Salut untuk para tenaga medis yang terketuk hatinya mendampingi pengguna Narkoba. Salah satunya dr. Devi Tri Anggaraini, dokter umum yang sengaja kursus bidang narkoba untuk membantu kesembuhan para pasiennya. Seperti apa kisah selengkapnya?
Adalah dr. Devi Tri Anggaraini (44), rela mendedikasikan waktunya untuk merawat klien pengguna Narkoba. Sebetulnya Devi adalah dokter umum, tapi ia sengaja mengikuti pelatihan dan kursus dalam bidang Narkoba. Diawali karena ditunjuk oleh pihak kampus, lama kelamaan dia “ketagihan” mengikuti serangkaian talkshow dan seminar lainnya yang berkaitan dengan terapi pengguna Narkoba. Pelatihan dan kursus yang Devi pernah ikuti di antaranya:
Devi praktik di Klinik IPWL & PTRM di Puskemas Pondok Gede Bekasi, sejak 20 Februari 2012 hingga sekarang. Berbagai tantangan Devi hadapi bersama timnya, misalnya ketika tidak semua keluarga pasien mendukung kesembuhan pasien untuk keluar dari jerat Narkoba. Devi mengatakan, “sebagian keluarga menganggap mereka tidak akan pernah pulih.”
Namun, Devi tak putus harapan, ia terus memberikan keyakinan pada keluarga, bahwa kepulihan klien tergantung pada dukungan keluarga, “saya akan sangat bersyukur jika melihat klien datang, didampingi salah satu keluarga, dengan begitu klien akan termotivasi untuk pulih melihat semangat keluarga yang mengantar mereka.”
Klien Devi datang setiap hari, mulai pukul 10.00 hingga 12.00 WIB. Mereka diberikan Terapi Substitusi, yaitu terapi dengan zat pengganti yang dosisnya senyawa dengan yang dia pakai , sehingga dosisnya sedikit demi sedikit dikurangi. Dengan cara Tappering off: memberikan dosis terapi obat perlahan-lahan naik sampai dosis dimana mereka nyaman lalu sedikit demi sedikit dikurangi sampai nol dosis dan itu dilakukan dengan cara minum melalui mulut di depan Devi dan timnya.
Bukan tanpa drama Devi dan timnya menjalani profesi mulia ini. Salah satu yang paling membekas di hati, ketika pertama kali buka klinik dan salah satu klien telat datang pelayanan akibat sakau, klien menendang dan merusak pintu klinik dan mematahkan spion mobil salah satu tim kami.
Pasien Devi mayoritas, datang sebagai pribadi yang tidak punya profesi. Karena dari sisi semangat, mereka sudah tidak punya semangat untuk berkarya. Yang ada kata Devi, hanya menjual barang-barang yang ada di rumah untuk mendapatkan narkotik.
Menurut keterangan Devi, setelah dua minggu menjalani terapi, pasiennya mulai timbul motivasi untuk bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Kini di antara mereka ada yang bekerja di rumah makan, toko dan membuka usaha sendiri.
Pasien Devi rata-rata datang dari kalangan ekonomi menengah ke atas, dengan rentang usia 20-50 tahun. Alasan mereka menjadi pengguna, rata-rata karena faktor lingkungan dan pergaulan, ada sugesti untuk coba-coba Narkoba, hingga akhirnya terjerumus menjadi pemakai.
Image: by Matthew Henry on Unsplash
Devi punya dua pesan penting, kepada siapa saja yang anggota keluarganya sedang berjuang sembuh dari Narkoba:
Dari cerita Mbak Devi, saya menyimpulkan, keluarga adalah support system utama, untuk kesembuhan pasien. Apapun yang melatarbelakangi keluarga kita terjerumus Narkoba, keluarga adalah satu-satunya tempat teraman untuk mereka, tempat paling nyaman untuk “pulang” setelah lelah diperbudak Narkoba. Mari sambut dengan hati yang lapang, agar semangat yang sama menular kepada mereka, sembuh dan jadi manusia yang berdaya untuk diri sendiri dan lingkungan.