newcastle University, Magister Biosains Media & Molekuler dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Penyuka warna hijau dan makanan yang bercita rasa pedas ini, berusaha menyeimbangkan profesi profesionalnya dengan perannya sebagai ibu dan pribadi seutuhnya. Yuk, simak obrolan selengkapnya MD dengan dr. Meutia.
Bisa tolong ceritakan, awal mula Anda tertarik menjadi konselor ASI?
Segera setelah kelahiran anak pertama, niat sekali untuk menyusui anak pertama, sesuai dengan yang diajarkan saat pendidikan dokter. Nyatanya, selama enam bulan bersama bayi saya, kami mengalami beberapa masalah menyusui. Mulai dari saluran ASI tersumbat, anak saya yang dikatakan bingung puting karena menyusu dengan dot setelah saya kembali bekerja, stok ASI yang pas-pasan, sampai kebijakan kantor yang kurang mendukung karyawan yang menyusui. Beberapa kali bolak-balik ke klinik laktasi membuat saya menyadari pentingnya peran konselor menyusui dalam perjalanan menyusui ibu dan bayinya. Sejak ini saya mulai belajar dan praktik sebagai konselor menyusui.
Bagaimana menurut Anda kesadaran para ibu di Indonesia tentang memberikan ASI eksklusif?
Hal ini masih sangat bervariasi, tergantung tingkat pengetahuan ibu terhadap menyusui, dan dukungan orang-orang di sekitar ibu. Contohnya, ibu yang saat kecil menyusu langsung ke ibunya, sudah pernah ikut kelas menyusui, atau membekali diri dengan pengetahuan menyusui, atau ibu yang bekerja di lingkungan yang mendukung ibu menyusui, memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik untuk menyusui.
Selama sekian lama menjadi konselor ASI, dan menangani beberapa kasus. Informasi tentang menyusui apa yang belum teredukasi dengan baik kepada para ibu?
Bahwa ibu memiliki ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Karena memang tidak semua ASI dan proses menyusui dapat dinilai kasat mata dan instan. Mudah sekali bagi ibu untuk merasa ASI tidak cukup dan kecewa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis ibu. Padahal, produksi ASI sudah dimulai sejak trimester kedua kehamilan. Namun, hormon-hormon di tubuh ibu masih bekerja untuk mempertahankan kehamilan sehingga menghambat pengeluaran ASI. Setelah bayi dan plasenta lahir, barulan hormon tubuh ibu bekerja untuk mengeluarkan dan memproduksi ASI untuk mencukupi kebutuhan bayi.
Apa rahasia Anda agar tetap efisien dan fokus dalam bekerja?
Bangun pagi dan menjaga hidrasi tubuh.
Di antara kesibukan Anda, bagaimana menjaga tetap mendapatkan kualitas tidur yang baik?
Menjauhkan gadget dari sekitar tempat tidur.
Selama ini punya olahraga andalan kah, dan kenapa pilih itu?
Yoga ringan di pagi hari buat saya ampuh untuk menjaga kebugaran dan membuat fokus energi untuk aktivitas seharian.
Punya buku favorit yang lagi dibaca seputar karier atau parenting?
Buku Every Patient Tells a Story karangan Lisa Sanders, mengingatkan saya sebagai dokter untuk lebih teliti lagi melihat dan menemukan hal-hal yang ingin dikemukakan pasien.
Me time andalan Anda apa? dan kenapa?
‘Kutak-kutik’ masakan di dapur. Biasanya dengan masak saya merasa tenang dan lebih santai.
Bentuk dukungan dari keluarga yang seperti apa yang membuat Anda merasa didukung sebagai ibu bekerja?
Ibu dan ibu mertua saya keduanya ibu bekerja yang tidak pernah lelah menyemangati saya untuk bisa aktif membuat saya berguna untuk orang lain. Di saat ada konflik di tempat kerja, suami saya juga sabar sekali mendengarkan dan memberikan pendapat, disela-sela kesibukannya sendiri.
Tiga hal yang lakukan kalau lagi ngerasa stuck dengan pekerjaan?
Berdoa, minum teh, window shopping.
-
Terima kasih dr. Meutia untuk berbagi cerita, semoga tetap sehat untuk memberikan edukasi seputar menyusui kepada para mommies , ya :)
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS