Sorry, we couldn't find any article matching ''
Playdate dengan Anak Yang Tak Vaksin, Yes or No?
Saya adalah tipe ibu yang membebaskan ibu lain mengambil pilihannya sendiri. Tapi tidak untuk vaksin.
Ibu mau ASI bagus, sudah berjuang tapi ternyata harus susu formula ya tidak apa-apa. Ibu mau bekerja silakan, mau di rumah ya boleh saja. Tapi saya saklek banget pada aturan-aturan tentang vaksin.
Menurut saya vaksin itu bukan hanya wajib dilakukan pada anak dan keluarga sendiri tapi juga wajib dikampanyekan oleh lebih banyak orang. Karena penyakit yang dilawan dengan vaksin bisa sampai punah kalau semua orang vaksin dan terbentuk herd immunity yang baik.
Untuk yang belum tahu, herd immunity adalah kondisi di mana sebuah populasi jadi imun terhadap penyakit menular tertentu karena lebih banyak orang yang imun dibanding yang tidak imun. Alias lebih banyak yang vaksin dibanding yang tidak vaksin.
Ketika banyak orang yang memilih tidak vaksin, herd immunity tidak akan terbentuk dan penyakit menular pun bisa datang dan saling menularkan sehingga menjadi wabah. Ini sih yang saya hindari. Jadi apakah saya mau playdate dengan anak yang tidak vaksin? Jawabannya tentu tidak.
Penyakit seperti pertusis (batuk rejan, bisa dihindari dengan vaksin DPT), measles (campak), rubella (campak Jerman, bisa dihindari dengan vaksin MMR) sangat mudah menular. Apalagi kebanyakan orang tidak sadar kalau anaknya sedang terkena rubella karena gejalanya yang ringan. Namun jika si anak menularkan rubella pada ibu yang sedang hamil, anak si ibu berpotensi cacat lahir dan komplikasi lainnya.
Jadi, apakah saya akan mengizinkan anak untuk playdate dengan anak yang tidak vaksin? Jawabannya: Tidak.
Dari mana saya tahu bahwa semua anak yang playdate dengan anak adalah anak yang divaksin? Saya hanya akan mengizinkannya bermain dengan orang yang saya kenal betul, dan yakin ia vaksin anaknya.
Zaman sekarang ya, memilih-milih teman memang sudah seharusnya dilakukan. Jangan sampai karena alasan silaturahmi, lalu malah jadi sakit. Mohon maaf, saya tidak pilih teman berdasarkan SARA, tapi menurut saya orang-orang yang memilih tidak vaksin, silakan bergabung dengan sesama yang tidak vaksin. Begitu pula sebaliknya. Sehingga kalau sakit ya sakit sendiri saja jangan menularkannya ke orang lain.
Ini bisa dipermudah dengan pilihan sekolah. Saya selalu memilih sekolah yang mewajibkan buku vaksin dan punya kebijakan wajib ikut vaksin di sekolah jika ada program pemerintah. Seperti saat kejadian luar biasa DPT dan saat pemerintah mengkampanyekan vaksin MR, sekolah anak saya mewajibkan semua siswa dan guru untuk divaksin, tanpa terkecuali.
Kalau anaknya masih bayi, jaga anak dari sentuhan orang asing juga sama pentingnya lho. Bayi masih punya kulit yang sensitif dan kita tidak tahu orang itu habis memegang apa. Biar dibilang sombong yang penting anak terlindungi. Sebaliknya pula, posisikan diri sebagai orangtua dan jangan asal colek bayi orang lain. Tidak sopan dan tidak perlu.
Kalau mommies bagaimana, maukah playdate dengan anak lain yang tidak vaksin?
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS