10 jenis aktivitas yang menyenangkan untuk di batita, konsepnya sangat mendasar – tapi justru membantu mereka “bertahan hidup” ketika memasuki usia pra sekolah.
Sebagian dari kita punya kesabaran terbatas, tapi energi anak terlalu besar. Tidak ada lelahnya minta main ini dan itu. Baru melek mata aja, di akhir pekan sudah minta main di luar *ganjel mata. Di sisi lain, main, kan, juga hak dasar mereka yang wajib kita penuhi. Selain main di luar, mommies punya sembilan pilihan lainnya, yang bisa dilakukan di rumah.
Energi anak butuh disalurkan dengan cara yang benar dan menyenangkan. Main di luar jadi salah satu opsi terbaik bagi saya selama ini. Dari sekian banyak kegiatan di rumah (waktu belum sekolah atau sudah), aktivitas ini wajib diselipkan.
Menurut Psikolog Anak Ratih Ibrahim, anak itu harus bermain di luar? Karena berdasarkan teori Howard Gardner tentang multiple intelligence, bahwa sejatinya indera kita terbuka terhadap semua stimulasi yang ada di lingkungan sekitar, ada kecerdasan berpikir, berbicara, bergerak, psikomotor (halus maupun kasar), kecerdasan ruang, musik, kecerdasan alam (naturalistik intelligence ) – termasuk stimulasi yang terjadi saat seorang anak bermain di luar ruangan.
Contohnya ketika si kecil bermain perosotan, dari segi intelegensinya dia akan berpikir tentang keselamatan di atas perosotan (maka si kecil akan pegangan). Pada saat dia pegangan dan akhirnya meluncur, ada stimulasi terhadap psikomotornya dan afeksi yaitu rasa senang yang dirasakan.
Saya merasakan sendiri manfaat membacakan dongeng, sedari Jordy masih di bawah 1 tahun. Perbendaharaan kata dia beragam, kemampuan dia bicara sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya. Dari segi rasa ingin tahu juga terstimulasi, ketika proses membacakan dongeng berlangsung. Pilih waktu yang menurut mommies terbaik, artinya kita dan anak sama-sama siap. Sejauh ini, yang saya rasakan paling efektif, sebelum tidur.
Menari jadi media menyenangkan untuk mengenalkan anak pada ritme. Putar lagi favorit dia. Sambil nge-dance sekeluarga, sekalian olahraga. Gerakannya? Ya suka-suka aja, yang penting mengikuti irama musik. Hampir sama seperti membacakan dongeng, lewat musik, anak juga belajar kosa kata. Baik dalam Bahasa Indonesia maupun Inggris.
Yang saya ingat dari kegiatan berbau seni ini (seperti mewarnai dan menggambar), melatih ketelitian dan kesabaran Jordy. Contohnya mewarnai, walau saya nggak mengharuskan nggak boleh keluar garis, Jordy dengan instingnya sendiri, melakukan hal tersebut. Menggambar juga demikian. Namanya masih anak-anak, nggak bisa dituntut bentuk sempurna, kan? Biarkan dia bermain dengan imajinasinya.
Salah satu perkembangan motorik kasar anak adalah, merangkak, belajar jalan, berjalan, akhirnya bisa lari dan melompat. Penting untuk tahu dan belajar tentang keseimbangan. Ada risiko di setiap keputusan gerakan yang mereka buat. Terutama pada tahap batita, yang sudah bisa lari kencang *hufth. Contohkan anak bagaimana cara yang aman mendarat ketika melompat.
Mewarnai dan menggambar termasuk ke dalam klasifikasi poin ke-6 ini. Atau permainan, yang melibatkan gerakan jari jemari. Minta mereka memindahkan potongan kertas warna warni, dari satu tempat ke tempat lain. Kalau sudah mengenal warna dengan baik, klasifikasikan berdasarkan warna.
Pilihan aktivitas sensori yang bisa dilakukan di rumah tergolong banyak dan mudah. Nampan yang berisi beras, dan diselipkan beberapa mainan si kecil, sudah bisa deh mainan sensori. Mau lebih niat lagi, bikin Play Doh sendiri yang aman buat anak-anak.
Bermain sensori juga tidak perlu berantakan. Menyentuh buku, halaman demi halaman juga bisa, memegang berbagai rempah bumbu dapur dan menciumnya, bisa menjadi pilihan mommies.
Ada masanya deh pasti anak akan minta membantu kita seputar pekerjaan rumah. Kalau sudah begini, jangan ditolak, ya, mommies. Berikan sesuai kemampuan mereka. Misalnya, waktu Jordy masih batita, saya sengaja beli sapu kecil, lengkap dengan serokannya (Mini Dustpan Set). Senangnyaaa ekspresi Jordy waktu dikasih kepercayaan membersihkan sesuatu. Nanti bisa naik tingkat, mencuci piring plastik, memotong sayuran dengan pisau anak-anak, merapihkan tempat tidur dan seterusnya.
Nomor ini menjadi sulit dilakukan, jika di lingkungan rumah tidak ada teman sebayanya. Maka, perlu usaha ekstra mencarikan tempat bermain, yang memungkinkan si kecil bermain dengan anak lain. Mulai dari bermain imajinatif, role play, atau sesederhana berlarian – perhatikan ekspreasi wajahnya saat menceritakan berapa serunya main dengan teman-teman.
Secara alami, anak bisa menghibur dirinya sendiri. Buktinya, mommies sering mendapati mereka berimajinasi dengan berbagai mainan mereka, kan? Monolog – nanya dan jawab sendiri, ahahaha. Sesekali kalau saya, suka negur, “ceritanya lagi main apa itu?”. Tapi cukup nanya, nggak mau mengganggu plot cerita yang sudah dibuat Jordy. Saya juga bisa sekejap me time :D.
*Artikel ini diadaptasi dari: thesaltymamas.com