Kapan waktu yang tepat, mulai dari mana, kalimat yang nyaman supaya nggak canggung? Yuk, cari tahu seputar menyampaikan informasi penting jelang anak puber bersama pakarnya.
Ngeri-ngeri sedap, deh, kalau anak sudah memasuki usia pubertas. Seperti anak saya yang pertama, dikiiit lagi mimpi basah. Dia pun juga sudah banyak bertanya, kalau mimpi basah, tuh, mimpi apa, sih? Kok bisa basah? Berkali-kali saya jawab kalau itu bukan mimpi ngompol, berkali-kali itu pula dia makin penasaran.
Baca juga: Masturbasi Pada Remaja, Bagaimana Menyikapinya?
Saya sadar diri banget untuk segera membahas hal ini. Inginnya, sih, dia tahu lebih dulu dari saya dibanding cari tahu sendiri. Cuma, ya, itu. Seringkali saya nggak tahu mau mulai dari mana. Untuk itu saya minta saran, deh, dari Mbak Irma Gustiana A, M.Psi, Psikolog, apa saja yang wajib diketahui anak mengenai pubertas serta bagaimana cara tepat menyampaikannya.
J: Sangat perlu, karena pengetahuan mengenai pubertas itu adalah modal utama mereka untuk menjaga dirinya sendiri. Sebenarnya topik tentang pubertas ini sudah bisa dibahas pada anak-anak perempuan yang berusia 8-9 tahun. Mengingat di usia tersebut sudah banyak anak perempuan yang mengalami pubertas dini, misalnya saja ketika anak mengalami menstruasi pertama di usia 9 tahun. Sedangkan anak lelaki bisa juga mulai diinformasikan saat usianya 9-10 tahun, umumnya anak lelaki mengalami pubertas saat usia 10 tahun ke atas.
Baca juga: Ngobrol Tentang Pendidikan Seksual Sesuai Usia si Kecil
J: Sebenarnya, kan, topik bahasan ini bisa dibicarakan dalam konteks ilmu biologi atau pengetahuan alam pada anak. Pembicaraan bisa dimulai dari diskusi mengenai, kenapa, sih, ia perlu memahami tentang perubahan yang terjadi pada dirinya. Pastikan anak sedang dalam mood yang baik, jadi penyampaian akan lebih mudah diterima. Misalnya, “Kak, mama, atau papa mau diskusi, nih, sama kakak. Kakak kan sebentar lagi naik ke kelas 4 SD, sudah menjelang umur 9 tahun, mama dan papa ingin ngobrol yang penting banget. Ini soal mempersiapkan diri kakak dengan perubahan fisik kakak? Kakak tahu pubertas?” Dan lanjutkan sampai pembicaraan santai dan bila perlu gunakan alat bantu visual biologi seperti tentang perubahan fisik otot tubuhnya.
J: Dalam hal ini sama saja dalam hal penyampaiannya, semua harus santai dan kalimatnya mudah dipahami anak.
J: Mereka perlu memahami ketika mereka telah mengalami masa puber, yaitu mengalami menstruasi dan mimpi basah yang artinya mereka telah produktif secara seksual. Maka dalam bermain, mereka harus pintar menjaga diri dan batasan pergaulan. Mana yang boleh, dan mana yang tidak boleh dilakukan. Selain itu tentang kebersihan diri juga harus diajarkan, misalnya cara membuang pembalut bekas. Dan kaitannya dengan spiritual, tentu bagaimana tata cara adab membersihkan diri harus diajarkan.
J: Intinya begini, dalam menyampaikan hal yang kaitannya dengan pendidikan seksual semua ada tahapannya tergantung pada usia dan kemampuan anak memahami informasi. Sehingga pada anak-anak yang baru berusia 8-10 tahun tadi, penjelasannya lebih terkait pada perubahan fisik, sosial dan emosi, cara membersihkan diri, tata cara pergaulan yang sehat dan menjaga area privat.
Baca juga: Tahapan Pubertas pada Anak Perempuan dan Laki-laki