Pernah mendengar istilah Polihidramnion? Ketika ibu hamil mengalami kelebihan air ketuban. Jika ini terjadi, apa risikonya pada bayi dan ibu yang sedang mengandung?
Seputar permasalahan air ketuban, umumnya yang kita tahu kekurangan air ketuban. Ternyata (saya juga baru tahu), ada kasus sebaliknya, ibu hamil kelebihan volume air ketubah, namanya Polihidramnion.
Untuk mengetahui secara detail dari ilmu medis, kita kupas tuntas bersama dr. Riyan Hari Kurniawan, SpOG dari RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat
Polihidramnion merupakan keadaan tidak normal yang ditandai dengan adanya peningkatan volume cairan ketuban dalam jumlah berlebihan. Kondisi ini berhubungan dengan peningkatan kematian dan kesakitan bayi baru lahir, serta komplikasi pada ibu seperti terlepasnya (solusio) plasenta, kelainan rahim dan perdarahan setelah persalinan.
Penyebab dari volume cairan ketuban berlebih atau polihidramnion merupakan segala sesuatu yang memengaruhi keseimbangan antara kemampuan janin untuk menelan dan urin yang di keluarkan. Secara normal, janin akan menelan cairan ketuban di sekitarnya dan mengeluarkan urin. Bila terdapat gangguan pada proses menelan dan mengeluarkan urin pada janin sehingga terjadi ketidakseimbangan maka dapat memengaruhi jumlah cairan ketuban baik menjadi lebih sedikit (oligohidramnion) atau menjadi lebih banyak (polihidramnion).
Penyebab dari polihidramnion dapat terjadi karena gangguan pada proses menelan janin atau jumlah urin yang dikeluarkan dalam jumlah yang banyak. Kondisi ini dapat ditemukan pada:
Kecurigaan adanya kondisi polihidramnion pada kehamilan dapat dilihat dari ukuran rahim yang besar untuk usia kehamilan ibu saat itu. Selain itu dapat juga ditemukan temuan klinis utama berupa ukuran rahim yang besar dan tegang disertai dengan kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan denyut jantung janin. Pada keadaan berat, ibu dapat mengalami kesulitan bernapas, pembengkakan tungkai, dan pengurangan volume air kencing ibu.
Pada kondisi polihidramnion perut ibu akan memiliki ukuran lebih besar dari usia kehamilan, hal ini dapat menyebabkan penekanan pada diafragma dan menyebabkan keluhan seperti sesak napas atau kesulitas dalam bernapas. Pembengkakan pada tungkai bawah / kaki juga dapat ditemukan karena kondisi kehamilan dan distensi dinding perut akibat kondisi polihidramnion ini dapat menghambat aliran balik vena ke jantung.
Faktor risiko polihidramnion di antaranya adanya ibu dengan kencing manis, riwayat polihidramnion pada keluarga, dan adanya infeksi saat kehamilan.
Pada polihidramnion akibat kencing manis yang didapat saat hamil dapat menyebabkan kondisi janin besar. Selain itu dapat juga memunculkan komplikasi berupa kelahiran kurang bulan (prematur), ketuban pecah dini, presentasi janin yang abnormal, prolaps cord dan perdarahan pos partum yang tentunya dapat memengaruhi kondisi bayi saat lahir. Selain itu dapat juga terjadi malposisi janin seperti presentasi bokong dapat terjadi pada kondisi kehamilan dengan polihidramnion.
Diagnosis hidramnion ditegakkan bila jumlah cairan ketuban lebih dari 2000 ml. Diagnosis pada kehamilan dengan polihidramnion dapat dilakukan dengan pemeriksaan ultrasonografi dengan menilai jumlah cairan amnion yang ada. Selain itu pemeriksaan USG juga dapat menilai kemungkinan adanya kelainan janin dan komplikasi lainnya.
Pemeriksaan yang dapat juga dilakukan adalah pemeriksaan gula darah untuk melihat adanya risiko kencing manis pada ibu. Pemeriksaan darah juga bermanfaaat untuk menilai faktor risiko infeksi yang juga dapat menyebabkan kondisi polihidramnion.
Pemeriksaan pengambilan contoh cairan ketuban (amniosentesis) merupakan prosedur yang dapat dilakukan untuk menilai analisis kelainan kromosom yang dapat berhubungan dengan kondisi polihidramnion.
Pengobatan ditentukan berdasarkan derajat keparahan polihidramnion yang terjadi.
Polihidramnion tipe mild jarang membutuhkan terapi khusus dan umumnya akan hilang dengan sendirinya. Terkadang memang ditemukan rasa tidak nyaman namun umumnya dapat hilang tanpa intervensi khusus.
Pada kasus lain terapi dilakukan pada kondisi khusus misalnya seperti kencing manis maka di tangani ahli diabetes pada ibu dan terpai ini dapat memperbaiki kondisi polihidramnion yang ada. Bila terdapat infeksi pada ibu maka dilakukan penatalaksanaan pada infeksi yang ada. Sehingga tatalaksana yang dilakukan dipertimbangkan berdasarkan derajat polihdramnion serta kemungkinan penyebabnya.