Ketika mencoba bertanya ke anak yang sudah mau memasuki usia 13 tahun tentang apa yang dia inginkan dari mamanya, kira-kira seperti apa jawabannya?
Seberapa sering kita mengatakan kepada anak-anak kita, hal apa saja yang kita inginkan atau kita tuntut dari mereka? Sering sudah pasti. Tapi ketika kita memberanikan diri bertanya ke anak kita, apa yang mereka harapkan dari kita sebagai orangtua? Apa yang mereka ingin kita lakukan? Apa yang perlu kita lakukan agar kita bisa memiliki hubungan yang baik dan dekat dengan anak? Apakah kita sudah siap mendengar jawabannya, yang kadang nggak sesuai dengan keinginan kita …. Hahahaha?
Well, dalam obrolan antara saya dengan anak-anak saya ketika kami sedang berada di dalam mobil, setelah mendengar pertanyaan saya, setelah mereka saling lirik satu sama lain, ketika mereka sempat diam dan berpikir sejenak, ternyata ini yang mereka harapkan dari saya …
“Bukan, bukan berarti mama suka pakai baju aneh-aneh, mama pakai bajunya masih normal kok, paling you can see, you can see gitu doang, tapi aku nggak suka kalau lihat mama teman-temanku yang make rok terlalu pendek, celana pendek atau baju yang terlalu ketat. Malu tahu mah sebagai anak…” Well, ketika anak laki-laki kita sudah semakin besar, maka urusan memilih pakaian, makeup hingga aksesoris masuk ke dalam daftar dos and don’ts. Maka, classy but fashionable is a must!
“Cari tahu tentang apa yang lagi trend di kalangan anak-anak, biar kita bisa nyambung kalau diajak ngobrol sama anak maupun teman-temannya. Kalau teman main ke rumah, jangan marah-marah, anak bakalan malu. Dan, jangan pelit makanan kalau teman-teman anak kita sedang main ke rumah.
Mengakui bahwa kita salah dan meminta maaf membuat anak merasa dia dihargai. Dan menjadi contoh nyata untuk anak agar mereka bisa terus melakukan hal yang sama. Berani mengaku salah dan meminta maaf. They are more likely to respect us and learn from us as well.
Jangan asal komen, jangan menegur teman yang menyebalkan, karena kesannya kita terlalu melindungi anak dan anak akan malu bila orangtuanya dikenal sebagai orangtua yang hobi ikut campur. Jadilah silent reader. Kalau memang ada hal yang membuat kita tidak nyaman, bicarakan terlebih dulu dengan anak-anak dan cari kata sepakat bagaimana menyelesaikannya.
Menjadi orangtua yang asik dan bisa menjadi teman ngobrol seru bersama teman-teman berbeda dengan terlalu sok asik dan sok akrab. Setiap kali teman datang lantas kita kekeuh mau ikutan ngobrol bareng terus menerus, ikut meledek anak agar teman menganggap kita seru. Nope!
Sebagai orangtua sudah bawaan memang untuk kita bawel dan memedulikan berbagai hal remeh temeh, namun anak ternyata merasa tidak nyaman dan terlalu dikekang. Jadi, belajar untuk percaya dan merelakan hal-hal sepele. Penting lho untuk memberikan anak remaja kita kebebasan dan mengambil keputusan. Rasa dipercaya membuat anak merasa dihargai dan mereka jadi lebih percaya pada kita.
Bukan hal aneh jika anak biasanya mencari pasangan yang mendekati tipikal ayah atau ibunya. Maka, jika ingin memberikan gambaran mengenai perempuan yang layak dicintai, maka jadilah perempuan yang kita ingin agar anak kita nikahi kelak.
Ya, tentu saja kita ingin memastikan anak kita menjalani hidup yang baik, selalu ada untuk menemani setiap langkah mereka, tapi tahukah Anda, bahwa terus menerus berada di dekat anak membuat mereka merasa bahwa mamanya seolah tak punya kehidupan lain. Tahu apa yang diinginkan oleh anak-anak saya? Mama punya kesibukan lain selain mengurus anak-anak. Bekerja, memiliki dan mengerjakan hobi yang disuka.
Itu yang diinginkan oleh kedua anak saya. Jangan selalu mengambil keputusan untuk anak. Libatkan mereka. Bahkan, untuk keputusan yang tak berpengaruh pada mereka, ajak mereka untuk urun suara.
Itu yang diinginkan oleh anak-anak saya. Berbeda pasti dengan apa yang diinginkan oleh anak-anak Anda semua. Tak ada salahnya mencoba memulai percakapan untuk mengetahui seperti apa harapan mereka terhadap kita, orangtuanya.